jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Senin, 22 Juni 2009

Dukungan PKS SBY-Boediono

Hidayat Nur Wahid Hadiri Deklarasi di Lampung

PK-Sejahtera Online. PKS Lampung mendeklarasikan dukungan kepada pasangan SBY-Boediono di Wisma Bandar Lampung, Provinsi Lampung, Sabtu(20/6). Hadir pada deklarasi itu mantan Presiden PKS yang juga anggota Majelis Syuro Hidayat Nur Wahid.

Pendeklarasian dilakukan dengan pengucapan ikrar oleh Sekretaris umum DPW PKS Lampung yang diikuti kader dan simpatisan PKS. Turut hadir Al Muzammil Yusuf, Anggota DPR RI FPKS, Ketua Tim Sukses SBY Lampung H Zulkifli Anwar, Ketua PKS Wilda Sumbagsel Syahfan Badri, Serta Sekum PKS Lampung Hantoni Hasan.









Tifatul: istri Boediono Belajar Mengaji kepada Kader PKS


Padang (ANTARA News). Presiden Partai Keadilan Sejahtera(PKS) Tifatul Sembiring menegaskan bahwa Ibu Herawati yang merupakan istri calon wakil presiden Boediono adalah benar-benar merupakan seorang muslimah karena dia pernah belajar mengaji pada seorang kader PKS di Jakarta.

"Ibu Herawati pernah belajar membaca Al Qur,an pada seorang kader PKS di Jalan Rasamala di dekat kawasan Bidakara Jakarta," kata Tifatul kepada pers di Padang, Minggu malam usai menghadiri kampanye politik calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono di ibu kota Provinsi Sumatera Barat tersebut. Tifatul mengatakan pula ketika acara pernikahan Boediono dengan Herawati, mertuanya hadir pada acara yang sangat penting itu.

Bahkan , kata Tifatul yang berdarah Sumbar itu, Boediono merupakan orang Muhammadiyah karena bersekolah di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang dikelola organisasi Islam yang besar itu. Klarifikasi ini disampaikan Tifatul karena sampai saat ini masih banyak orang yang bertanya-tanya tentang agama yang dianut Boediono dan istrinya.

"Dulu Pak Boediono yang pernah dipertanyakan agamanya ?Kemudian istrinya. Nanti, jangan-jangan yang dipertanyakan agamanya adalah para tetangganya ," kata Tifatul sambil menyindir orang-orang yang menentang calon wakil presiden Boediono yang telah mengundurkan diri sebagai gubernur Bank Indonesia serta juga merupakan mantan Menko Perkekonomian.

Sementara itu, ia mengatakan pula bahwa seluruh jajaran PKS kompak mendukung pencalonan Yudhoyono sebagai presiden serta cawapres Boediono. "PKS solid ((kompak, red) mendukung SBY dan Boediono," katanya. Penegasan yang serupa juga dikemukakan Sekjen Partai Amanat Nasional(PAN) Zulkifli Hassan yang juga hadir pada acara kampanye politik SBY dengan menyebutkan bahwa PAN hyga kompak . "Kami (PAN, red) juga solid," kata Zulkifli.(*)


Sumber: ANTARA News

Satu Putaran Sesuai dengan Slogan Semua Capres


PK-Sejahtera Online. Bengkulu-PKS adalah komunitas yang solid, satu kata satu hati dalam melaksanakan keputusan partai, termasuk keputusan untuk memenangkan pasangan capres-cawapres SBY-Boediono. Bahkan PKS bertekad untuk memenangkan kandidat yang diusungnya dalam satu putaran.

Anggota Majelis Syuro PKS Hidayat Nurwahid menyampaikan hal itu dalam acara Deklarasi Kebulatan Tekad Menangkan SBY-Boediono yang diselenggarakan DPW PKS Bengkulu di GOR Sawah Lebar, Bengkulu, Minggu (21/6).

Hidayat mengemukakan, keputusan PKS mendukung pasangan SBY-Boediono basisnya bukan ikut-ikutan, tetapi atas dasar kesamaan platform. Di antaranya dalam hal penguatan ekonomi rakyat, pemberantasan korupsi, dan membantu perjuangan rakyat Palestina untuk mendapatkan kemerdekaannya. "Dan ini disepakati oleh Pak SBY. Jadi kita tidak mendukung secara membabi buta. Babi tidak buta saja sudah haram, apalagi yang buta," katanya berseloroh.

