jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Selasa, 31 Agustus 2010

Kasus Bantuan Sosial (Bansos)

Sukoharjo (Espos). Kejaksaan Negeri (Kejari) Sukoharjo siap melimpahkan kasus bantuan sosial (Bansos) dengan dana APBD provinsi serta kabupaten kepada Pengadilan Negeri (PN).

Sebagai informasi, sebanyak empat kasus Bansos selama beberapa bulan ini telah ditangani oleh Kejari. Keempatnya merupakan kasus dugaan penyelewenangan dana Bansos yang bersumber dari APBD provinsi serta kabupaten tahun anggaran 2009. Total kerugian negara yang ditimbulkan akibat kasus tersebut senilai Rp 209 juta.

Kepala Kejari (Kajari) Sukoharjo, Kardi menuturkan, diperkirakan September kasus sudah dilimpahkan ke PN. “Proses penyidikan empat kasus Bansos sekarang ini memang sudah selesai. Pada September ini, keempat-empatnya siap kami limpahkan ke PN,” jelasnya ketika dijumpai, Selasa (31/8).

Indonesia Ikuti MTQ Internasional di Tunisia

Dakwatuna.Com, Jakarta. Indonesia satu-satunya peserta Asia Tenggara dalam Musabaqatu Tunis ad-Dauliyah li Hifzhil Quran wa Tialawatihi wa Tafsiirih (Kompetisi Internasional Menghafal, Membaca dan Menafsirkan Al Quran) yang diselenggarakan Kementerian Agama Tunisia.

Pada tahun ini Indonesia diwakili Muhammad Fadhil dari Provinsi Sumatera Selatan, yang berkompetisi dalam kategori hafalan seluruh Alquran (30 juz) beserta tajwid, demikian keterangan pers KBRI Tunis, yang diterima Antara, Rabu.

Secara keseluruhan, perlombaan dibagi ke dalam lima kategori, yaitu hafalan dan bacaan 30 juz serta tafsir juz kesembilan, hafalan dan dan bacaan 30 juz beserta tajwid, hafalan dan bacaan 20 juz, hafalan dan bacaan 15 juz, hafalan dan bacaan tujuh setengah juz.

Komisi VIII Siap Bahas RUU Pengelolaan ZIS

Dakwatuna.Com, Jakarta. Komisi VIII DPR RI berharap pembahasan RUU Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (ZIS) dikembalikan kepada Komisi VIII, bukan lintas komisi.
“Mudah-mudahan diserahkan ke komisi karena teman-teman sudah siap. Artinya bukannya di Komisi VIII merasa mengetahui, tetapi lebih intens bergelut dengan hal-hal itu. Karena memang pakarnya,” kata Ketua Komisi VIII Abdul Kadir Karding kepada jurnalparlemen.com di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (31/8).

Dalam rapat paripurna, fraksi-fraksi di DPR telah bersepakat memutuskan bahwa RUU tentang Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh yang merupakan usul inisiatif Komisi VIII DPR RI itu menjadi RUU.

10 Bersaudara Hafal Al-Qur’an

Dakwatuna.Com, Telanaipura. Siapa yang menyangka bila 10 putra pasangan H Mutammimul Ula (Ustadz Tammim) dan Wirianingsih (Ibu Wiwi), ternyata bisa menjadi penghapal Alquran alias Hafizh. Pada Sabtu (28/8) lalu, keluarga ini mengikuti undangan DPD PKS Jambi.

Kedua pasangan suami istri tersebut mendidik dan membina kepribadian putra-putrinya dengan kebaikan akhlak, perilaku Qurani, anggota keluarga tidak pernah lepas untuk menghapal ayat suci Alquran yang menjadi pegangan hidup bagi seluruh umat muslim.

Keluarga tersebut juga menjadi inspirasi bagi keluarga muslim lainnya untuk dapat meneladani keistimewaannya. Kesepuluh putra mereka, selain berhasil di bidang keagamaan, juga berhasil di bidang akademik dan kemasyarakatan.

Misalnya, putra pertama H Mutamimul ‘Ula, Afzalurahman Assalam. Kini dia semester akhir Teknik Geofisika ITB, hafal Alquran sejak usia 13 tahun, dan Juara I MTQ putra pelajar SMU se-Solo. Selain itu, dia juga menjabat sebagai Ketua Pembinaan Majelis Taklim Salman ITB dan terpilih sebagai peserta Pertamina Youth Programme 2007.

PKS Kritik Golkar soal Rencana Interpelasi Krisis RI-Malaysia

TEMPO Interaktif, Jakarta. PKS meminta Golkar tidak mengorbankan wajah Indonesia di dunia internasional terkait perselisihan RI-Malaysia. "Saya harap tidak digunakan untuk kepentingan politik pragmatis. Jangan korbankan wajah kita di dunia internasional untuk kepentingan politik jangka pendek," kata Ketua Fraksi PKS Musthafa Kamal, Selasa (31/8), di gedung DPR, Jakarta.

Menurut Musthafa, persoalan hak interpelasi sama sekali belum dibahas di Setgab koalisi. Karena itulah dia mengaku kaget mengapa Golkar akan menggunakan hak tersebut. "Saya sayangkan, kok, berubah," ujarnya.

Bagi PKS sendiri, kata dia, belum ada urgensinya Dewan menggunakan hak interpelasi soal Malaysia. Apalagi antara Malaysia dan Indonesia adalah negara serumpun yang bersahabat.

PKS Kampanyekan Warnet Bersih Situs Porno

Dakwatuna.Com. Gorontalo. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Gorontalo, terus mengkampanyekan agar warung internet (warnet) di wilayah itu, bisa bersih dari situs dan konten porno.


“Kampanye ini, kami lakukan melalui ceramah-ceramah, dakwah serta dalam pertemuan internal,” kata Ketua dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS setempat, Abdulrahman Abubakar Bachmid, Selasa.

Dia mengharapkan pemerintah daerah setempat, juga menginspeksi guna memastikan setiap warnet di wilayah itu bersih dari konten porno.

Komisi I DPR Desak Pembangunan Kekuatan Maritim

Jakarta. Hasil rapat dengar pendapat umum Komisi I DPR RI dengan jajaran Menteri Menko Polhukam berujung pada kesimpulan tentang masih banyaknya PR untuk mengelola perbatasan. Termasuk di dalamnya pembangunan kekuatan maritim yang lebih kokoh.

Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) antara Komisi I DPR dengan menteri-menteri yang tergabung dalam jajaran Menko Polhukam baru selesai sekitar pukul 01.00 WIB, Rabu (1/9/2010). Menteri-menteri Menko Polhukam tampil komplet yang terdiri dari Menko Polhukam Djoko Suyanto, Panglima TNI Djoko Santoso, Menkum HAM Patrialis Akbar, Menhan Purnomo Yosgiantoro, KaBIN Sutanto Mendagri Gamawan Fauzi dan Irwasum Mabes Polri Nanan Sukarna yang hadir mewakili Kapolri Bambang HD ini membahas tentang pengelolaan wilayah perbatasan.

Hasil dari rapat tersebut adalah desakan kepada pemerintah untuk memberi prioritas pada pembangunan kekuatan maritim guna mengamankan wilayah perbatasan. Selain itu koordinasi badan-badan yang memiliki kewenangan untuk mengelola perbatasan diminta untuk lebih ditingkatkan.

Pemilihan Cilangkap Siratkan Opsi Hard Power Presiden

Jakarta. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menyampaikan pidato terkait dengan Malaysia di depan Panglima TNI beserta jajarannya. Ketua Komisi I DPR Mahfud Siddiq menilai Presiden menyiratkan opsi hard power dalam langkah diplomasi.

Seperti yang disampaikan oleh SBY di Istana Negara kemarin, orang nomor satu di Indonesia tersebut akan menyampaikan orasi tentang hubungan dengan Malaysia, di Markas Besar TNI, di Cilangkap seusai salat tarawih, malam ini. SBY juga menegaskan bahwa dia tidak akan main-main dengan kedaulatan bangsa.

