jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Rabu, 23 September 2009

Fraksi PKS Resmi Terbentuk

PKS Sukoharjo Online. Empat kader terbaik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Sukoharjo resmi menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sukoharjo periode 2009 - 2014.

Keempatnya masing-masing adalah Sunarno, ST berasal dari Daerah Pemilihan Sukoharjo 1 (Kec.Sukoharjo, Bendosari dan Nguter), Muhammad Samrodin berasal dari Daerah Pemilihan Sukoharjo 3 (Kec. Baki, Gatak dan Kartosura), Hasman Budiadi, SE, MM berasal dari Daerah Pemilihan Sukoharjo 4 (Kec. Grogol), Rokhmat Sidik Pramana, SE berasal dari Daerah Pemilihan Sukoharjo 5 (Kec. Polokarto dan Mojolaban), demikian disampaikan oleh Ketua DPD PKS Sukoharjo Bimawan, SP Kamis 17 september 2009.

Selanjutnya disampaikan Pak Bim (sapaan akrab Ketua DPD PKS Sukoharjo ini) Keemapat Anggota Dewan dari PKS telah membentuk Fraksi Partai Keadilan Sejahtera yang susunan sebagai berikut:

Ketua: Hasman Budiadi, SE.MM.
Wakil Ketua: Sunarno, ST.
Sekretaris: Rokhmat Sidik Pramana, SE.
Anggota: Muhammad Samrodin.

PKS ifthor bareng Dewan baru


Grogol (Espos). Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Keadilan Sejahtera Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo akan mengadakan kegiatan ifthor (buka puasa) bersama anggota baru Dewan periode 2009-2014 dari Daerah Pemilihan (DP) IV Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Hasman Budiadi SE MM, Kamis (17/9).

Acara yang berlangsung di rumah Hasman Budiadi itu mengundang seluruh kader dan struktur DPC di Kecamatan Grogol. ”Kegiatan ini sekaligus merupakan ajang silaturahmi bagi seluruh kader dan struktur DPC di Kecamatan Grogol. Selain itu, akan dibahas pula perkembangan isu-isu politik terkini di Kabupaten Sukoharjo,” ujar Ketua DPC PKS Kecamatan Grogol, Zainal Abidin ST, dalam siaran pers yang diterima Espos, Kamis (17/9).


Sumber: http://www.solopos.co.id/zindex_menu.asp?kodehalaman=h33&id=287845

Hidayat belum jawab tawaran jabat lagi posisi ketua MPR


Jakarta (Espos). Ketua MPR Hidayat Nur Wahid belum memberikan jawaban perihal pencalonan dirinya untuk menduduki kembali jabatannya sebagai Ketua MPR periode 2009-2014.

”Saya mengucapkan terima kasih pada teman-teman PKS yang mencalonkan saya untuk kembali memimpin MPR,” kata Hidayat Nur Wahid di Jakarta, Senin (21/9).

Dikatakannya, teman-temannya di PKS mencalonkan dirinya menjadi calon Ketua MPR periode lima tahun ke depan tentu sudah dihitung secara matang termasuk kemaslahatannya serta rekam jejaknya selama memimpin MPR lima tahun terakhir.
Menurut dia, setiap anggota parlemen memiliki hak untuk mencalonkan dan dicalonkan. Jadi sah-sah saja jika ada teman-temannya yang menyebut-menyebut namanya untuk diusung lagi menjadi ketua MPR periode mendatang.

Secara prinsip, katanya, dirinya sudah menyampaikan kepada rekan-rekannya di PKS agar memberikan kesempatan pada dirinya untuk menyelesaikan tugasnya sebagai Ketua MPR periode 2004-20019 dengan baik sampai selesai pada 30 September mendatang.

”Saat ini saya masih Ketua MPR dan saya berusaha menyelesaikan tugas saya dengan baik sampai tuntas,” kata staf pengajar pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) ini. Dikatakannya, tugasnya sebagai Ketua MPR periode 2004-20014 selesai setelah anggota MPR mengucapkan sumpah dan janji pada 1 Oktober mendatang.