Terkait dengan isu neoliberalisme yang diarahkan kepada cawapres Boediono, Hidayat mengatakan, Boediono merupakan orang yang mendukung pengembangan ekonomi syariah. Pada zamannya, lahir UU Perbankan Syariah. "Kalau neolib tentu tidak mendukung ekonomi syariah," jelasnya.

Terkait dengan keinginan PKS untuk memenagkan SBY-Boediono sangat pas dengan slogan yang diusung oleh tiga kandidat capres. Dengan satu putaran maka akan "Lebih Cepat dan Lebih Baik". Dengan satu putaran makan pemerintah bisa menghemat Rp 2,8 triliun. "'Kalau uang itu dikembalikan ke rakyat itu kan Pro Rakyat," jelasnya. "Dan satu putaran berarti kebijakan-kebijakan yang baik bisa di-Lanjutkan," imbuhnya lagi.

Deklarasi Kebulatan tekad untuk memenangkan SBY-Boediono, selain dihadiri oleh seluruh ketua DPD PKS se Bengkulu, juga dihadiri oleh Gubernur Bengkulu Agusrin, Wagub Syamlan, pimpinan parpol peserta koalisi, kader dan simpatisan PKS se Bengkulu.

Sebelumnya, Penasehat Tim Kampanye Daerah Bengkulu Agusrin menyatakan kehadiran Hidayat Nurwahid semakin menambah kepercayaannya bahwa Bengkulu bisa memenangkan SBY-Boediono dalam satu putaran.

PKS DKI Yakini Pilpres 1 Putaran


INILAH.COM, Jakarta. Ajakan Denny JA untuk menggolkan Pilpres satu putaran demi memenangkan pasangan SBY-Boediono diamini PKS DKI. Parpol koalisi Demokrat itu menargetkan pemenangan 70% untuk pasangan capres-cawapresnya itu.

Ketua DPW PKS DKI Jakarta, Triwisaksana mengatakan, untuk mencapai target tersebut pihaknya melakukan upaya konsolidasi internal partai melalui rapat konsolidasi yang melibatkan pengurus mulai pimpinan wilayah hingga pengurus ranting.

"Menang dengan 70 persen peroleha suara dan satu kali putaran sudah menjadi target utama PKS DKI Jakarta bersama 23 Partai Politik pendukung Capres SBY-Boediono," kata Triwisaksana dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/6).

Selain strategi taktis, konsolidasi ini juga menekankan akan pentingnya kesiapan mental kader dalam menghadapi Pilpres. Sebagaimana capaian dalam pemilihan umum legislatif yang lalu walaupun hasil adalah buah dari kerja keras serta kekuatan mental para kader.

Ia menambahkan, ini menjadi pelajaran yang sangat berharga untuk proses pemilihan umum selanjutnya. Dalam rangka memberikan penguatan mental ini pula, Triwisaksana juga memberikan pembekalan rohani kepada para PKS.

"Dengah selalu mengharap ridho Allah SWT, kami akan lanjutkan pemerintahan yang bersih ini melalui pemenangan SBY-Boediono dalam Pilpres 8 Juli nanti," harapnya.

PKS Rapatkan Barisan Untuk Kemenangan SBY-Boediono


PK-Sejahtera Online. PKS terus merapatkan barisan untuk memenangkan pasangan SBY-Boediono. Untuk itu digelar Konsolidasi struktur PKS dari tingkat wilayah hingga tingkat ranting di seluruh DKI Jakarta, Ahad (21/6), di Hall Basket Senayan.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Presiden PKS Ir. Tifatul Sembiring. Caleg PKS yang melenggang ke Senayan melalui daerah pemilihan Sumatera Utara ini, memaparkan arti penting kemenangan duet SBY-Boediono untuk kemaslahatan umat dan keberlangsungan dakwah.

Selain Tifatul, tampil menggelorakan semangat kader, Ketua DPW PKS DKI Jakarta Ir. Triwisaksana, M.Sc. Dihadapan ribuan kader, aleg yang kembali terpilih sebagai anggota DPRD DKI Jakarta ini, memaparkan empat program pemenangan SBY-Boediono.

Pertama, Silaturahim Tokoh. Kader PKS akan mengintensifkan pendekatan kepada tokoh masyarakat melalui tradisi silaturahim yang sudah dilakukan sejak tahun 1999.