Pemilihan Cilangkap sebagai tempat untuk menyampaikan pidato tersebut mendapat tanggapan positif yang relatif seragam. Tak terkecuali Mahfud Siddiq yang semalam baru saja menjamu jajaran menteri Menko Polhukam dalam rapat dengar pendapat umum Komisi I tentang pengelolaan perbatasan khususnya dengan Malaysia.

Senin, 30 Agustus 2010

Muhammadiyah Izinkan Kadernya ke PKS

Jakarta. Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin menyambut baik kedatangan DPP PKS di gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin (30/8). Bahkan, ia mengizinkan kadernya berjuang ke PKS.

Kedatangan DPP PKS tersebut bertujuan untuk menjaga silaturahmi di bulan Ramadhan sekaligus juga menjelang Idul Fitri. "Kedatangan kami adalah dalam rangka silaturahmi sebelum Idul Fitri dan kebetulan juga setelah kami mengadakan Musyawarah Nasional (Munas)," kata Presiden PKS, Luthfi Hasan.

Ia juga mengatakan, pihaknya siap memfasilitasi keperluan Muhammadiyah jika memang Muhammadiyah membutuhkan bantuan.
Cerita-1

Seorang wartawan citynews menghentikan kendaraannya ketika melihat kerumunan. Sepertinya ada kecelakaan. Karena begitu banyak orang mengerumuni korban, ia tidak bisa melihat kondisinya. Lalu muncul ide.

"Minggir, minggir, saya ayahnya korban!"

Langsung saja kerumunan membuka jalan, semua orang melihat pada dirinya.
Sang wartawan tersenyum dalam hati, ternyata strateginya berhasil.

Ia bisa menembus kerumunan dengan mudah. Wah saya memang wartawan penuh strategi, pikirnya bangga.

Ketika ia melihat korban, ternyata yang tergeletak adalah SEEKOR MONYET korban tabrak lari.

Minggu, 29 Agustus 2010

Negara Bertauhid itu Bernama Indonesia

Dakwatuna.Com. Pada tanggal 9 Ramadhan 1364 H., bertepatan tanggal 17 Agustus 1945, para pendiri negara ini memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia dari kolonialisme. Bangsa Indonesia kembali merayakan hari jadinya yang ke 65 tahun, persis jatuh pada bulan suci Ramadhan, tepatnya hari Selasa, tanggal 7 Ramadhan 1431 H., kesan peringatan kali ini lebih terlihat sederhana, khusyu’ dan jauh dari hura-hura.

Kalau kita tengok kembali perjalanan sejarah bangsa besar ini, kita akan menemukan bahwa peran, kontribusi dan perjuangan umat Islam terhadap kemerdekaan begitu besar. Tercatat dalam buku sejarah kita, para pahlawan, syuhada’ dari berbagai pelosok negeri ini adalah nota bene mereka muslim. Mereka berjihad membela tanah airnya dan menegakkan agamanya sekaligus. Dengan jiwa dan raga mereka membela negeri ini. Ada Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah, ada Imam Bonjol di Sumatera, ada Kapitan Pattimura Ahmad Lussy, ada Cut Nyak Dien, dan sederet nama-nama pahlawan nasional lainnya, bahkan ada di antara kakek-nenek kita, orang tua kita yang juga berjuang mengusir penjajah, namun mereka tidak tercatat sebagai pahlawan dan tidak di makamkan di Taman Makam Pahlawan. Kemudian, para pendiri negeri ini meneruskan perjuangan mereka dan memproklamirkan kemerdekaannya.

Negara Tauhid

Para pendiri bangsa ini meletakkan dasar negara Indonesia berasaskan Tauhid (penuturan saksi sejarah kepada penulis). Itu terbukti secara konstitusional. Paling tidak ada 3 dalil kanstitusional yang menguatkan hal itu:

Sandrina Malakiano: Islam Membuatnya Lebih Sabar dan Ikhlas

Dakwatuna.Com. Penikmat televisi di Tanah Air tentunya mengenal sosok perempuan satu ini. Alessandra Shinta Malakiano nama lengkap perempuan tersebut. Namun, publik lebih mengenalnya dengan nama Sandrina Malakiano. Nama yang kerap dipakainya pada saat tampil di layar kaca salah satu stasiun televisi di Indonesia untuk menyampaikan berita dan peristiwa.

Lahir di Bangkok, Thailand, pada 24 November 1971, Sandrina dibesarkan di tengah keluarga dengan dua kultur yang berbeda. Ayahnya yang berasal dari Armenia, Italia, merupakan pemeluk Katolik Gregorian. Sementara ibunya yang berdarah Solo-Madura beragama Islam, yang kuat memegang budaya kejawen. ”Saya ini sangat beruntung karena dibesarkan dalam keluarga yang sangat berwarna. Karenanya, saya sering menyebut kehidupan dalam keluarga saya itu sebagai united colours of religion,” ujarnya suatu ketika.

Kombinasi dua budaya yang berbeda dari kedua orang tuanya itu, melahirkan kebebasan memeluk agama apa pun bagi anak-anaknya, termasuk Sandrina. Kendati sang ayah pemeluk Katolik Gregorian dan sang ibu seorang Muslimah, namun Sandrina serta kakak laki-lakinya justru mendapatkan pendidikan agama Kristen Protestan. Pendidikan ini ia peroleh di sekolah. Kondisi tersebut, terangnya, dikarenakan pemeluk Katolik Gregorian di Indonesia sangat langka, sehingga gereja Gregorian hanya ada satu yaitu di Jakarta. Sementara, sejak dari bayi, ia tumbuh dan besar di Bali.

Rosulullah saw, Para Sahabatnya, dan Para Kholifah Berjihad di bulan Ramadhan, bagaimana kita ?

Oleh: Hafidz Abdurrahman
Bulan Ramadhan tidak hanya berarti syahru as-shiyam (bulan puasa) bagi umat Islam, tetapi juga syahr al-jihad wa al-intisharat (bulan perang dan kemenangan). Banyak peperangan dan kemenangan justru diraih oleh kaum Muslim sejak zaman Nabi Muhammad saw. hingga generasi berikutnya pada bulan yang agung ini. Meski pada bulan suci ini mereka berpuasa, dengan menahan lapar dan dahaga, tetapi tidak sedikitpun puasa mereka mempengaruhi semangat dan kekuatan mereka untuk mengalahkan musuh-musuh mereka. Sebaliknya, justru pada bulan ini, mereka melipatgandakan aktivitas mereka, karena imbalan pahala yang besar di sisi-Nya. Satu perbuatan wajib di bulan ini, sama nilainya dengan 70 pahala amalan wajib di luar bulan suci. Selain itu, dengan modal ketaatan mereka yang tinggi di bulan ini, maka kemenangan demi kemenangan pun bisa mereka rengkuh. Dua faktor inilah yang membuat sejarah Ramadhan umat Islam dipenuhi dengan berbagai peristiwa peperangan dan kemenangan.

Bahkan tidak sedikit generasi terbaik umat ini meraih Lailatu al-qadar, yang juga malam di mana al-Qur'an diturunkan, ketika mereka sedang melakukan peperangan besar di bulan Ramadhan. Di malam itu, mereka bukan hanya mendapatkan momentum Lailatu al-Qadar, satu malam lebih baik daripada seribu bulan, tetapi juga kemenangan agung yang mengantarkan kemuliaan hidup mereka di dunia dan akhirat.

Boikot Produk Israel di Eropa Terus Meluas

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV. Sejumlah produsen Zionis mengungkapkan kekhawatiranya atas makin meluasnya gerakan boikot dari sejumlah negara Eropa terhadap komoditas Zionis. Kondisi ini mengakibatkan nilai ekspor negara tersebut main menurun. Di sisi lain, gerakan solidaritas terhadap masalah Palestina makin meluas. Pemahaman masyarakat tentang pentingnya gerakan boikot ekonomi terhadap Israel makin baik.