Sumber: http://www.solopos.co.id/zindex_menu.asp?kodehalaman=h02&id=288213

Tifatul: Istilah Cicak Lawan Buaya Tak Etis


Dua Pimpinan KPK Jadi Tersangka

VIVAnews. Presiden PKS Tifatul Sembiring mengimbau kontroversi seputar KPK dengan kepolisian agar tidak dipolitisir dan segera dihentikan. "Rakyat muak melihat pertengkaran-pertengkaran seperti ini," kata Tifatul dalam pesan tertulis ke VIVAnews, Kamis 17 September 2009.

Menurut Tifatul, kalau ada pelanggaran hukum di manapun, harus diproses secara prosedur hukum yang berlaku. "Jangan terkesan seperti 'pride', tersinggung harga diri korps padahal semuanya dibiayai dari uang rakyat dan dapat amanah dari rakyat," ujarnya.

Tifatul mengingatkan, tidak ada yang kebal hukum di negeri ini. "Mau cicak, mau buaya atau biawak, kalau melanggar ya harus kena sanksi. Ini demi menjunjung supremasi hukum, ini prinsip keadilan," ujar calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat terpilih dari Sumatera Utara I itu.

Tifatul mengimbau, agar jangan semacam ada kesan perang antar lembaga, ini tidak sehat. "Kalau ada bukti-bukti pelanggaran hukum, maka harus diproses secara aturan yang berlaku, itu prinsipnya, bukan dendam dan lain-lain," ujarnya.

Istilah cicak melawan buaya pertama kali dilansir Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian, Komisaris Jenderal Susno Duadji. Susno menyatakan itu setelah merasa dirinya disadap Komisi Pemberantasan Korupsi yang diistilahkannya sebagai "cicak."

Dan hubungan Polri-KPK ini mencapai puncaknya ketika dua pimpinan KPK yakni Bibit Samad Riyanto dan Chandra M Hamzah dijadikan tersangka penyalahgunaan wewenang ketika mencekal bos PT Masaro Radiokom, Anggoro Widjojo.


Sumber: http://politik.vivanews.com/news/read/91062-tifatul__istilah_cicak_lawan_buaya_tak_etis

Warsomi, Pejuang Mudik PKS


PK-Sejahtera Online. Lebaran bagi sebagian besar masyarakat adalah waktu yang paling indah berkumpul dengan keluarga, itulah yang menyebabkan sesulit dan sebesar apapun biayanya tradisi mudik sangat diminati seluruh penduduk negeri ini.

Namun ada yang berbeda bagi Warsomi (46 thn) lelaki yang setiap hari berprofesi sebagai sopir DPW PKS Jawa Tengah ini, lebaran berarti saat nebar kebaikan sebanyak-banyaknya. Betapa tidak, ditengah orang sibuk untuk menambah hari cuti kerjanya Warsomi malah tidak mau menggunakan kesempatan cutinya.

Menjelang lebaran seperti ini pria yang akrab disapa pak Isom ini sibuk melayani keluarga kader dan pengurus PKS Jawa Tengah untuk mudik ke kampung halaman.

“Biasanya antara 12 sampai 14 keluarga yang saya antar selama musim lebaran, dan kotanya berbeda-beda ada yang ke Jakarta, Jawa Timur dan paling banyak kota-kota di Jawa Tengah,” terangnya.

Menurut lelaki asli Boyolali ini kegiatan rutin yang dijalaninya selama 6 tahun ini berawal dari keprihatinan melihat repotnya mudik keluarga kader dan pengurus PKS.

“Mudik dengan 7 sampai 11 anggota keluarga bukan sesuatu yang ringan, apalagi mereka rata-rata tidak punya mobil pribadi,” tegasnya.

Perihal biaya Warsomi menegaskan semua pelayanan diberikan secara gratis, karena mobil dan bensinya disediakan oleh DPW.

“Yang penting dapat izin dari pak Prap(sekum DPW), langsung diantar, mereka telah bekerja dengan ikhlas dan terus menerus selama setahun, jadi lebaran diantar sampai rumah itung-itung sebagai THR mereka,” candanya.