Kedua, Operasi Teritolrial.Kader PKS akan turun ke jalan-jalan untuk memasang berbagai atribut SBY-Boediono.

Ketiga, Penyiapan Saksi. PKS akan kembali menerjunkan saksi-saksi andalan yang telah terbukti kredibilitasnya dalam pemilu legislatif April 2009 Lalu.

Keempat, Kampanye Akbar. PKS akan menggerakan seluruh kader dan simpatisan untuk memadati Geloran Bung Karno pada kampanye putaran terakhir duet SBY Boediono yang akan digelar 4 Juli mendatang.

Tifatul & Perempuan PKS Perkuat SBY-Boediono


VIVAnews. Perempuan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merapatkan barisan mendukung duet SBY-Boediono. Perempuan PKS memantabkan kesolidan dan berkomitmen untuk memenangkan pasangan capres-cawapres SBY-Boediono.

"Perempuan PKS akan dilakukan deklarasi komitmen bersama dari partai koalisi pendukung SBY-Boediono untuk memenangkan pasangan itu dalam Pilpres 8 Juli mendatang," kata Ketua Bidang Kewanitaan Dewan Pimpinan Pusat PKS, Lediah Anifa.

Pernyataan itu disampaikan Lediah Anifa dalam keterangan tertulis di sela-sela acara Rapat Koordinasi (Rakornas) Perempuan PKS di Gedung Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat, 19 Juni 2009. Rakornas Perempuan PKS ini mengambil tema 'Peran Penting Perempuan dalam Menjawab Peluang Serta Tantangan Pasca-Pemilu 2009.'

Menurut Leidah, politisi perempuan PKS menyadari bahwa peran politik perempuan PKS bukan saja dilakukan kader perempuan, yang mendapatkan amanat sebagai anggota legislatif atau fungsionaris partai. "Tapi juga oleh kader perempuan yang saat ini menjadi istri pejabat publik," ujar dia.

Leidah melanjutkan, perempuan PKS yang menduduki tiga posisi itu merupakan keragaman peran tersendiri. Masing-masing peran itu, lanjut dia, jika didayagunakan dengan optimal akan membuat perubahan agenda yang tidak kecil.

Saat ini Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Meutia Hatta, sedang memberikan sambutan. Partai yang dipimpin Meutia Hatta merupakan salah satu mitra koalisi Demokrat pendukung SBY-Boediono. Tampak hadir dalam acara ini Presiden PKS, Tifatul Sembiring.

PKS Gelar Rakornas Politisi Perempuan


PK-Sejahtera Online. Permasalahan yang perlu diselesaikan terkait dengan perempuan Indonesia adalah permasalahan Kemiskinan, Low Skill, low education, terbatasnya akses baik itu sosial, politik maupun budaya. Semua ini perlu diselesaikan dengan ide-ide yang orisinil. Asli, yang diharapkan bisa dihasilkan dari Rakornas ini. Demikian Tifatul Sembiring, Presidan PKS dalam sambutannya di acara pembukaan Rakornas Perempuan Politisi PKS Jumat (19/6) pagi tadi di Jakarta.

Tifatul juga menyatakan ungkapan terimakasih atas peran besar para akhwat dalam pemilu legislatif 2009. "Jazakumullah khairon Jaza" Ujarnya dihadapan duaratus peserta dan undangan Rakornas.

Rakornas yang mengambil tema Peran Penting Politisi Perempuan PKS Dalam Menghadapi Tantangan dan Peluang Pasca Pemilu 2009 ini, dihadiri oleh Para politisi perempuan yang terdiri dari berbagai anggota legislatif 2004, calon anggota legislatif terpilih 2009, fungsionaris partai, para istri dari pejabat publik dari kader PKS yang menjabat sebagai gubernur/wakil, walikota/wakil, dan bupati/wakil serta undangan.

Ledia Hanifa S.Si, M.Psi.T, Ketua DPP PKS Bidang Kewanitaan mengatakan dalam sambutannya bahwa politisi perempuan PKS menyadari peran politik perempuan PKS bukan saja dilakukan oleh kader perempuan yang mendapatkan amanah sebagai anggota legislatif ataupun fungsionaris partai, tetapi juga oleh kader perempuan yang saat ini menjadi istri pejabat publik. Ketiganya merupakan keragaman peran yang jika didayagunakan dengan optimal dapat melakukan agenda perubahan yang tidak kecil pada persoalan perempuan dan anak.