Harian Maarev Zionis, Ahad (29/8) melansir laporan tentang bahayanya boikot ekonomi yang terus berkembang di Eropa. Beberapa bulan terakhir, jumlah perusahaan Eropa melakukan aksi boikotnya terhadap produksi Zionis. Mereka menarik investasinya di sejumlah perusahaan Zionis, disebabkan masalah politik.

Sementara itu, seorang pengusaha Zionis, Daniel Bettini, produsen kaca di wilayah rampasan Ariel menyebutkan, perusahaanya mendapat kerugian yang cukup besar, akibat boikot sejumlah perusahaan di Eropa. Demikian juga dengan Yuve Ben Zupe, pemilik perusahaan plastik untuk kaca di Ariel. Ia mengatakan, nilai ekspor pabriknya ke Eropa, hampir-hampir mandeg.

Negara Terkaya Di Dunia Yang Luput Dari Perhatian Dunia

Baca dulu, sumpah nangis, berlinang air mata !!!
Banyak sebenarnya yang tidak tahu dimanakah negara terkaya di planet bumi ini, ada yang mengatakan Amerika, ada juga yang mengatakan negera-negara di timur tengah. tidak salah sebenarnya, contohnya amerika. negara super power itu memiliki tingkat kemajuan teknologi yang hanya bisa disaingi segelintir negara, contoh lain lagi adalah negara-negara di timur tengah.

Rata-rata negara yang tertutup gurun pasir dan cuaca yang menyengat itu mengandung jutaan barrel minyak yang siap untuk diolah. tapi itu semua belum cukup untuk menyamai negara yang satu ini. bahkan Amerika, Negara-negara timur tengah serta Uni Eropa-pun tak mampu menyamainya.dan inilah negara terkaya di planet bumi yang luput dari perhatian warga bumi lainya. warga negara ini pastilah bangga jika mereka tahu. tapi sayangnya mereka tidak sadar "berdiri di atas berlian" langsung saja kita lihat profil negaranya.

Wooww... Apa yang terjadi? apakah penulis (saya) salah? tapi dengan tegas saya nyatakan bahwa negara itulah sebagai negara terkaya di dunia. tapi bukankah negara itu sedang dalam kondisi terpuruk? hutang dimana-mana, kemiskinan, korupsi yang meraja lela, kondisi moral bangsa yang kian menurun serta masalah-masalah lain yang sedang menyelimuti negara itu.baiklah mari kita urai semuanya satu persatu sehingga kita bisa melihat kekayaan negara ini sesungguhnya.

Mensos Bantu Ribuan Lansia

SUKOHARJO. Warga lanjut usia (Lansia) telantar di Sukoharjo mendapatkan bantuan dari Kementerian Sosial, Sabtu (28/8). Bantuan tersebut diberikan karena faktanya sebanyak 1,7 juta warga Lansia di Indonesia masih butuh santunan Rp 300.000 per bulan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Bantuan diberikan oleh Menteri Sosial (Mensos), Salim Segaf Al Jufri di rumah dinas Bupati Sukoharjo, Sabtu (28/8). Dikatakan Mensos, di Indonesia saat ini ada sekitar 1,7 juta Lansia yang telantar. Sayang, dari jumlah itu Kementerian Sosial baru mampu memberi jaminan untuk 10.000 Lansia. “Bantuan di Sukoharjo difokuskan di wilayah Polokarto,” jelas Mensos.

Menurut Mensos, saat ini anggaran di tingkat pusat terkait pemberian bantuan tersebut masih cukup untuk mengkover semua Lansia telantar itu. Diharapkan bantuan tersebut dapat mengurangi jumlah Lansia tidak mampu di Indonesia.

Fachri ’serang’ KPK di Twitter, citra bersih PKS dipertanyakan

Jakarta. Wakil Ketua Komisi III DPR Fachri Hamzah menyerang habis-habisan KPK melalui akun twitternya. Sikap Wasekjen PKS itu justru dibandingkan dengan slogan PKS yang dikenal dengan citra bersih. Apakah PKS memang anti pada KPK?
“Selama ini PKS dikenal sebagai partai bersih. Lalu bagaimana dengan sikap kadernya yang mencoba melemahkan KPK?” kata peneliti hukum Indonesia Corrution Watch (ICW) Febridiansyah di Jakarta, Minggu (29/8).

Sikap diam PKS atas pernyataan Fachri yang dinilai ‘menyerang’ KPK dikhawatirkan justru akan merusak citra partai yang dikenal pro pada pemberantasan korupsi.

Solusi Kemacetan Jakarta menurut Politisi PKS

VIVAnews. Politisi Partai Keadilan Sejahtera, Triwisaksana, meminta pemerintah Jakarta transparan soal rencana pembangunan enam ruas tol dalam kota. Transparansi itu diperlukan agar warga tahu apa yang dilakukan pemerintah Jakarta untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.

"Pemda DKI harus membuka semua rencana mengatasi kemacetan di Jakarta. Jangan ada yang disembunyikan," kata Sani di akun Twitternya, Kamis 26 Agustus 2010.

Menurut Sani, begitu panggilan akrab Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta itu, persepsi umum membangun jalan tol adalah memancing penggunaan mobil di dalam kota. Memang, kata Sani, ruas jalan di Jakarta kurang dari 10 persen wilayah. Bandingkan dengan Los Angeles Amerika Serikat yang 47 persen wilayahnya adalah jalan dan parkir.

Belum lagi, situasi Jakarta bertambah buruk dengan pertumbuhan kepemilikan mobil dan sepeda motor yang tak terkendali. Sementara pertumbuhan jalan tidak sepadan dengan itu.

Anis Matta: Melawan Malaysia Bisa Jadi Bumerang

Jakarta. Wakil Ketua DPR Anis Matta mendorong Pemerintah Indonesia lebih mengedepankan upaya diplomasi menghadapi Malaysia. Sekalipun Malaysia mengancam dengan travel warning, melawan Malaysia dianggap Anis justru jadi bumerang.
"Kita harus mengedepankan masalah diplomasi dan hukum. Kalau tren hubungan dengan tetangga memburuk, citra Indonesia di mata internasional tidak bagus. Ide ini harus digalakkan walaupun tidak populer," ujar Anis kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (26/8/2010).

Menurut Anis, sikap keras Pemerintah Indonesia menghadapi Malaysia justru akan menyengsarakan warga Indonesia di Malaysia. Apalagi kalau Malaysia memulangkan TKI ke Indonesia.

Misbakhun: Robert pun Bilang Kasus Saya Dipolitisir

Tersangka kasus pemalsuan dokumen letter of credit (L/C) fiktif, Mukhammad Misbakhun, menyambut baik pengakuan mantan pemilik Bank Century Robert Tantular.
"Saya menyambut baik kesaksian Robert Tantular kemarin (25/8) itu. Kesaksian Robert Tantular itu kembali menunjukkan bahwa tidak ada yang salah dengan L/C seperti yang ditudingkan kepada saya," kata Misbakhun di Jakarta, Kamis.

Pernyataan Robert yang mengatakan bahwa tidak ada L/C fiktif dan Misbakhun adalah debitur kooperatif, menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam masalah L/C PT Selalang Prima Internasional (SPI).

PKS: Hatta Capres, Patahkan Mitos

VIVAnews. Masuknya nama Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa dalam bursa calon Presiden dinilai Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta sebagai terobosan. Menurut Anis, pernyataan pendiri PAN Amien Rais untuk mengajukan Hatta di 2014 mematahkan mitos.

"Menurut saya itu gejala yang sehat," kata Anis. "Ya, kita dukung itu, insya Allah. Kenapa? Karena, itu berarti kita mematahkan mitos bahwa tidak ada lagi pemimpin selain yang ada. Saya rasa Amien Rais sudah menyampaikan terobosan penting," ujarnya di gedung DPR, Jakarta, Kamis 26 Agustus 2010.

