jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Kamis, 19 Mei 2011

DPRD pertanyakan pendataan sertifikasi guru

DPRD Sukoharjo mempertanyakan pendataan sertifikasi guru 2011 di Kabupaten Sukoharjo menyusul banyaknya keluhan dari beberapa guru yang batal masuk kuota.

Ketua Fraksi PKS, Hasman Budiadi mengungkapkan sejak Mei lalu, dirinya mendapatkan laporan dari guru-guru yang batal masuk kuota. Padahal, guru-guru tersebut sudah memenuhi segala persyaratan untuk diusulkan masuk data sertifikasi guru 2011.
“Dalam laporan salah satu guru dari Mojolaban, dia berada pada nomor urut 6 di data sertifikasi. Golongannya IV A dan sudah mengajar selama 24 tahun. Tapi, dia digeser dengan nomor urut 12 yang baru memiliki masa kerja 11 tahun dan golongannya III D,” ungkap Hasman, Kamis (19/5).

1.319 Warga Suspect Tuberkulosis

Sebanyak 1.319 warga dinyatakan suspect Tuberkulosis (TB). Dari jumlah tersebut 133 di antaranya dipastikan positif.

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Tutik Karyaningsih mengatakan jumlah penderita TB jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya masih rendah. Akan tetapi melihat kondisi cuaca seperti ini tetap dilakukan kewaspadaan. “Data 1.319 suspect TB tersebut baru sampai bulan April dan jika tidak dilakukan antisipasi sejak dini ditakutkan akan terus mengalami peningkatan,” ujar Tutik, Rabu (18/5).

Dikatakan Tutik, salah satu upaya untuk mengantisipasi penyebaran penyakit tersebut adalah dengan melakukan pengawasan serta membentuk jejaring di tingkat desa. Dengan langkah itu diharapkan muncul kewaspadaan di tingkat desa sehingga penyebarannya bisa diminimalisasi.

Memaknai 103 Tahun Kebangkitan Nasional

Sejarah Kebangkitan Nasional Indonesia, 20 Mei 1908, tidak bisa dilepaskan dari kiprah perempuan Indonesia. Jauh sebelum organisasi Budi Utomo lahir, telah ada pejuang-pejuang perempuan yang berkiprah luar biasa. Ada Sultanah Seri Ratu Tajul Alam Safiatuddin Johan, yang memerintah Aceh dari tahun 1644–1675.

Selama masa itu, Sultanah bukan saja menampik usaha Belanda untuk memperoleh monopoli tetapi juga mengembangkan ilmu pengetahuan dan kesusastraan, serta memajukan pendidikan bagi kaum laki-laki dan perempuan.

Selain Sultanah, ada Siti Aisyah We Tenriolle dari Sulawesi Selatan yang ahli pemerintahan, mahir kesusastraan, dan mendirikan tempat pendidikan modern anak-anak pertama pada 1908 (Harsja W. Bachtiar 1990). Sayangnya, kedua pejuang perempuan tersebut tak banyak dikenal masyarakat Indonesia.

Serial (3): "Durar As-Suluk fi Siyasat Al-Mulk"

KAJIAN KITAB DURAR AL-SULUK FI SIYASAT AL-MULUK
(Petuah-petuah Taujih Siyasi Untuk Para Raja dan Pemimpin)

Karya: Imam Abu al-Hasan ‘Ali bin Habib al-Mawardi (w. 450 H)

Oleh: Ust. Musyaffa Abdurrahim, Lc
Bidang Pembinaan Kader DPP-PKS
---

Petuah_04


فَإِذَا بَدَأَ الْإِنْسَانُ بِسِيَاسَةِ نَفْسِهِ كَانَ عَلَى سِيَاسَةِ غَيْرِهِ أَقْدَرُ، وَإِذَا أَهْمَلَ مُرَاعَاةَ نَفْسِهِ كَانَ بِإهْمَالِ غَيْرِهِ أَجْدَرُ

وَقَدْ قَالَ بَعْضُ الْحُكَمَاء الْمُتَقَدِّمِيْنَ: مَنْ بَدَأَ بِسِيَاسَةِ نَفْسِهِ أَدْرَكَ سِيَاسَةَ النَّاسِ

وَقَدْ قِيْلَ فِيْ مَنْثُوْرِ الْحِكَمِ: لَا يَنْبَغِيْ لِلْعَاقِلِ أَنْ يَطْلُبَ طَاعَةَ غَيْرِهِ وَطَاعَةُ نَفْسِهِ مُمْتَنِعَةٌ عَلَيْهِ

قَالَ الشَّاعِر

(أَتَطْمَعُ أَنْ يُطِيْعَكَ قَلْبُ سَعْدَى ... تَزْعُمُ أَنَّ قَلْبَكَ قَدْ عَصَاكَا)

Maka, jika seseorang mulai menerapkan siyasat pada dirinya, maka untuk menerapkan siyasat pada orang lain akan lebih mampu.