Selain itu, tak dipungkuri untuk berjuang di ranah politik, bukan saja dituntut memiliki kualitas yang baik tetapi juga diperlukan soliditas yang kokoh dan kuat. ”Melalui pertemuan inilah, para perempuan politisi PKS yang memiliki keragaman peran tersebut mengasah ketajaman kualitas dan memupuk soliditas bersama. karena kami menyadari bahwa kualitas dan soliditas yang kokoh akan melahirkan kerja-kerja produktif di masyarakat sehingga akan melahirkan ketokohan perempuan yang mengakar kuat,” demikian jelas Ledia.

Pembukaan Rakornas ini juga dihadiri oleh Menteri Negara Urusan Peranan Wanita, Meutia Hatta, Dubes RI untuk Arab Saudi, Salim Segaf Al Jufri, dan Ketua MPP PKS, Suharna Surapranata. Acara pembukaan ini diakhiri dengan Deklarasi Komitmen Bersama Perempuan Partai Koalisi Pendukung SBY-Boediono.


Sumber: http://pk-sejahtera.org/v2/index.php?op=isi&id=7526

Pengakuan Atas Israel Syarat Perdamaian


KAIRO. Israel kembali melontarkan persyaratan bagi terwujudnya negara Palestina merdeka. Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, menyatakan negara-negara Arab harus mengakui Israel sebagai negara Yahudi sebelum terciptanya negara Palestina merdeka.

Pekan lalu, dalam pidato mengenai kebijakan politik luar negeri Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa Israel mendukung berdirinya negara Palestina. Namun dengan syarat, Palestina tak memiliki militer dan tak mengusai perbatasan dan wilayah udara mereka.

Dalam konferensi pers di Kairo, Ahad (21/6), Barak menyatakan mesti ada langkah intensif pada pekan-pekan mendatang untuk menggelar pembicaraan damai Palestina-Israel. Namun banyak hal yang perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum solusi dua negara menjadi sebuah kenyataan.

''Lebih banyak langkah harus diambil untuk mewujudkan situasi yang memungkinkan terjadinya pembicaraan damai Palestina dan Israel dan solusi dua negara. Termasuk penghormatan terhadap Israel sebagai negara bagi Yahudi,'' kata Barak usai bertemu Presiden Mesir, Hosni Mubarak.

Seorang pejabat Israel mengungkapkan kunjungan Barak ke Mesir merupakan tindak lanjut pidato Netanyahu pekan lalu.''Netanyahu telah secara jelas menyatakan tujuan akhir dari proses ini di mana Palestina dan Israel bisa hidup berdampingan secara damai,'' kata Barak.

Para pemimpin Palestina sendiri telah menolak pengakuan terhadap Israel sebagai negara Yahudi. Sebab, pengakuan ini diyakini akan melemahkan posisi 20 persen warga Arab yang kini menjadi warga Israel. Hal lebih penting, adalah pengakuan ini akan menyulitkan kembalinya pengungsi Palestina.

Mubarak menegaskan bahwa desakan agar Israel diakui sebagai negara Yahudi merupakan langkah yang justru akan menghambat proses damai Palestina dan Israel.''Desakan untuk mengakui Isreael sebagai negara Yahudi menutup kemungkinan terwujudnya perdamaian,'' katanya seperti dikutip Al Jazeera.

Secara terpisah, Arab News, Senin (22/6) memberitakan bahwa Israel mengalokasikan 250 juta dolar AS untuk permukiman Yahudi di Tepi Barat untuk kurun waktu dua tahun. Ini menunjukkan bahwa Israel akan tetap pada rencana untuk mengembangkan permukiman.

Menteri Luar Negeri Palestina, Riyadh Al Maliki, menyatakan permukiman ini merupakan hambatan utama bagi pembicaraan damai antara Palestina dan Israel. ''Setiap orang tahu permukiman merupakan hambatan utama namun Israel berupaya mengubah fakta di lapangan,'' katanya menegaskan. (fer/ahi)


By: Republika Newsroom

Bachtiar Effendy: Jangan Berpolitik dengan Etika yang Rendah


''Kita tidak bisa berharap banyak kepada para politikus kita, sebab pandangannya kini sangat pragmatis, untuk jabatan dan kekuasaan.''