Menurut anis apa yang dilakukan PAN itu menepis anggapan Indonesia krisis calon pemimpin. Anis juga menantikan partai lain melakukan langkah serupa. "Nanti kita tinggal tunggu dengar lagi calon dari PDIP, calon dari Golkar. Itu hal yang bagus artinya stok pemimpin kita banyak," kata Anis yang juga Wakil Ketua DPR itu.

Kesan Pesan untuk Irwan Prayitno Gubernur Sumbar yang Baru

Oleh: Hesti Fazrul*
Jalannya tidak buru-buru, badannya tegak, posturnya lumayan tinggi, rambut ikal tahi lalat di atas bibir dan kacamata cukup tebal. Selalu pakai kemeja dan celana pantalon seperti bapak-bapak kantoran.. jauh deh dengan gaya kakak-kakak kelas lain yang kasual. Terkesan serius dan sedikit malu-malu. Yang jelas tidak jual tampang atau jaga image seperti senior lain.

Itu ciri-ciri yang tersimpan dalam ingatan saya. Ketika itu ternyata dia adalah salah satu mentor yang membimbing adik-adik mahasiswa/i baru di Fakultas Psikologi UI termasuk saya.

Jaman itu mahasiswa/i baru dibagi dalam beberapa kelompok sekitar 5 atau 6 orang kemudian dibmbing oleh dua orang senior. Mereka menjelaskan materi kuliah dan juga masalah-masalah lain seputar kampus. Mahasiswa baru boleh bertanya apa saja kepada kakak mentor. Kami memanggil mereka Mas untuk pria dan Mbak untuk wanita.

Rabu, 25 Agustus 2010

Mewujudkan Hakikat Taqwa

Khutbah Idul Fitri 1431 H
Oleh: Ust. Yani

الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Rahimakumullah.


Dakwatuna.Com. Ramadhan yang telah kita akhiri memberikan kebahagiaan tersendiri bagi kita, hal ini karena ibadah Ramadhan yang salah satunya adalah berpuasa memberikan nilai pembinaan yang sangat dalam, yakni mengokohkan dan memantapkan ketaqwaan kita kepada Allah swt, sesuatu yang amat kita butuhkan dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.

Agar pencapaian peningkatan taqwa bisa kita raih dan dapat kita buktikan dalam kehidupan sehari-hari, menjadi penting bagi kita memahami hakikat taqwa yang sesungguhnya. Dalam bukunya Ahlur Rahmah, Syekh Thaha Abdullah al Afifi mengutip ungkapan sahabat Nabi Muhammad saw yakni Ali bin Abi Thalib ra tentang taqwa, yaitu:

الْخَوْفُ مِنَ الْجَلِيْلِ وَالْعَمَلُ بِالتَّنْزِيْلِ وَاْلإِسْتِعْدَادُ لِيَوْمِ الرَّحِيْلِ وَالرِّضَا بِالْقَلِيْلِ
Takut kepada Allah yang Maha Mulia, mengamalkan apa yang termuat dalam at tanzil (Al-Qur’an), mempersiapkan diri untuk hari meninggalkan dunia dan ridha (puas) dengan hidup seadanya (sedikit)

Ka’bah Menggetarkan Hati Ratusan Pekerja Cina

Dakwatuna.Com. Mekah. Hidayat bisa datang dari cara yang tak pernah diduga. Mungkin itu pula yang dialami ratusan pekerja Cina di Arab Saudi yang kemudian memilih Islam sebagai agamanya yang baru.

Setelah melihat Ka’bah dari televisi, tiba-tiba hati mereka bergetar. Pintu hidayah seakan terbuka. Dan Allah SWT pun melapangkan jalan mereka untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Lebih dari 600 pekerja asal Cina berpaling menjadi Muslim setelah mendapatkan pengalaman spiritual di Arab Saudi.

Mereka adalah bagian dari 4.600 warga Cina yang sedang mengerjakan proyek rel kereta api yang menghubungkan Makkah dan Madinah. Rel kereta itu nantinya akan melalui Jeddah dan Khum. Peristiwa yang sempat menghebohkan itu terjadi tahun lalu.

Negeri Lumbung Haji & Koruptor

Judul artikel di atas terkesan provokatif sekaligus kontradiktif. Bukankah Indonesia sebagai negeri lumbung haji, tapi kenapa juga sekaligus menjadi lumbung koruptor? Bukankah adanya jutaan orang bergelar haji, negeri ini mestinya nihil praktik korupsi? Bentuk ironisitas di atas pantas dikemukakan dewasa ini di saat bangsa ini tengah dililit bencana korupsi yang menggilas kesadaran kita. Pernyataan tersebut bukan sebuah simplifikasi yang terlalu menyederhanakan persoalan. Melainkan sebuah realitas sosial yang memerlukan pisau pembedah sosial, hingga akan ditemukan solusi yang bisa mengatasi permasalahan yang cukup satir itu.

Sekali lagi, dua model pertanyaan di atas, sungguh bukan punya maksud sedikit pun menyudutkan eksistensi para haji/hajah di Indonesia. Tanda tanya besar di atas sekadar menjadi pemancing sikap kritis agar publik tidak lagi gampang percaya dengan banyaknya seremonial, gelar dan aksesoris citra sosial lainnya yang tersemat pada siapa pun. Yang selama ini kerap menjebak anggapan baik, padahal ternyata komitmen orang-orang yang menjalankan ritual beragama itu hanya demi sebuah misi ”kapitalistis”. Ingin mendapatkan citra sosial yang tinggi di hadapan masyarakat atau menggunakan citra sosialnya tersebut untuk mengeruk keuntungan pribadi, seperti melakukan korupsi.

Praktik kejahatan korupsi di negeri ini, benar-benar sudah di luar ambang batas kata toleransi. Kuantitas maupun kualitasnya kian menggila. Semasa Orde Baru dan Orde Lama dahulu, kejahatan korupsi sekadar menjadi isu tentatif, karena pelakunya bisa dihitung jari. Kini, kenyataannya telah jauh berubah. Korupsi merebak di mana-mana. Justru pasca-Orde Reformasi, korupsi seakan menjadi budaya yang dilakukan hampir semua orang. Mulai dari kalangan eksekutif, yudikatif hingga legislatif gampang tersedot menjadi pelaku tindakan korupsi. Pejabat, pengusaha maupun aparat keamanan punya kans besar juga berkonspirasi melakukan kejahatan bersama bernama skandal korupsi.

Selasa, 24 Agustus 2010

Perguruan Tinggi Islam Pertama di AS Resmi Dibuka

REPUBLIKA.CO.ID, BERKELEY, CALIFORNIA. Dari delapan kampus yang dipertimbangkan, Faatimah Knight akhirnya memutuskan mempelajari Sastra Inggris, di Zaytuna College, di mana ia dapat belajar tentang Islam klasik dalam lingkungan yang ramah dengan semua aspek dalam keyakinan Islam. Gadis asal Brooklyn berusia 18 tahun itu pun akan menjadi bagian dari kelas, yang diharapkan pendiri Zaytuna mewujudkan kampus Muslim pertama yang diakreditasi sebagai lembaga pendidikan tinggi dengan identitas Islam namun terbuka untuk setiap keyakinan.

Faatimah memilih Zaytuna karena ia menginginkan tumbuh beserta keimanan kuat dan belajar tentang agama yang menginspirasi orang tuanya beralih agama dan bahkan mampu membela Islam dalam waktu-waktu sulit penuh kecurigaan dari warga AS. "Empat tahun kuliah harusnya membuat saya lebih dari sekedar cerdas secara tekstual," ujarnya.

