jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Minggu, 08 Februari 2009

Megawati Lebih Antusias Bicara Soal "Shopping"


Megawati Soekarnoputri adalah Presiden Indonesia kelima. Bisa disebut ia adalah Presiden Indonesia paling pendiam. Putri Bung Karno ini sepertinya seorang pengikut fanatik pepatah kuno “Silence is Gold”. Tapi, diamnya Megawati seringkali kelewatan. Ia tetap tak bersuara bahkan ketika negeri ini membutuhkan kejelasan sikapnya. Sampai-sampai (Alm) Roeslam Abdulgani, tokoh pejuang 45, berseru, “Megawati bicaralah sebagai Presiden!”

Kenapa Megawati lebih banyak diam?

Tjipta Lesmana dalam bukunya “Dari Soekarno Sampai SBY: Intrik dan Lobi Politik Para Penguasa” mengisahkan, pada suatu hari, saat masih menjabat sebagai Presiden, Megawati Soekarnoputri tampak tengah berbincang lama sekali dengan seorang menterinya di kediaman resminya, di Jl Teuku Umar, Jakarta. Sementara perbincangan berlangsung, seorang pembantu dekatnya yang lain menunggu dengan gelisah. Pasalnya, ia sudah menunggu lama lewat dari waktu yang dijanjikan untuk bertemu.

Usai pembicaraan Megawati dengan menterinya, pembantu ini bertanya kepada si Menteri. “Lama amat sih kamu ngobrolnya. Apa saja sih yang dibahas?”

”Enggak ada, Mas. Kita ngobrol hal-hal lain yang enggak ada kaitannya dengan negara!” jawab Sang Menteri sambil tertawa lebar (hal. 272).

Itulah Megawati. Berdasarkan penuturan Laksamana Sukardi, mantan menteri negara Badan Usaha Milik Negara, jika berdiskusi dengan pembantunya, lebih sering soal-soal ringan seperti masakan, tanaman, dan shopping. Pembicaraan dengan topik itu bisa membuat diskusi dengan Megawati berlangsung lama. Tapi, jika sudah menyentuh soal pekerjaan atau negara, daya fokusnya sangat terbatas. Konsentrasinya kurang cukup untuk terus menerus fokus ke permasalahan. Hal ini menimbulkan kesan Megawati orang yang tidak mau repot dalam mengurus negara.

Mantan pentiggi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang kini hengkang dan mendirikan Partai Demokrasi Pembaruan, Roy BB Janis, menuturkan dalam buku itu, dalam sidang kabinet Megawati biasanya lebih banyak diam. Kalaupun angkat suara fungsinya hanya sebagai pengatur lalu lintas. Kalau ada dua menteri saling berdebat di sidang kabinet, Megawati hanya menonton, jarang memberikan pendapatnya sendiri atau menengahi keduanya, meski perdebatan sudah berada pada tingkat ‘panas’.

Ada cukilan kisah menarik tentang diamnya Megawati. Menjelang tutup tahun 2002 aksi-aksi unjuk rasa anti pemerintah, terutama dilancarkan mahasiswa, menunjukkan eskalasi yang tinggi. Aksi ini menyusul kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM dan tarif dasar listrik. Di tengah ingar bingar unjuk rasa itu, beredarlah rumor yang menyebutkan ada pihak-pihak tertentu yang sengaja mengompori rangkaian unjuk rasa itu.

Sebagai orang yang ikut bertanggung jawab atas stabilitas pemerintah, Hendropriyono (Kepala Badan Intelijen Negara), Susilo Bambang Yudhoyono (Menteri Koordinator Politik dan Kemanan), dan Da’i Bachtiar (Kapolri), rupanya terus memeras otak untuk mencari tahu siapa dalang aksi-aksi ini. Lantas, dalam rapat kabinet tanggal 20 Januari 2003, muncul empat nama yang disebut-sebut sebagai pihak yang berada di belakang aksi unjuk rasa. Mereka adalah Jenderal Wiranto, Fuad Bawazier, Adi Sasono, dan Eros Djarot.

