Maafkan aku, jika lisanku sering menambah beban dan cobaan dalam hidupmu. Sama sekali tak ada niatan dalam hatiku untuk memboroskan kata yang sia-sia, ataupun memberi celah untuk banyak bicara yang tiada berguna.
Mungkin sempat terbersit di batinmu, ”Kalau ada kontes cerewet, pasti istriku akan jadi juaranya”, dan atau karena talenta alamiku itu membuatmu terganggu.
Tapi yakinlah suamiku, menjadi cerewet bukan berarti aku adalah seorang ibu yang tidak baik, tidak pula berarti menjadi ibu yang gagal. Aku hanya bermaksud melakukan sedikit “perubahan” untuk kebaikan keluarga kita. Aku cerewet karena keadaan yang ”memaksaku” menjadi cerewet.