"Saya ingin di sini karena saya ingin meningkatkan diri sebagai pribadi dalam arti karakter," ujarnya. "Saya hampir yakin bahwa itu bisa saya dapatkan dengan kuliah di sini,"

PKS Dilarang Terima THR

NGAMPRAH, (PRLM). Anggota DPRD Kabupaten Bandung Barat dari Partai Keadilan Sejahtera dilarang menerima THR dalam bentuk uang maupun parcel pada perayaan lebaran ini. Jika sampai kedapatan menerima THR ataupun parcel, ancaman pemecatan dari jabatan anggota dewan bahkan dari keanggotaan partai sudah menunggu.
"Dari pusat sudah ada instruksi agar tidak menerima THR dalam bentuk apapun karena itu bentuk suap apalagi kalau menerima dari eksekutif yang sumber dananya tidak jelas dalam APBD, itu masuk gratifikasi dan bisa diusut KPK. Kalau dari partai, sanksinya bisa beragam, sampai pemecatan," kata Ketua Fraksi PKS DPRD Kab. Bandung Barat yang juga Ketua Dewan Syariat Daerah PKS KBB Aam Salam Taufik di Batujajar, Senin (23/8).(A-168/kur)


Sumber: Pikiran Rakyat Online

Luaskan Bentangan Cakrawala Kepahamanmu

Oleh: Cahyadi Takariawan

Sungguh sangat ingin aku sampaikan pesan penting ini pertama kali: luaskan bentangan cakrawala kepahamanmu. Bergerak dalam dinamika dakwah adalah pergerakan yang berlandaskan kepahaman, berlandaskan hujah, berlandaskan ilmu dan pengetahuan. Tak ada keberhasilan dakwah, jika tidak diawali ilmu dan kepahaman. Tidak akan ada keteguhan di jalan dakwah, jika tidak memiliki cakrawala pengetahuan yang memadai.

Coba aku ajak membuat perbandingan. Saat anak masih kecil, ia hanya bermain di dalam rumah saja. Ia akan bertanya tentang benda-benda yang ada di dalam rumahnya sendiri. Dengan mudah orang tua menjawab dan menjelaskan, karena itu benda-benda yang sangat umum dan dikenalnya dengan baik. Bertambah usia, si anak mulai bermain di halaman rumah. Ia bertanya tentang benda-benda yang ada di halaman rumah. Orang tua dengan mantap menjawab semua pertanyaan anak.

Bertambah lagi usianya, anak bermain di lingkungan tetangga. Ia membawa pertanyaan seputar lingkungan sekitar, dan ada beberapa pertanyaan yang mulai sulit dijawab orang tuanya. Semakin besar anak, pergaulannya semakin luas, permainannya semakin jauh, tidak hanya di lingkungan tempat tinggal. Ia mulai bepergian ke luar kota, ia mulai mengenal beraneka ragam jenis manusia. Pertanyaan yang dibawa pulang semakin banyak yang dirasakan sulit oleh orang tuanya. Apalagi saat dewasa anak mulai mengenal manca negara, ia mengunjungi berbagai negara. Pergaulannya tanpa batas geografis, betapa luas pengetahuannya dan akhirnya semakin banyak pertanyaan tidak terjawab oleh orang tuanya yang belum pernah bepergian ke luar negeri.

Anggaran pelantikan kurang, Bupati usulkan kegiatan mendahului anggaran

Sukoharjo (Espos). Bupati Sukoharjo mengusulkan kegiatan mendahului anggaran untuk penambahan kegiatan pelantikan bupati baru senilai Rp 75 juta.

Permohonan kegiatan mendahului anggaran tersebut tertuang dalam surat yang ditandatangani Bambang Riyanto bernomor 900/3808/2010 perihal permohonan izin mendahului anggaran. Dalam surat yang ditujukan kepada Ketua DPRD, Dwi Jatmoko pada 21 Agustus 2010 tersebut, Bupati meminta tambahan dana senilai Rp 75 juta dari anggaran semula senilai Rp 200 juta.

Mengacu kepada surat bupati, acara pelantikan kepala daerah yang baru awalnya akan digelar dalam rapat paripurna istimewa di Gedung DPRD Kabupaten. Namun demikian menjelang hari H, rencana tersebut diubah lokasinya menjadi di Gedung Graha Satya Praja (GSP). Perubahan loksi pelantikan tersebut akhirnya menyebabkan kurangnya anggaran hingga Rp 75 juta.

2 Fraksi Minta Jaket Haji Dianggarkan

SUKOHARJO. Dua fraksi di DPRD Sukoharjo meminta suvenir haji berupa jaket dialokasikan dalam anggaran perubahan, karena sejauh ini belum dicantumkan dalam penetapan APBD 2010. Pasalnya, baju haji jaket tersebut akan digunakan bagi para jemaah haji.

Kedua fraksi yang mengusulkan hal itu adalah Partai Amanat Nasional (PAN) dan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS). Anggota Fraksi PAN, Sunoto mengatakan, di dalam penetapan APBD 2010 tidak ada anggaran khusus untuk jaket jemaah haji.

Hal itu disayangkan karena pemberian jaket merupakan tradisi sejak beberapa tahun lalu, di mana musim haji dimulai. Menurut Sunoto, pada saat musim haji tahun ini, antara September hingga Oktober diperkirakan jumlah jemaahnya mencapai 600 orang. Apabila satu jaket dianggarkan senilai Rp 100.000, maka perkiraan dana yang dibutuhkan untuk 600 orang sekitar Rp 60 juta. (mal)


Sumber: Harian Joglosemar Online

Jangan berdagang dengan rakyat…

Pengumuman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang rencana kenaikan gaji bagi PNS, anggota TNI dan Polri pada tahun 2011 mendatang sungguh sama sekali tak membuat Raden Mas Suloyo gembira. Jangankan tertawa senang, senyum pun tidak… dia malah mbesengut.
”Lha disuruh senang bagaimana wong saya ini pegawai swasta… buruh Mas, seperti sampeyan. Kenaikan gaji kita ini kan tergantung prestasi. Kalau tidak berprestasi ya tidak naik gaji,” jawab Denmas Suloyo saat ngobrol dengan Mas Wartonegoro soal kenaikan gaji para abdi negara itu.

”Wah enak bener ya Denmas jadi PNS itu… sebentar-sebentar naik gaji… gaji naik kok sebentar-sebentar ya,”
canda Mas Wartonegoro menirukan lawakan yang biasa muncul di acara televisi.

”Maksud sampeyan?”
tanya Denmas Suloyo.

65 Tahun kita (seolah-olah) merdeka

Akhir-akhir ini saya merasa agak miris menyaksikan perjalanan bangsa ini, yang besok akan memeringati hari ulang tahun kemerdekaan yang ke-65. Betapa tidak. Berbagai persoalan kebangsaan yang sifatnya mendasar masih muncul silih berganti.

Pertama, dalam hal ketahanan pangan. Indonesia termasuk kelompok negara yang cukup rentan. Hal itu ditandai dengan ketergantungan terhadap impor pangan yang cukup tinggi, dengan nilai impor sedikitnya US$5 miliar per tahun.

Dalam setahun, kita mengimpor sekitar 70% dari total kebutuhan akan susu, 45% pasokan kedelai, 30% permintaan gula, 15% kebutuhan kacang tanah, 10% kekurangan jagung. Garam pun kita impor dalam volume yang tidak kecil, sekitar 1 juta ton, kendati negeri ini termasuk pemiliki garis pantai terpanjang di dunia.Untuk komoditas pangan utama, beras, setidaknya dalam dua tahun terakhir ini kita memang tidak mengimpor. Namun, beberapa tahun silam, kita pernah menorehkan prestasi sebagai importir beras terbesar dunia.

Kedua, dalam hal sandang, kita mengalami persoalan yang sangat kompleks. Industri sandang nasional yang pada dekade 1990-an menjadi salah satu pemain penting dunia, kini dalam keadaan tersudut. Industri tekstil Indonesia dibuat kedodoran menghadapi serbuan produk sandang dari China, yang menyerbu bagaikan virus, dari pasar tradisional hingga pertokoan mewah, baik di Jakarta maupun perdesaan terpencil.