Tentang Fuad Bawazier, memang diketahui lama adalah mitra bisnis Rini Suwandi yang kala itu menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan dalam kabinet Megawati. Kemitraan mereka terjadi jauh sebelum Rini menjadi menteri.

Suatu hari bertemulah Hendropriyono dan Rini Suwandi di kediaman Megawati di Jl Teuku Umar. Hendro menegur keras Rini soal sepak terjang Fuad. Kata-kata Hendro meluncur tanpa tedeng aling-aling. Teguran itu begitu menyakitkan Rini hingga ia menangis sambil memeluk Megawati. Apa reaksi Presiden? Megawati hanya tersenyum menyaksikan adegan perang mulut antara dua pembantu dekatnya (hal. 276).

Pendendam

Semua orang mafhum, hingga detik ini Megawati emoh bertemu dengan Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden berkuasa yang notabene adalah mantan pembantunya di kabinet. Dalam upacara kenegaraan memperingati ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-63, 17 Agustus, tahun ini, Megawati tidak hadir. Ketidakhadirannya diyakini karena faktor Yudhoyono sebagai Presiden.

Tjipta menulis, “di mata Megawati, Susilo Bambang Yuhoyono (SBY) tidak lebih seorang pengkhianat, bahkan seorang Brutus yang sadis,” (hal.303). Ini semua karena sikap “diam-diam” SBY yang mencalonkan diri sebagai Presiden pada Pemilu 2004. SBY dinilai tidak jantan. Beberapa kali Megawati bertanya kepada SBY apakah akan maju dalam Pemilu 2004. Dengan diplomatis SBY menjawab, “Belum memikirkan soal itu, Bu. Saya masih konsentrasi dengan tugas selaku Menteri Koordinator Politik dan Keamanan.” (hal. 288).

Namun, Megawati dan kubunya menaruh kecurigaan besar terhadap SBY dan timnya. Perseteruan di balik selimut pun terjadi. Terungkap ke publik bahwa Megawati mengucilkan SBY dari sidang-sidang kabinet. Sikap Megawati ini menguntungkan SBY karena dengan itu SBY tampil di media sebagai korban kezaliman Megawati.

12 Maret 2004 SBY mengirimkan surat pengunduran diri dari kabinet. Dua hari kemudian ia terbang ke Banyuwangi, berkampanye untuk Partai Demokrat. Pada putaran kedua pemilu 2004 SBY menang gemilang dalam pemungutan suara. Megawati sedih dan menangis.

Semua orang tahu, saat pelantikan SBY di Gedung MPR pada 20 Oktober 2004 Megawati tidak hadir, padahal banyak orang dekat membujuknya datang. Semua orang juga tahu, pagi itu Megawati bahkan tidak duduk di depan pesawat televisinya, tapi sibuk berkebun.

Menurut penuturan Roy BB Janis, kegusaran dan kebencian Megawati diartikulasikan dalam rapat DPP PDIP. “Kalau orang lain, Amien Rais Presiden, Wiranto Presiden, siapalah, saya datang. Tapi, kalau ini (SBY) saya enggak bisa, karena dia menikam saya dari belakang,” begitu kata Megawati seperti ditirukan Roy (hal.289). Kompas.

2014 Tak Ada Lagi Politik Satria Piningit


Jakarta, myRMnews. Pemilu 2009 bisa diyakini bakal menjadi hajatan terakhir bagi tokoh-tokoh gaek.

Menurut Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring, pemilu, khususnya Pemilu Presiden (Pilpres) 2009 akan menjadi kesempatan terakhir bagi tokoh-tokoh nasional yang sudah berusia 60 tahun ke atas.

Karena itu, dia begitu optimistis bahwa Pemilu 2014 mendatang akan menjadi era baru yang diwarnai dengan munculnya wajah-wajah fresh tokoh-tokoh muda.

”Tidak ada lagi politik dinasti atau politik ala satria piningit. Kita harus membuat bangsa ini lebih optimistis,” kata Tifatul seperti dilansir JPNN.

2014 diyakini bakal menjadi ajang munculnya tokoh-tokoh muda yang punya kepiawaian bahkan mewarisi sifat negarawan sebagai bagian regenerasi kepemimpinan bangsa ini.