Saat ini, Indonesia sedang mempersiapkan diri menggelar hajatan lima tahun dalam menentukan pemimpin dan arah masa depan bangsa. Kampanye capres-cawapres telah dimulai. Masing-masing menyampaikan visinya agar masyarakat memilihnya pada 8 Juli mendatang.Pemilu anggota legislatif telah selesai dilaksanakan pada 9 April 2009. Beberapa waktu mendatang, mereka yang terpilih akan segera dilantik sebagai wakil rakyat.

''Sayangnya, kita tidak bisa berharap banyak kepada politisi kita. Sebab, pandangannya sangat pragmatis dan kurang punya visi membawa kemajuan bangsa,'' kata Prof Dr Bahctiar Effendy, guru besar Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah dan Universitas Indonesia. Kepada wartawan Republika, Ali Rido dan Syahruddin El-Fikri, pengamat politik ini menyampaikan pandangannya tentang etika politik para politikus Indonesia. Berikut petikannya.

Ketika kampanye capres-cawapres yang saling menyindir kandidat lainnya, banyak orang yang menyatakan, kandidat tersebut tidak atau memiliki etika politik sebagaimana diajarkan Islam. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan etika politik Islam itu?
Sebenarnya, tidak ada istilah etika politik Islam. Yang ada sebetulnya seperangkat nilai-nilai etis yang memengaruhi perilaku para politikus Muslim. Ilmu politik Islam itu sebetulnya tidak berkembang pesat.

Politik Islam itu hanya berkaitan dengan ketatanegaraan. Yang berkembang itu adalah fikih siyasah (politik). Atau, aturan ketatanegaraan Islam yang berkaitan dengan bagaimana seorang presiden dipilih, apa syarat-syaratnya menurut agama, apa yang membatalkan kedudukannya sebagai pemimpin terpilih, dan sebagainya. Seperti yang dirumuskan oleh Al-Mawardi dalam Al-Ahkam al-Sulthaniyah. Jadi, kalau namanya etika politik Islam sebenarnya barang langka, sesuatu yang belum jelas rumusan-rumusannya. Berbeda kalau kita berbicara teori-teori politik yang perkembangannya sangat luar biasa. Dari sejak periode klasik, seperti Yunani, pertengahan, dan modern sekarang ini.

Padahal, aturan itu sudah dirumuskan para ulama. Bila ditarik dalam konteks Indonesia, bagaimana momentumnya?

Sebenarnya, etika itu tidak ada rumusan yang jelas. Etika ini bukan aturan yang mengikat. Mungkin, ada sanksi sosial. Tetapi, ketika memberi sanksi hukum, yang namanya etika itu tidak mengikat. Dan, itu lahir dari kesadaran consciousness dalam diri seseorang. Ini kan prinsip-prinsip etis.Bangunan atau substansi dari etika politik bisa subjektif. Etika itu tidak berkaitan dengan salah atau benar, tapi ia berkaitan dengan baik dan buruk. Sebaliknya, hukum itu berkaitan dengan salah dan benar karena ikut dalam menentukan baik dan buruk.

Apa yang saya anggap etis sesuatu yang buruk, belum tentu salah menurut aturan hukum. Tapi, apa yang menurut hukum benar, belum tentu etis bagi masyarakat. Jadi, ini subjektif. Perlu perumusan yang jelas sesuai dengan kebiasaan dan budaya masyarakat.Misalnya, kalau Anda mempunyai uang dalam jumlah yang banyak, tentu boleh untuk memborong berbagai jenis makanan. Ada nggak hukum atau undang-undang yang melarang. Karena tidak ada batasan-batasan dan dalam situasi yang normal, itu sah-sah saja.

Misal, di lingkungan Anda, ada toko kelontong. Lalu, Anda borong semua barang atau makanan yang dijual. Karena, uang Anda banyak dan tidak ada serinya (tidak habis-habis--Red). Itu tidak salah, tapi itu tidak etis karena menyulitkan tetangga lain untuk membeli.
Demikian juga dengan etika politik. Apa yang dimaksud dengan etika politik? Apalagi, sekarang lagi musim kampanye calon presiden dan wakil presiden pemilu 2009.