Senin, 23 Agustus 2010

PKS BERBUKA PUASA BERSAMA ANAK YATIM PIATU - Kembalikan Niat Ramadhan Fair Sebenarnya!

Penyelenggaraan Ramadhan Fair sebagai syiar Islam harus dievaluasi serta dikembalikan ke niatan awalnya. Karena belakangan ini, agenda tahunan Pemko Medan ini dinilai ternoda dan menjadi ajang lokasi berpacaran bagi remaja.
“Ramadhan Fair diharapkan kembali ke niat awal, syiar Islam. Tidak boleh berbenturan dengan ritual-ritual ibadah,” imbau Ketua DPD PKS Medan, Surianda Lubis dalam acara buka puasa bersama yang disertai dengan pemberian santunan bagi 18 anak yatim piatu berupa beasiswa selama enam bulan dan santunan langsung terhadap lima anak dhuafa di Garuda Plaza Hotel, Sabtu (21/8) lalu.

Politisi PKS ini juga menilai kegiatan Ramadan Fair harus dikembalikan sebagai salah satu upaya Syiar Islam. Seperti festival budaya islam, tausiyah Ramadan yang disampaikan para ulama. “Evaluasi Ramadhan Fair ini sangat memungkinkan,” katanya.

Apindo Sukoharjo siap bayar THR buruh

Sukoharjo (Espos). Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sukoharjo menyatakan siap membayar tunjangan hari raya (THR) untuk buruh maksimal sepekan sebelum hari kebesaran umat muslim tersebut datang.

Hal itu ditegaskan Sekretaris Apindo, Ismail Hidayat ketika dijumpai sebelum rapat pembahasan THR di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), Senin (23/8). “Sebanyak 70 perusahaan yang tergabung dalam Apindo siap membayar THR buruh untuk Idul Fitri nanti. Komitmen ini akan kami sampaikan dalam rapat dengan Disnakertrans yang akan digelar sebentar lagi,” ujarnya.

Disinggung mengenai waktu pembayaran THR, Ismail menerangkan, sesuai dengan aturan yang ditetapkan pemerintah. “Maksimal satu pekan sebelum Lebaran lah. Kalau pun ada yang minta toleransi, ya H-5 Lebaran uang sudah terbayar,” jelasnya.

Usulan dana aspirasi dicoret

Sukoharjo (Espos). Usulan dana aspirasi untuk 45 orang anggota legislatif akhirnya dicoret lantaran anggaran daerah terancam defisit hingga Rp 4,5 miliar.

Berdasarkan hasil rapat badan anggaran (Banggar) tentang pembahasan kebijakan umum anggaran prioritas plafon anggaran sementara (KUA-PPAS) APBD-Perubahan, ada 15 item kesimpulan. Selanjutnya dalam sejumlah kesimpulan itu tidak ada satu pun yang menyebut mengenai usulan penambahan dana aspirasi untuk anggota legislatif.

Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD), Agus Santosa ketika dikonfirmasi membenarkan pencoretan usulan dana aspirasi. “Memang itu (dana aspirasi-red) akhirnya dicoret karena anggarannya tidak ada sama sekali,” jelasnya ketika dijumpai Espos, Senin (23/8).

Proyek Pujasera Mangkrak

SUKOHARJO. Kawasan Pusat Jajan Serba Ada (Pujasera) Sukoharjo yang rencananya juga akan dibangun puluhan kios oleh pemerintah kabupaten (Pemkab), hingga saat ini terkesan dibiarkan mangkrak begitu saja. Bahkan sejak terhentinya bangunan tahun 2009 lalu, belum ada tindak lanjut kapan bakal dilanjutkan.

Anggota Komisi II DPRD Sukoharjo Hasman Budiadi dalam rapat badan anggaran (Banang) mengatakan, sejak awal rencana pembangunan kawasan pusat jajan serba ada (Pujasera) dilakukan secara bertahap menyesuaikan anggaran daerah. Namun apa yang terjadi saat ini, bangunan tidak terealisasi dengan baik, dan nasib dan statusnya malah tidak jelas lagi.

“Rencana awal bangunan Pujasera bisa dilakukan sesuai dengan target dan kemudian berlanjut hingga tahun ini yang tidak kunjung ada kejelasan kapan pembangunan itu akan dilanjutkan,”
tandasnya.

Merindukan Pemimpin yang Merdeka

Ungkapan “negeri ini (baca juga: saya) belum merdeka” tampaknya kini sudah menjadi klise. Bahkan dalam ruang yang lebih luas, hingga ke tingkat global, kata-kata itu sudah menjadi teriakan yang universal.

Betapapun peradaban (teknologi) yang telah menyediakan seluruh perangkat hidup (lunak maupun keras) yang mengisyaratkan kemerdekaan di tingkat individual maupun komunal, tetap saja sistem yang ada dan berlaku di dalamnya membuat kemerdekaan itu tersandera, terpenjara.

Globalisme yang mengasuh serta mengembangkan anak-anak kandungnya seperti demokrasi, liberalisme, materialisme-pragmatis, atau sistem ekonomi pasar telah mencengkeram dunia dalam sebuah permainan––halus dan kasar––yang membuat siapa pun (negeri, bangsa, dan individu) terjebak dalam perangkap yang dibuatnya.

Ketidakmerdekaan akibat tumpang tindihnya wewenang dan otoritas mereka. Ketidakmerdekaan karena impitan dan tekanan sistem serta sesama institusi di antara mereka. Yang lebih parah: ketidakmerdekaan karena hidup sehari-hari yang kian menekan karena pragmatisme, oportunisme, dan hedonisme yang kian akut.

Minggu, 22 Agustus 2010

Anggaran minus, dana aspirasi terkatung-katung

Sukoharjo (Espos). Nasib usulan dana aspirasi anggota dewan makin terkatung-katung menyusul kebutuhan yang diajukan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) melalui APBD-Perubahan (APBD-P) mengalami minus hingga Rp 1,6 miliar.

Kondisi ini terungkap dalam rapat kesimpulan Badan Anggaran (Banggar) yang digelar Jumat (20/8). Dengan minusnya anggaran tersebut, nasib usulan dana aspirasi makin tak jelas meski sebelumnya Ketua DPRD, Dwi Jatmoko dengan persetujuan anggota Banggar memutuskan meloloskan dana tersebut melalui kebutuhan umum anggaran prioritas plafon anggaran sementara (KUA-PPAS) APBD-P.

Berdasar pantauan, sejumlah usulan penambahan anggaran yang diajukan SKPD terlampau banyak apabila dikover melalui pendapatan baik itu yang berasal dari pendapatan asli daerah (PAD) maupun dana perimbangan dari pemerintah pusat. Apabila semua permohonan penambahan anggaran yang sudah diloloskan dalam KUA-PPAS dilaksanakan, maka pemerintah kabupaten (Pemkab) dipastikan harus berutang senilai Rp 1,6 miliar.

Grasi dan Remisi bagi Koruptor

Peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-65 Republik Indonesia tahun ini, mungkin menjadi tragedi kemerdekaan bangsa Indonesia. Bagaimana tidak? Korupsi sebagai salah satu musuh besar rakyat Indonesia bahkan masyarakat dunia, nampaknya masih dibiarkan tumbuh subur di Indonesia. Pemerintah belum nampak menunjukkan keseriusan dalam merumuskan politik hukum pemberantasan korupsi secara komprehensif, jelas dan tegas tanpa kompromi untuk memerdekakan bangsa Indonesia dalam arti yang sesungguhnya. Pada perayaan HUT ke-65 RI, sebanyak 330 narapidana kasus korupsi mendapat remisi dan 11 orang di antaranya langsung bebas setelah masa hukuman penjaranya dikurangi.