“Kalau masih ada tokoh senior yang ngotot tampil, harusnya lebih tahu diri dan merasa malu. Bangsa ini ke depan harus mempercayakan anak-anak mudanya untuk memimpin,” tandasnya.

Seperti diketahui, kemarin (Selasa, 16/12) terpilih 15 tokoh muda yang berpengaruh versi Majalah Biografi Politik yang dinakhodai intelektual muda Yudi Latief.

15 tokoh muda berpengaruh itu antara lain, Pramono Anung (Sekjen PDI Perjuangan), Riri Riza (sineas muda), Adhyaksa Dault (Menengpora), Irman Gusman (wakil ketua DPD) hingga Khofifah Indah Parawansa.

Pram dan Tifatul Cerah di 2014


INILAH.COM, Jakarta. Kesempatan pemimpin muda di 2009 masih sangat minim. Namun pada 2014, kesempatan mereka lebih terbuka lebar. Sekjen DPP PDIP Pramono Anung dan Presiden PKS Tifatul Sembiring dianggap pemimpin muda yang memiliki kans besar.

"Menurut saya sekjen PDIP Pramono Anung sebagai pemimpin muda paling berpengaruh di tahun 2008. Sebab Pramono merupakan orang nomor 2 di salah satu partai besar yang akan memenangkan Pemilu 2009 nanti," kata pengamat politik dari Paramadina Bima Arya Sugiarto saat dihubungi INILAH.COM, Jakarta, Rabu (17/12). Sementara Tifatul dianggap pengaruh di tahun 2008 karena dianggap orang nomor 1 sebagai presiden PKS.

Meski berpeluang, kesempatan mereka di 2014 akan cerah jika mereka meniti karir di parpol masing-masing, dan memiliki track record yang bagus. Mereka harus konsisten dan tidak berhenti di tengak jalan.

"Pemimpin muda harus mempunyai track record di parpol. Kita bisa melihat rekam jejak di parpol, apakah dia konsisten atau tidak," kata Bima sambil menambahkan, meskipun umur ada di bawah 50 tahun, pemimpin muda harus mempunyai visi jauh ke depan dalam pembangunan bangsa ini.

Sebagaimana versi Majalah 'Biografi Politik' memberikan penghargaan pemimpin muda berpengaruh di tahun 2008. Selain itu ada 14 nama tokoh lain seperti Tifatul Sembiring, Denny JA, Adhyaksa Dault, Irman Gusman, Andy F Noya, Ary Ginanjar, Khofifah Indar Parawansa, Marty Natalegawa, Riri Reza, Sandiaga Uno, Sri Mulyani, MS Kaban, Usman Hamid, dan Yusron Ihza.

Yuddy: Tifatul Paling Berpengaruh


INILAH.COM, Jakarta. Yuddy Chrisnandy yang kerap meneriakkan saatnya tokoh muda yang memimpin tidak masuk jajaran '15 Pemimpin Muda Berpengaruh 2008' versi majalah 'Biografi Politik'. Dia malah menyebut Presiden PKS Tifatul Sembiring sebagai tokoh paling berpengaruh.

"Saya pilih Tifatul Sembiring jika dibandingkan tokoh-tokoh yang lainnya karena ia berpengaruh sekali di partainya," kata Yuddy saat dihubungi INILAH.COM, Jakarta, Rabu (17/12).

Yuddy mengatakan tidak mempermasalahkan dirinya tidak mendapatkan penghargaan dari majalah yang dipimpin oleh pengamat politik Yudi Latif. Setiap orang mempunyai kriteria masing-masing dalam menentukan pilihan apakah seseorang itu berhak atau tidak masuk ke dalam kategori pemimpin muda.

"Nggak apa-apa tidak masuk," jawabnya santai.

Dijelaskan oleh Yuddy bahwa seorang pemimpin muda harus mempunyai visi yang jauh ke depan bagaimana mengatasi persoalan yang dihadapi oleh bangsa ini. Selain itu, moralitas juga harus didepankan.

"Pemimpin muda harus mempunyai kapasitas yang memadai dalam memimpin negara nanti," pungkasnya.

