jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Sabtu, 07 November 2009

Berharap Gebrakan Menristek Baru


Jakarta. Terlepas dari proses seleksi menteri yang tidak lazim untuk posisi pembantu presiden (proses rekrutmen terbuka disertai wawancara dan disoroti media) seluruh posisi menteri untuk kabinet Presiden SBY periode 2009-2014 sudah terisi. Banyak kalangan yang menganggap komposisi menteri kali ini adalah hasil dari dagang sapi SBY dengan parpol pendukungnya.

Indikasinya adalah banyaknya menteri yang ditempatkan tidak sesuai dengan latar belakang keilmuannya atau pengalamannya. Padahal seseorang tanpa keahlian di bidangnya akan mudah distorsi dan dipengaruh pihak lain. Pemimpin harus show the way lead the way. Bagaimana bisa menunjukkan teladan kalau tidak faham pekerjaannya.

Para elit parpol yang terpilih tentu saja bereaksi dengan mengatakan bahwa menteri adalah jabatan politis. Yang menentukan kinerja kementerian adalah kepemimpinan sang menteri. Bukan keahlian spesifiknya.

Menteri diumpamakan manager tim sepak bola. Tidak harus seorang mantan pemain hebat. Yang penting bisa menggunakan dan memotivasi pemain hebat. Rasa-rasanya argumentasi keduanya ada sisi benarnya. Marilah kita lihat bukti seiring dengan akan berjalannya waktu.

Pilkada Kalsel, Habib dan Alwi Calon Kuat dari Internal PKS


Jakarta, RMOL. Nama Habib Aboe Bakar dan Alwi Syahlan tampaknya akan menjadi pilihan kuat bagi Partai Kedailan Sejahtera (PKS) untuk bisa diusung mewakili kader partai dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalimantan Selatan 2010 mendatang.

“Untuk kader partai, Habib dan Alwi yang terkuat kita usung,” kata Ketua DPW PKS Kalsel, Riyadi, di Banjarbaru, sebagaimana dilansir JPNN (Senin, 03/11).

Meski sudah berani menyebut nama, Riyadi belum memastikan posisi untuk kedua kader itu. Terlebih lagi, saat ini proses verifikasi untuk cagub yang melamar di partainya sedang berjalan. Meski begitu, jauh-jauh hari, arah politik PKS yang mendapatkan tujuh kursi di DPRD Kalsel memang menginginkan posisi wakil gubernur. Sesuai pendaftaran dari eksternal partai, kata Riyadi, PKS telah menerima pendaftaran empat cagub. Mereka adalah Zairullah Azhar (Bupati Tanbu), Sjachrani Mataja (Bupati Kotabaru), Rosehan (Wagub) dan Ramlan (pengusaha).

“Kita ingin secepatnya. Target dulu Oktober sudah selesai, namun molor lagi,” kata Riyadi. [yan]


Sumber: www.rakyatmerdeka.co.id

Anggota FPKS Persoalkan Klarifikasi Kapolri Soal Pencekalan Putronefo

Jakarta. Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri tiba-tiba mengklarifikasi terkait pencekalan Dirut PT Masaro Radiokom Putronefo A Prayugo. Anggota FPKS Nasir Jamil ternyata jeli dan melihat keanehan itu dan mempertanyakan kepada Kapolri tentang klarifikasi itu.

"Di akhir penjelasan tadi, mengapa Kapolri tiba-tiba mengklarifikai terkait pencekalan Putronefo. Padahal, di awal penjelasan tadi, Kapolri mempersoalkan pencekalan Putronefo yang tersusun dalam rangkaian argumentasi," kata Nasir Jamil dalam rapat kerja (Raker) antara Komisi III DPR dengan Kapolri di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (5/11/2009) pukul 23.30 WIB.

Nasir meminta penjelasan mengapa Kapolri sampai mengeluarkan klarifikasi di akhir penjelasan. Padahal, menurut Nasir, informasi yang didapatkan dirinya, KPK telah meminta pelarangan ke luar negeri untuk Anggoro Widjojo dan Putronefo per 22 Agustus 2008. Selain dua nama itu, KPK juga telah mencekal dua nama lain, yaitu Anggono Widjojo dan David Angkawijaya pada tanggal yang sama.