Di HUT ke-65 RI, Presiden SBY bahkan mengeluarkan kebijakan kontroversial yang mengejutkan publik yaitu memberikan grasi kepada Syaukani terpidana kasus korupsi APBD Kutai Kartanegara. Sisa hukuman tiga tahun dari enam tahun yang semestinya dijalani di balik jeruji besi dengan sendirinya terhapus, sehingga dapat lebih cepat keluar dari penjara koruptor. Di samping pemberian grasi kepada Syaukani, beberapa koruptor juga mendapatkan remisi, di antaranya Aulia Pohan (terpidana kasus aliran dana Bank Indonesia), Aslim Tadjuddin, Bunbunan Hutapea, Maman Somantri dan Artalyta Suryani (terpidana suap terhadap jaksa).

Secara normatif, pemberian grasi kepada narapidana memang dimungkinkan sebagai hak prerogatif presiden sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 14 ayat (1) UUD 1945 bahwa Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung. Begitu juga dengan pemberian remisi, secara normatif setiap narapidana memang memiliki hak mendapatkan remisi sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2006 tentang syarat dan tata cara pelaksanaan hak warga binaan pemasyarakatan. Bahkan secara tegas PP tersebut juga mengatur remisi bagi narapidana tindak pidana korupsi, yaitu harus memenuhi syarat; pertama, berkelakuan baik dan kedua, telah menjalani 1/3 (satu per tiga) masa pidana (lihat Pasal 34 ayat (3).

Soal Remisi, Presiden Harus Jelaskan ke Publik

JAKARTA. Publik hingga kini masih mempertanyakan alasan pemerintah memberikan remisi dan grasi terhadap sejumlah terpidana korupsi. Karena itu, Presiden seharusnya menjelaskan sendiri ke publik.
“(Pemberian remisi dan grasi kepada koruptor) itu membuat orang terperanjat. Jadi yang lebih tepat adalah Presiden yang langsung menjelaskan, Why? Jangan alasannya disampaikan pembantunya (menteri),” ujar Anggota Komisi III DPR Nasir Jamil saat berbincang dengan okezone, Senin (23/8/2010).

Termasuk alasan sosiologis yang melatarbelakangi pemberian keringan hukuman itu. “Kalau alasannya karena MA menyetujui (pemberian remisi), memang mekanismenya seperti itu. Yang diperlukan masyarakat adalah alasan Presiden memberikan itu,” ungkap dia.

Hal ini, kata Nasir, dianggap penting untuk menepis anggapan miring publik tentang keseriusan Presiden dalam memberantas korupsi.

Menkominfo: Nilai Ramadan Harus Mampu Menjiwai Pribadi Rakyat Indonesia

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring menyatakan nilai-nilai yang ada dalam bulan suci Ramadan harus mampu menjiwai setiap pribadi rakyat Indonesia.

Masyarakat yang memahami arti bulan suci Ramadan tidak akan pernah melakukan korupsi selain merugikan negara juga bukan menjadi haknya, kata Tifatul Sembiring dalam tausiayahnya pada acara silaturahim dengan unsur muspida dan tokoh agama se-Sumatera Utara di Aula Martabe kantor Gubernur Sumut Jalan Diponegoro Medan, Sabtu (21/8).

"Ramadan mengajarkan seseorang untuk menjauhi korupsi,". Selain itu, Ramadan juga mengajarkan bangsa Indonesia untuk memiliki empati terhadap kaum miskin dan kurang mampu karena pernah merasakan lapar pada siang hari, kata Menkominfo.

Dikatakannya, seseorang yang memahami Ramadan secara komprehensif akan memiliki semangat untuk saling membantu yang dapat meningkatkan rasa persaudaraan. "Ramadan mengajarkan seseorang untuk memberi, bukan menerima," ungkapnya.

Cara Optimal Menundukkan Buaian Nafsu

Oleh: KH Didin Hafidhuddin
Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadis dari Rasulullah SAW. "Bukanlah shaum itu semata-mata menahan lapar dan dahaga (pada siang hari), tetapi shaum itu sesungguhnya menahan diri dari ucapan dan perbuatan kotor dan merusak. Jika seseorang tiba-tiba mencelamu atau memarahimu (padahal engkau sedang berpuasa), katakanlah kepadanya, 'Saya sedang berpuasa.'"

Sungguh luar biasa taujih (arahan) Rasul SAW tersebut. Nasihat di atas mengingatkan kita untuk memaknai hakikat ibadah shaum (puasa) selama ini. Shaum adalah imsak atau pengendalian diri yang sesungguhnya. Pengendalian diri untuk tidak makan, tidak minum, serta tidak mengumbar hawa nafsu melalui ucapan, pendengaran dan penglihatan, apalagi melalui pikiran.

Shaum adalah upaya pengendalian diri yang optimal. Jika seseorang mampu melaksanakannya, pasti ia termasuk orang-orang yang akan meraih kesuksesan dan keselamatan. Betapa tidak, secara empiris kita melihat orang yang berhasil dalam hidupnya, mereka adalah orang-orang yang mampu mengendalikan diri dalam menyikapi dan merespons segala sesuatu dengan baik. Orang yang mampu mengendalikan diri pasti tidak akan menggunakan dan menghalalkan segala cara untuk meraih sesuatu yang diinginkannya, seperti jabatan dan harta.

MUI: Program Ramadhan TV Banyak yang Tidak Mendidik

Dakwatuna.com – Jakarta. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyesalkan banyak tayangan televisi di Bulan Ramadhan tidak bersifat mendidik. Acara yang terlalu banyak menampilkan lelucon hanya berdampak menurunkan kadar keimanan masyarakat Indonesia.

“MUI mengimbau kepada pemilik perusahaan pertelevisan untuk dapat membedakan mana tayangan yang harus ditampilkan pada bulan-bulan biasa dan mana yang khusus di Bulan Ramadan,” kata Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Anwar Abbas di Jakarta, Minggu (22/8).

Menurutnya, Ramadhan merupakan bulan yang suci dan sarat makna, dimana umat Islam saling berlomba-lomba untuk meningkatkan ibadahnya. Namun, di satu sisi ada tayangan-tayangan yang bersifat hiburan dan penuh tawa (lelucon). Apalagi ada sebagian TV yang menampilkan adegan-adegan vulgar yang pada bulan-bulan biasa dianggap wajar.

Ia menilai tayangan-tayangan tersebut tidak mempunyai muatan edukasi berarti. Kecenderungan yang ditampilkan hanya mengedepankan hiburan lelucon yang disajikan dengan kata-kata kasar dan makian. Hampir semua program terkesan jauh dari semangat Ramadhan.

KPU Depok Meloloskan Empat Pasang Calon

Metrotvnews.com, Depok. Komisi Pemilihan Umum Kota Depok meloloskan empat pasang bakal calon yang sebelumnya telah mendaftarkan secara resmi ke penyelenggara Pilkada tersebut. "Kami menilai empat pasangan tersebut telah memenuhi syarat untuk ikut Pilkada," kata anggota KPU Kota Depok, Raden Salamun, di Depok, Ahad (22/8).

Empat pasangan yang ditetapkan sebagai calon adalah Yuyun Wira Saputra-Pradi Supriatna (Yudistira) yang diusung oleh 14 partai nonparlemen di antaranya PMB, PKPB, PBR, dan lainnya, serta satu Partai yang mempunyai wakil di parlemen yaitu Partai Gerindra (3 kursi).

Pasangan kedua adalah Badrul Kamal-Supriayanto (BK-Pri) yang didukung oleh Partai Demokrat, Golkar, PDIP, PPP, PKB, dan PDS. Pasangan ketiga adalah yaitu Nur Mahmudi Ismail-Idris Abdul Shomad (Nur Berkhidmad) yang diusung PKS, dan satu pasangan dari jalur perseorangan yaitu Gagah Sunu Sumantri dan Derry Drajat.