Berikut 15 Pemimpin Muda Berpengaruh 2008: Tifatul Sembiring, Denny JA, Adhyaksa Dault, Irman Gusman, Andy F Noya, Ary Ginanjar, Khofifah Indar Parawansa, Marty Natalegawa, Riri Reza, Sandiaga Uno, Sri Mulyani, MS Kaban, Usman Hamid, Yusron Ihza, dan Pramono Anung. [bar/ana]

PKS Desak Polisi Ungkap Pelaku Teror


JAKARTA. Mantan Wakil Ketua DPD PKS Depok, Amri Yusra mendesak agar pihak kepolisian melakukan investigasi terhadap teror pembakaran yang dialami kader PKS di Depok, Jawa Barat.

"Kita dorong pihak kepolisian agar sungguh-sungguh melakukan investigasi mengungkap pelaku pembakaran," ucap Amri saat dihubungi okezone, Selasa (16/12/2008)

Wakil Ketua DPRD Kota Depok ini juga berharap polisi serius menangani persoalan ini. Pasalnya pelaku teror serupa di Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu belum tertangkap.

"Hingga saat ini pelaku pelemparan bom molotov di Bandung belum terungkap," tuturnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kemarin terjadi delapan kebakaran di Depok, Jawa Barat. Lima di antaranya adalah rumah milik kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dua warung milik kader PKS, dan satu titik lagi adalah Masjid Mujahidin. Semuanya terletak di RT 05/01, Kelurahan Kemiri Muka, Beji Depok, Jawa Barat.



Sekretariat PKS Tangerang Diteror Bom


Tangerang, (ANTARA News). Kantor Sekretariat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kecamatan Ciputat yang berlokasi di Jalan Bukit Nusa Indah Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, diteror akan diledakkan bom oleh pria tidak dikenal, Selasa petang.

Teror ancaman peledakkan yang dilakukan pria tidak berindentitas tersebut melalui pesan singkat dan sambungan telepon selular milik Fahrul Arief sebagai pemilik rumah yang dikontrakkan untuk kantor sekretariat DPC PKS tersebut.

Pelaksana tugas (Plt) Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kabupaten Tangerang, Anugerah menjelaskan, pelaku mengirim pesan singkat dan sambungan telepon selular tentang ancaman peledakkan tersebut sebanyak lebih dari tujuh kali.

"Pelaku menelpon berulang kali tapi diduga orangnya satu karena suarnya sama," kata Anugerah.

Anugerah menyebutkan, penelpon misterius tersebut akan letakkan bom di belakang kantor sekretariat PKS dan tidak lama akan segera meledak.

Anugerah menegaskan, meski pun sebuah ancaman, namun PKS menanggapi teror tersebut sebagai masalah serius karena kejadian yang sama pernah diterima pengurus PKS di Kota Depok, Jawa Barat.

Ia menambahkan, pihaknya sudah melaporkan ancaman tersebut ke Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS Provinsi Banten dan aparat kepolisian untuk mengungkap kasus tersebut.


http://smsplus.blogspot.com/2008/12/siap-pelaku-teror-kader.html

PKS: Poros Tengah No, Poros Umat Yes!


INILAH.COM, Jakarta. PKS tak menyatakan berminat pada gagasan pembentukan aliansi Poros Tengah II yang dilontarkan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin. Meski begitu, Presiden PKS Tifatul Sembiring mengaku lebih suka membentuk aliansi 'Poros Umat'.

"Saya nggak ngerti poros tengah. Tidak ada poros tengah, adanya poros umat," kata Tifatul di sela acara Jakarta Political Club di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (16/12).

Menurut Tifatul, usulan Din tersebut sebagai upaya untuk menyatukan partai-partai Islam. Karena total suara seluruh partai Islam dalam Pemilu mencapai 36 persen, dan sisanya dikuasai partai nasionalis.

Saat ini, lanjut Tifatul, partai-partai Islam lebih moderat dan sudah bergeser ke tengah, artinya lebih nasionalis. "Ya harus berkoalisi. PKS pasti akan berkoalisi," pungkasnya.