Karenanya, itu menjadi sangat subjektif. Kadang-kadang, di musim kampanye begini, ada orang yang begitu sensitif dengan etika. Sehingga, ketika ada sesuatu yang dipandang merugikan dia, dia pandang itu tidak etis. Ada yang bilang itu kampanye negatif black campaign.

Bagi saya, tidak ada kampanye negatif, black campaign. Yang ada adalah apakah kampanye itu didasarkan pada fakta dan sesuai dengan data atau tidak.Banyak orang mengatakan, si A itu begini. Kalau memang itu baik, ya tidak apa-apa. Misalnya, saya mempunyai pandangan-pandangan yang konservatif, ya nggak apa-apa.Kita ambil contoh yang paling dekat, misalnya Pak Budiono yang dituduh sebagai neoliberal (neolib). Kalau memang Pak Budiono itu neolib, kampanye lawan Pak Budiono yang mengatakan demikian berarti benar.

Bukan masalah black campaign atau kampanye negatif?

Bukan. Itu bukan black campaign. Kalau memang Pak Budiono bukan neolib, tunjukan pandangan-pandangan atau kebijakannnya yang tidak neoliberalisme bahwa kampanye itu tidak benar. Dan, itulah tugas Pak Budiono untuk membuktikan itu, membantah, atau menjelaskan, dan lain sebagainya bahwa tuduhan itu tidak benar.

Islam kan punya nilai-nilai tadi?

Ya, Islam saya kira bukan penuh dengan nilai-nilai etis. Islam itu agama. Kalau namanya agama, yang lebih banyak adalah aturan. Yaitu, aturan-aturan yang mengatur segala sesuatu berkaitan dengan ritual, mengatur hubungan antarmanusia, peribadatan, dan kegiatan-kegiatan sehari-hari, termasuk politik.

Jadi, etika itu sifatnya sangat universal dan sarat dengan nilai-nilai?
Saya kira itu betul. Etika itu sangat universal dan tidak specification (spesifik). Maka, Islam itu lebih ketat karena berisi aturan-aturan yang tegas dan jelas.

Misalnya, praktik-praktik politik di Indonesia ini penuh dengan permainan uang (money politics), termasuk berbagai macam variasinya. Ini juga berlaku di tempat lain, seperti Amerika. Namun, untuk kasus di Indonesia, masalah ini sangat sulit untuk dibuktikan. Akan tetapi, yang jelas, politik di Indonesia ini butuh sesuatu yang namanya biaya.

Misalnya begini, kalau saya meminta dukungan Anda dan Anda meminta imbalan, menurut undang-undang dibolehkan atau tidak yang demikian itu? Boleh. Sebaliknya, saya kampanye kepada Anda agar Anda memilih saya, lalu Anda saya beri uang Rp 50 ribu, boleh atau tidak? Tidak. Menurut undang-undang pemilu, itu tidak boleh kalau dilakukan pada musim kampanye.

Kalau pada saat minggu tenang, bagaimana?

Nah, itu tidak ada aturannya. Dalam situasi yang seperti itu, Anda menggunakan etika atau aturan? Islam mengenal apa yang disebut dengan risywah (sogok). Lalu, apa bedanya dengan cara tadi? Saya sogok Anda Rp 50 ribu untuk memilih saya. Apa bedanya brayberry dan enduorsment? Yang pertama halus, lalu yang kedua terang-terangan, padahal keduanya sama.

Karena itu, di sini tidak cukup aturan itu. Karena, aturan itu adalah sesuatu yang kadang-kadang rumusannya tidak bisa mencakup perkembangan sosial politik dan kemasyarakatan yang begitu cepat. Dari sinilah, kemudian orang mencari celah. Jadi, aturan dibuat untuk dicari celah yang membolehkannya. Aturan ada bukan untuk ditaati, tapi untuk dicari celah-celahnya sehingga bisa dilanggar.

Islam pada saat tertentu mengajarkan seperti itu. Tapi, pada saat yang sama, kita semua tetap butuh panduan-panduan etis. Sehingga, dalam hidup ini, aturan saja tidak cukup, orang juga harus menggunakan etika.

Ketika saat kampanye, jurkam dan calon wakil rakyat berjanji begini begitu, lalu memberikan sejumlah imbalan kepada calon pemilih. Namun, ketika dia kalah, semua bantuan yang diberikan tadi diambil kembali. Itu namanya tidak etis. Tapi, ini pelajaran yang bagus agar orang tidak dibeli dan orang tidak mudah membeli. Nah, etika juga begitu. Tidak cukup kita hanya hidup dengan aturan-aturan yang ada. Memang, aturan-aturan itu adalah panduan yang sifatnya minimal. Di luar hal itu, ada hal-hal lain yang tidak bisa diundang-undangkan.