Sebaliknya, jika ia mengabaikan dirinya, maka akan lebih mengabaikan orang lainnya.

PERTAHANANKAN KWALITAS DEMI TERCAPAINYA TARGET KUANTITAS

Dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (Nya) yang bertaqwa. mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.

Tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa Kami dan tindakan-tindakan Kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian Kami, dan tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir".

Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.

Nasehat untuk Sang Putra

Oleh: Ust. Musyaffa Abdurrahim, Lc
Bidang Pembinaan Kader DPP-PKS
---

نَصِيْحَةُ عَرَبِيٍّ لاِبْنِـــهِ

Nasihat Seorang Arab Kepada Putranya


بُنَيَّ ... لِكَيْ تَكُوْنَ مَلِكًا مُهَابًا بَيْنَ النَّاسِ ..
إِيَّاكَ أَنْ تَتَكَلَّمَ فِي اْلأَشْيَاء
إِلاَّ بَعْدَ أَنْ تَتَأَكَّدَ مِنْ صِحَّةِ الْمَصْدَرِ ..
وِإِذَا جَاءَكَ أَحَدٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنْ قَبْلَ أَنْ تَتَهَوَّرَ..
وَإِيَاكَ وَالشَّائِعَةَ .. لاَ تُصَدِّقْ كُلَّ مَا يُقَالُ وَلاَ نِصْفَ مَا تُبْصِرُ ..
وِإِذَا اِبْتَلاَكَ اللهُ بِعَدُوٍّ .. قَاوِمْهُ بِاْلإِحْسَانِ إِلَيْهِ .. اِدْفَعْ بِالَّتِيْ هِيَ أَحْسَنُ ..
فَإِنَّ الْعَدَاوَةَ تَنْقَلِبُ حُبّاً ..


Wahai puteraku …

Agar engkau menjadi seorang raja yang berwibawa di hadapan manusia ..
Janganlah berbicara dalam berbagai urusan ..
Kecuali setelah mengecek kebenaran sumbernya ..
Dan jika seseorang datang membawa berita, cari bukti kebenarannya sebelum dengan berani engkau berbicara ..
Hati-hati dengan isu .. jangan percayai setiap yang dikatakan, jangan pula percaya sesuatu yang setengah engkau lihat ..

PKS Menangkan Pilkada Kota Jayapura

Pemilihan Walikota (Pilwalkot) ulang Kota Jayapura yang digelar 18 Mei 2011 dan diikuti 7 pasang calon, berdasar hasil quick count dimenangkan oleh pasangan Benhur Tomi Mano (BTM) – Nuralam (Alam) disingkat BTM-Alam. Pasangan BTM-Alam diusung oleh PKS, PDIP dan PKPI. Berikut hasil quick count:

Hasil Pilkada Ulang Kota Jayapura:

1. ABISAY [8,68%]

2. BTM [40,71] PKS PDIP PKPI

3. MUSA [8,53%]

4. HENDRIK [21,64%]

5. TOHAR [17,61]

6. TOAM [1,26%]

7. WAROM [1,57%]

PKS Menang di Pilkada Pekanbaru

Hasil perhitungan cepat Lembaga Survey Indopolling Rabu (18/5) malam menunjukkan, pasangan Firdaus MT-Ayat Cahyadi yang diusung Partai Demokrat, PKS dan Hanura memperoleh suara sebesar 59,3 persen.

“Dengan demikian, pasangan Firdaus-Ayat diprediksi memenangi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Pekanbaru,” ungkap Direktur Strategis Indopolling, Karyono Wibowo melalui jejaring komunikasi kepada ANTARA.

Ia juga mengutarakan, angka “Golput” cukup besar pada Pilkada Walikota/Wakil Walikota ibukota Provinsi Riau ini, yakni mencapai 53,4 persen.