Ditanya soal kapan waktu lebaran bersama keluarga, Warsomi mengaku sangat cukup, soalnya menurut kebiasaan Ia tiba dirumah menjelang subuh pas hari H lebaran, sehingga ia bisa sholat dan bersilaturahim dengan seluruh sanak kerabatnya.

“Biasanya jam 14.00 berangkat lagi, waktu segitu sudah cukup soalnya saya kan nikah Pek-nggo (ngepek tonggo-menikahi tetangganya sendiri) jadi ndak perlu pakai mudik,” tegasnya.

Warsomi melakukannya dengan setulus hati, prinsipnya sederhana ia punya tenaga dan keahlian sebagai sopir, dengan sarana itu Warsomi pingin masuk surga. Semoga selamat sampai tujuan pak Isom…(Hadi Santoso)

Presiden PKS Mudik Nyetir dan Masak Sendiri


PK-Sejahtera Online. Kebiasaan Presiden PKS Tifatul Sembiring setiap lebaran mudik ke Kampung kelahirannya Bukit Tinggi Sumatera Barat. Setelah ahad pagi 20/09 berkhutbah Iedul Fithri di Lapangan PSPT Tebet, sorenya langsung tancap gas nyetir mobil, hobbinya, bersama keluarga.

"Kami baru bisa naik kapal di Pelabuhan Merak, sekitar pk 22.00 malam, gelombang cukup besar, beberapa penumpang muntah-muntah", kata Tifatul.

Penyeberangan Merak - Bakauheuni yang biasa dapat ditempuh hanya 2 jam, kali ini lebih lama, lebih 3 jam, karena tinggi gelombang. Bahkan 'Kapal cepat' dilarang beroperasi, karena sangat berbahaya.

Kami baru sampai di Lampung sekitar pukul 01.00 dinihari, langsung belok kanan ambil Lintas Timur via Sukadana - Menggala.

"Wah, jalannya mulus, sepi sekali, bahkan selama 1/2 jam kami tidak ketemu kendaraan yang berpapasan, saya tancap 130 km/jam, kiri kanan hanya kebun-kebun singkong dan tebu", kisah Tifatul.

Masalahpun timbul, ketika perut mulai terasa lapar, ternyata hampir seluruh restoran sepanjang jalan tutup. Kami mampir di masjid pinggir jalan dan memasak mie instant untuk sarapan. Alhamdulillah kompor gas mini yang dibawa bisa menyala. "Kami masak sendiri, Cukuplah sekedar pengganjal perut", ujar Tifatul.

Soal Ketua MPR, Hidayat Lebih Layak?


INILAH.COM, Jakarta. Hidayat Nur Wahid dari PKS dinilai lebih layak menempati posisi ketua MPR periode 2009-2014 dibandingkan Taufik Kiemas dari PDIP. Penilaian itu dikemukakan oleh pengamat politik dari Charta Politika Indonesia, Dr Bima Arya Sugiarto.

"Saya kira ada ganjalan untuk Taufik Kiemas, salah satunya adalah rekam jejaknya kurang baik," kata Arya Bima. Penentuan figur ketua MPR, kata dia, tak cukup hanya ditentukan berdasarkan aspek senioritas dan politik akomodasi. Namun hendaknya dipertimbangkan juga berdasarkan kompetensi, akseptabilitas, dan rekam jejak calonnya.

Aspek-aspek kompetensi, akseptabilitas, dan rekam jejak, dinilai Arya Bima sangat penting dalam pemilihan figur ketua MPR karena berpengaruh pada kinerja lembaga yang akan dipimpinnya.

Ketua MPR, tambahnya, tidak bisa hanya sekadar senior tanpa memiliki kualifikasi kompetensi lainnya. "Ia juga harus memiliki kemampuan memimpin lembaga yang beranggotakan politisi dari belasan fraksi, bisa diterima oleh seluruh anggota koalisi parpol pemenang pemilu legislatif," katanya.

Menurut dia, figur yang bisa diterima oleh seluruh anggota koalisi parpol pemenang pemilu bisa jadi politisi yang usianya lebih muda tetapi egaliter daripada politisi yang telah senior. "Figur tersebut juga harus memiliki rekam jejak yang baik," tambahnya.