Renungan Ramadhan (6): Dunia yang Nisbi

“Perasaan senang, bahagia, tenteram, puas dan lapang dada ternyata tak timbul sebab keserasian suatu raihan manusia dengan keinginannya. Begitu sebaliknya, rasa sedih, masygul dan gundah gulana tak lahir karena kontradiksi harapan dengan kenyataan. Segala rasa itu adalah kesan maknawi yang dialirkan Sang Ilah ke hati hamba yang Ia kehendaki.”

“Tak jarang, seseorang yang hidup dalam kemiskinan, cacat fisik dan kepelikan lain yang menyusahkan, nyatanya bisa menghirup perasaan legawa, sejahtera, serta bahagia. Rasa hati yang positif itu bisa menjalar ke kawan-kawan dekatnya, bahkan kepada orang yang memandang wajahnya atau menyebut dirinya.”

“Banyak pula orang yang hidup dalam kemewahan materi, keperkasaan raga, jaminan masa depan, dan kenyamanan, tapi, dengan segenap fasilitas itu, ia tak merasakan damai. Hatinya sempit, keruh, susah, sumpek dan penuh gelisah. Siapa saja yang membicarakan orang semacam ini bakal merasakan suntuk, apalagi memandangnya atau berkumpul bersamanya.”

Menjalani Ramadhan Di Masa Penuh Fitnah

Oleh: Ust. Ihsan Tanjung

Belum pernah dalam sejarah Islam di Akhir Zaman kita merasakan keterasingan dari ajaran Islam sebagaimana yang kita alami dewasa ini. Kepemimpinan dunia dewasa ini diarahkan dari Barat yang notabene merupakan Judeo-Christian Civilization (Peradaban Yahudi-Nasrani). Segenap negeri kaum muslimin mengekor ke Barat. Keadaan ini telah di-Nubuwwah-kan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sejak dulu:

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ
شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ
لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak pun kalian pasti akan mengikuti mereka.” Kami bertanya; “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab: “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (MUSLIM – 4822) Dalam hal budaya misalnya, berbagai pesta hari ulang tahun dirayakan dengan menghamburkan uang dan memuaskan nafsu syahwat. Seolah kita lupa akan pesan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang berbunyi:

أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ

Dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Perbanyaklah mengingat saat diputusnya hubungan dengan kelezatan (yakni kematian).” (AHMAD – 7584)

Kamis, 19 Agustus 2010

Renungan Ramadhan (5): Istighfar Pembuka Pintu-pintu Langit

Kita teramat dimanja oleh Allah SWT. Sadarkah kita? Curahan kasihnya kepada kita tak tepermanai. Ia menggadang-gadang kehadiran kita di firdaus-Nya. Ya, ia merindukan kita.

Kala kita melesat jauh dari dekapannya, Ia sigap. Ayat-ayatnya segera berseru memanggil kita, sabda-sabda RasulNya akan lantang mengajak kita kembali.

Dan, kala kita terasuki dosa, ia memberikan penawar. Penawar yang sangat mujarab membersihkan ruhani kita dari gumpalan-gumpalan dosa. Penawar itu teracik dan terkemas cantik dalam kalimat-kalimat sakti “istighfar”.

Habib Umar bin Segaf as-Segaf, dalam karyanya, Tafrihul Qulub wa Tafrijul Kurub, mendedah keagungan istighfar dengan mengalirkan seuntai kalimat ringkas sebagai mukaddimah, “Istighfar adalah instrumen pemantik rizki”. Sudah barang tentu, kalimat ini multi tafsir. Dalam pandangan salaf sekaliber Habib Umar, kata “rizki” memuat berjuta makna, ada rizki ruhani, ada rizki ragawi. Wallahu a’lam.

Muslim Kanada Sebar Alquran untuk Menjawab Hari Membakar Alquran

REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH. Seorang Muslim di Kanada, Suhail Kapoor, akan membagi-bagikan Alquran secara gratis untuk menyebarkan pesan kedamaian Islam kepada masyarakat di Kanada dan Amerika Serikat. Puluhan ribu Alquran itu akan dibagi-bagikan berkat dukungan dermawan Muslim di sana.

Kapoor yang merupakan anggota dari Masyarakat Islam Amerika Utara (ISNA) melakukan itu untuk menjawab 'Gerakan Hari Membakar Alquran' yang dicetuskan sebuah geraja di Gainesville, Florida, Amerika Serikat. ''Kita membuat langkah proaktif dan kami berharap ini akan memiliki respon positif. Banyak orang memusuhi Islam karena ketidaktahuan mereka tentang agama ini. Jika mereka mendapatkan kesempatan untuk membaca Alquran, yang merupakan keajaiban dari Allah SWT, pasti ini akan mengubah pikiran mereka,'' kata Kapoor seperti dikutip Arab News.

Kapoor merupakan seorang mualaf. Sejak menjadi Muslim pada 1990 ketika bekerja di Arab Saudi, dia kini menjadi pendakwah yang menyebarkan Islam. Menurutnya, sebagai firman Allah, Alquran mempunyai kekuatan hipnotis besar yang mampu menenangkan hati manusia. ''Kau tahu, Alquran yang mengubah pikiran Umar bin Khattab yang sebelum menganut Islam, telah berjanji untuk membunuh Nabi Muhammad. Aku tahu bahwa ribuan orang menerima Islam setelah membaca buku yang suci ini,'' jelasnya.

Wahyu Soeparno Putro: Adzan Subuh Pengganggu Tidurnya

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA. Wajahnya kerap muncul di televisi di Indonesia. Dia terbilang sukses membawakan sebuah acara bertemakan religi. Selama ini dia lebih dikenal dengan nama 'Indonesia'-nya, Wahyu Soeparno Putro.

Tak banyak yang mengetahui siapa nama asli, pria kelahiran Skotlandia pada 28 Juli 1963 ini. Meski terlahir di tanah Skotlandia, dia mengaku sejak kecil telah menjadi penganut Budha. Orangtuanya memberi nama, Dale Andrew Collins-Smith. Menghabiskan kulian di tanah Australia, Dale mengawali kisah hidupnya di Indonesia ketika bekerja di sebuah perusahaan kerajinan di Yogyakarta pada 1999.

Sebagai seorang yang terbiasa mandiri karena pada usia 20 tahun telah menjadi yatim-piatu, Dale harus menghadapi kehidupan dengan tradisi yang jauh berbeda dengan asal-usulnya. Seperti ketika dia harus mendengarkan suara adzan yang berkumandang setiap hari dari masjid yang letaknya berdekatan dengan tempat tinggalnya di kota gudeg itu.

Awalnya, dia begitu terganggu dengan suara adzan, khususnya Adzan Subuh. Seakan tak mau terganggu, adzan itu begitu mengusik kenyamanan tidurnya. Adzan itu seperti menggedor-gedor gendang telinganya. Selama tinggal di Skotlandia dan Australia, dia tak pernah mendapatkan situasi seperti itu.

Zakat Potensial Atasi Kemiskinan Indonesia, Dunia

Dakwatuna.Com – Jakarta. Sekretaris Jenderal Dewan Zakat MABIMS, Tulus mengatakan, zakat memiliki potensi untuk mengatasi kemiskinan di Indonesia maupun di dunia.
“Dengan memperhatikan data jumlah orang miskin pada tahun 2007 yang mencapai 830 juta jiwa, maka potensi zakat dunia akan mampu mengatasi kemiskinan sampai 24,1 persen,” jelas Tulus dalam acara jumpa wartawan yang diselenggarakan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, memasuki tahun 2010 kegiatan pembayaran zakat oleh muzakki (wajib zakat) di seluruh dunia semakin meningkat menjadi lebih dari 80 persen.

Selain itu, jelasnya, berdasarkan penelitian Habib Ahmed dari IRTI – Islamic Development Bank (IDB) tahun 2010 dengan menggunakan perkiraan proporso zakat atas Produk Domestik Bruto setiap negara, maka diperkirakan potensi zakat dunia dalam setahun adalah USD 600 Milyar.