Fase Penyebaran Islam di Nusantara

Oleh: Alwi Alatas, kolumnis hidayatullah.com, kini sedang mengambil program doktoral bidang sejarah di Universiti Islam Antarabangsa, Malaysia
PENYEBARAN Islam di Nusantara, termasuk di pulau Jawa, biasanya digambarkan sebagai penyebaran yang bersifat damai. Dengan kata lain, Islam tersebar di wilayah ini tanpa melalui peperangan sebagaimana yang terjadi di Timur Tengah, Afrika Utara, Eropa, dan Asia Tengah. Penyebaran yang damai ini dilihat oleh sebagian orang sebagai hal yang positif, karena membantu terbentuknya karakteristik Islam yang cenderung damai dan toleran. Tapi ada juga yang melihatnya sebagai kelemahan. Pola dakwahnya yang cenderung kurang tegas dalam aspek aqidah dianggap telah menyebabkan banyaknya percampuran nilai-nilai lokal yang tidak Islami dengan nilai-nilai dan praktek agama Islam.

Penyebaran Islam di Nusantara pada awalnya memang dilakukan oleh para pedagang Muslim yang melakukan aktivitas perdagangan hingga ke wilayah ini. Karena mereka bukan merupakan ulama atau dai yang mengkhususkan diri untuk menyebarkan Islam, maka perkembangan Islam di Nusantara pada awalnya juga berlangsung relatif lambat. Walaupun para pedagang dari Timur Tengah telah melalui Selat Melaka sejak sebelum munculnya Islam di Jazirah Arab, Islam tersebar di Nusantara dalam waktu yang relatif lambat. Hal ini disebabkan faktor jarak yang jauh antara pusat pertumbuhan Islam di Jazirah Arab dengan wilayah Nusantara. Sebagaimana Geoffrey Blainey menggambarkan betapa tirani jarak (tyranny of distance) telah membentuk sejarah negerinya, Australia, tirani jarak juga sebetulnya ikut membentuk sejarah perkembangan Islam di Nusantara.

Nama, Jargon dan Cita-cita

Oleh: Cahyadi Takariawan

Siapa nama anda, dan apa cita-cita anda? Apakah anda memiliki jargon atau kredo atau moto –atau apapun namanya—kata-kata untuk menyemangati dan mengarahkan kehidupan anda? Coba perhatikan nama saya. Cahyadi Takariawan, ini nama asli pemberian orang tua. Adakah makna atau maksud pemberian nama ini? Pasti orang tua saya memiliki maksud yang baik atas nama yang diberikan kepada saya tersebut.

Saya lahir di Jawa Tengah, di lingkungan kultur Kraton Solo. Cahyadi itu dalam bahasa Jawa, berasal dari kata “cahyo” dan “adi”. Cahyo artinya cahaya, adi artinya indah, bagus atau baik. Jadi, harapannya saya akan tumbuh menjadi manusia yang memberikan cahaya kebaikan atau cahaya keindahan bagi kehidupan. Takariawan, dari kata “takari” dan “wan”. Kata “wan” ini menunjukkan kalau saya anak laki-laki, biasanya kalau perempuan sebutannya “wati”. Takari, anda pasti heran, darimana kata ini berasal ? Dari Jepang ? Bukan. Takari itu asli Indonesia, dan sangat nasionalis.

Dahulu kala (waw… kayak orang mendongeng…..), Presiden Republik Indonesia, Soekarno, menghendaki Indonesia segera menjadi negara yang mandiri, negara yang tidak bergantung kepada bantuan negara lain. Bung Karno menghendaki Indonesia menjadi negara yang mampu “berdiri di atas kaki sendiri”, atau biasa disingkat dengan “berdikari”. Maka dengan sangat gagah, Bung Karno mencanangkan tahun 1965 sebagai “Tahun Berdikari”, dan beliau singkat dengan “Takari”. Dengan harapan semoga pada tahun 1965 itu Indonesia bisa menjadi negara yang mampu mandiri, berdiri di atas kaki sendiri, tidak bergantung pihak manapun.