Doktor ilmu politik lulusan Australia ini mengatakan lebih baik memilih politik yang baru masuk ke parlemen tetapi sudah berbuat banyak di luar parlemen, misalnya memimpin organisasi kepemudaan atau sebuah institusi negara, daripada figur yang sudah dua periode berada di parlemen tetapi tidak berbuat apa-apa. [P1]


Sumber: http://pemilu.inilah.com/berita/2009/09/19/158014/soal-ketua-mpr-hidayat-lebih-layak/

PKS: Kader Dilarang Takbir Keliling


INILAH.COM, Jakarta. Para kader PKS diimbau untuk tidak melakukan takbir keliling. Lebih baik kader partai berlambang setangkai padi diapit dua sabit untuk menggemakan takbir di masjid setempat.

"Di dalam Islam tidak ada takbir keliling, yang ada di masjid. Yang ada putar-putar itu komidi putar. Lagi pula takbir di masjid lebih aman dan hemat," kata Humas PKS Ahmad Mabruri kepada INILAH.COM, Jakarta, Sabtu (19/9).

Senada dengan PKS, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengimbau warga Jakarta untuk tak melakukan takbir keliling di malam takbiran 1 Syawal 1430 H. Hal ini diutarakan Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto saat melepas keberangkatan pemudik motor di Jakarta, Jumat (18/9).

"Para ulama mengatakan, lebih baik melakukan takbir di mushala atau masjid saja lebih khusyuk. Takbir keliling malah justru tidak tertib. Anak-anak justru main petasan membuat kegaduhan," ujar Prijanto.

Prijanto menjelaskan, pihak Pemprov DKI telah berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya untuk menyiagakan keamanan selama malam takbiran. Jika aksi takbir keliling tetap dilakukan dan tak tertib, maka aparat akan segera ambil tindakan tegas. [bar]


Sumber: http://inilah.com/berita/politik/2009/09/19/158185/pks-kader-dilarang-takbir-keliling/

Jiwa Taqwa Lebih Peduli


PK-Sejahtera Online. Presiden PKS Tifatul Sembiring berkhutbah di lapangan PSPT Tebet Jakarta Selatan pada sholat Idul Fitri 1430 H, yang dihadiri oleh ribuan jamaah.

Dalam khutbahnya, Tifatul mengingatkan bahwa penempaan sebulan penuh Ramadhan akan mewujudkan jiwa taqwa dalam diri seorang muslim.

"Namun taqwa bukan sekedar untuk pribadi semata, namun apa manfaatnya terhadap orang lain. Jadi taqwa adalah lebih peduli," tuturnya.

Lebih lanjut Tifatul mengajak jamaah untuk lebih peduli terhadap nasib dunia dunia Islam, yaitu nasib muslim Palestina, Iraq, Afghanistan dan Ulighur. Dan yang tak kalah penting adalah nasib masyarakat korban gempa di Tasikmalaya, Garut, Bandung dan Cianjur, juga korban banjir di Mandailing Natal.

"Siapakah yang peduli dengan mereka? Dapatkah mereka berbahagia seperti yang kira rasakan saat ini?" ujar Tifatul.

Di penghujung khutbahnya Tifatul mengingatkan jamaah agar mendidik anak-anak dan generasi muda dengan pengajaran Islam yang baik, tarbiyyah Islamiyyah yang mutakamilah, agar ummat tidak memahami Islam secara dangkal dan tidak terjebak kepada pemahaman-pemahaman yang sempit dan ekstrim.

Tifatul juga mengajak agar pemimpin Islam merajut tali ukhuwah Islamiyah yang kokoh, mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang menyejukkan dan tidak memprovokasi.

Terakhir dirinya berpesan agar setiap muslim terlibat dalam dakwah. Dakwah yang bermakna Islah yaitu perbaikan dan reformasi, yaitu dakwahi diri sendiri, keluarga, masyarakat dan negara.

"Semua harus terlibat dalam reformasi bangsa ini, yang masih bergelimang dengan korupsi, kolusi dan nepotisme. Kita dukung upaya pemberantasan korupsi dan kita lawan setiap upaya pelumpuhan elemen-elemen pemberantasan korupsi," pungkasnya.