Serial Kajian Kitab (2) "Durar As-Suluk fi Siyasat Al-Mulk"

KAJIAN KITAB DURAR AL-SULUK FI SIYASAT AL-MULUK
(Petuah-petuah Taujih Siyasi Untuk Para Raja dan Pemimpin)

Karya: Imam Abu al-Hasan ‘Ali bin Habib al-Mawardi (w. 450 H)

Oleh: Ust. Musyaffa Abdurrahim, Lc
Bidang Pembinaan Kader DPP-PKS
---

Petuah_03


اِعْلَمْ أَنَّ الْإِنْسَانَ مَطْبُوْعٌ عَلَى أَخْلَاقٍ قَلَّ مَا حُمِدَ جَمِيعُهَا أَوْ ذُمَّ سَائِرُهَا، وَإِنَّمَا الْغَالِبُ أَنَّ بَعْضَهَا مَحْمُودٌ وَبَعْضُهَا مَذْمُوْمٌ.


Ketahuilah bahwasanya manusia memiliki watak untuk berakhlaq yang jarang sekali dipuji seluruhnya atau dicela kesemuanya, umumnya, sebagian terpuji dan sebagian tercela.

قَالَ الشَّاعِر :

Seorang penyair (Ar-Raghib Al-Ishfahani) berkata:

(وَمَا هَذِه الْأَخْلَاقُ إِلَّا طَبَائِعُ ... فَمِنْهُنَّ مَحْمُودٌ وَمِنْهَا مُذَمَّمُ)

Akhlaq ini tiada lain adalah kumpulan watak
Sebagiannya terpuji dan sebagiannya lagi tercela

Serial Kajian Kitab "Durar As-Suluk fi Siyasat Al-Mulk" (Petuah-petuah Taujih Siyasi Untuk Para Raja dan Pemimpin)

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Suatu hari saya jalan-jalan ke toko buku, terus mendapatkan satu judul buku yang menarik perhatian saya, judulnya: DURAR AL-SULUK FI SIYASAT AL-MULUK, yang ditulis oleh Imam Mawardi, penulis buku lain yang berjudul AL-AHKAM AL-SULTHANIYYAH, dan ADAB AD-DUN-YA WA ADDIN.

Terlintas dalam pikiran saya: alangkah menariknya kalau isi buku ini saya terjemahkan secara berseri dengan sedikit penjelasan (berdasarkan pemahaman saya tentunya).

Tentang apakah akan menarik beneran atau tidak, ya tergantung antum lah.

Berikut adalah PETUAH_1, saya kutipkan dari mukaddimah kitab, semoga bermanfaat, selamat menyimak:


KAJIAN KITAB DURAR AL-SULUK FI SIYASAT AL-MULUK
(PETUAH-PETUAN TAUJIH SIYASI UNTUK PARA RAJA DAN PEMIMPIN)

Karya: Imam Abu al-Hasan ‘Ali bin Habib al-Mawardi (w. 450 H)

Judul terjemahan ini memang nggak pas-pas banget, tapi mudahnya saja begitu.

PETUAH 1

فَإِنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ بَبَلِيْغِ حِكْمَتِهِ، وَعَدْلِ قَضَائِهِ، جَعَلَ النَّاسَ أَصْنَافًا مُخْتَلِفِيْنَ، وَأَطْوَارًا مُتَبَايِنِيْنَ، لِيَكُوْنُوْا بِالاخْتِلاَفِ مُؤْتَلِفِيْنَ، وَبِالتَّبَايُنِ مُتَّفِقِيْنَ، وَاخْتَصَّ مِنْهُمْ رَاعِيًا أَوْجَبَ عَلَيْهِ حِرَاسَةَ رَعِيَّتِهِ، وَأَوْجَبَ عَلَى الرَّعِيَّةِ صِدْقَ طَاعَتِهِ، وَجَعَلَهُ اَلْوَسِيْطَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ عِبَادِهِ، وَلَمْ يَجْعَلْ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُمْ أَحَدًا سِوَاهُ

Sesungguhnya Allah SWT dengan hikmah-Nya yang sangat mendalam, dan qadha’-Nya yang adil, telah menjadikan menusia dalam berbagai kelompok yang berbeda dan tahapan-tahapan yang tidak sama, agar akibat perbedaan itu mereka menjadi menyatu dan agar ketidak-samaan itu membuat mereka bersepakat.


Dan Allah SWT telah mengkhususkan seorang pemimpin dengan mewajibkan kepada mereka untuk menjaga rakyat-nya, dan mewajibkan kepada rakyat untuk taat kepadanya. Dan Allah SWT telah menjadikan sang pemimpin itu perantara antara Dzat-Nya dengan para hamba-Nya dan tidak menjadikan antara Dzat-Nya dan mereka sesiapa pun selain sang pemimpin itu.