Sebab, kalau diundang-undangkan, itu bisa saja membatasi dan mengebiri hak-hak orang lain. Nah, etika politik Islam itu berdasarkan common sense. Mestinya, dibandingkan teori politik lain, Islam itu jauh lebih etis. Ia sarat dengan aturan. Karena, ia terinspirasi dengan politik oleh ajaran dan nilai-nilai agama. Tapi, kalau kita lihat perkembangan partai-partai Islam saat ini, sulit sekali ada yang melakukan hal itu. Demikian juga dengan parpol lainnya yang tidak menamakan dirinya sebagai partai Islam. Mestinya, kita berharap banyak dengan parpol-parpol Islam untuk berperilaku etis, khususnya politisinya.

Kalau mau membandingkan parpol-parpol Islam dengan non-Islam, dalam praktiknya yang berperilaku etis dan tidak etis itu lebih banyak mana?
Kita sangat berharap, parpol-parpol Islam mampu mewarnai kehidupan politik yang penuh dengan penegakan etika dan nilai-nilai moral. Saya tidak mengatakan harus etika Islam. Tapi, pada kenyataannya demikian dan itu tidak terjadi. Bukan hanya pada partai-partai Islam, tapi juga yang lainnya. Dunia politik kita sedang berubah. Politik kekuasaan sekarang ini demikian luar biasa pengaruhnya kepada praktisi politik, termasuk orang-orang Islam.

Apakah karena mereka telah berpikir pragmatis?

Itu yang sangat mencolok. Politik kita menjadi sangat pragmatis. politisi kita juga pragmatis. Nilai-nilai materi, filosofi, dan ideologi menjadi sesuatu yang secondary (nomor dua).
Yang pertama adalah dukungan langkah-langkah politik menggantung. Ini bisa kita saksikan. Pemilu sekarang ini menampilkan pragmatisme yang luar biasa. Mulai dari atas hingga bawah, bahkan dari daerah hingga pusat. Mulai dari kelompok kecil hingga oleh kelompok besar. Semangat pragmatisme-nya sangat tinggi.Mereka berbicara tentang keuntungan, insentif-insentif yang mikro. Apa yang saya dapat jika saya mendukung si A dan apa ruginya bila saya mendukung si B. Itulah pilihan-pilihan yang dikemukakan, baik berupa materi maupun kedudukan.

Berarti, ada PR besar yang harus segera digarap agar sistem politik Indonesia berjalan lebih baik lagi?

Saya termasuk orang yang tidak begitu percaya dengan adanya pendidikan politik. Apalagi, kalau disebut-sebut dalam undang-undang, partai memiliki fungsi mendidik secara politik. Televisi juga punya fungsi mendidik. Kalau demikian, sistem pendidikan kita jadi tidak fokus. Itu tidak benar menurut saya.

Fungsi pendidikan politik ada pada dunia pendidikan. Kalau ada orang yang mengatakan bahwa dunia ini adalah lembaga pendidikan terbesar, itu harus dipahami dalam pengertian bahwa setiap orang bisa belajar dari kehidupan dan pengalaman serta praktik politik yang dimainkan oleh partai-partai politik.

Karena itu, kita tidak bisa berharap banyak kepada politisi kita. Mengapa? Kepentingan mereka bukan untuk memperlihatkan dunia politik yang baik, tapi untuk kekuasaan dan jabatan. Politik itu berkaitan dengan siapa, apa, dan dengan cara yang bagaimana? Apakah yang dilakukannya itu etis atau tidak? Itu menjadi tidak relevan dengan kepentingan mereka.

Indikasi apa ini sehingga perilaku politisi Indonesia itu demikian parah?
Ini merupakan reaksi dari pengalaman masa lampau, di mana politik dibatasi dan hanya orang-orang tertentu yang bisa berpolitik, termasuk orang-orang yang mendukungnya. Mulai dari zaman Soekarno, Soeharto, hingga sekarang ini. Akibatnya menjadi ekstrem. Sekarang ini, semua orang merasa bisa berpolitik, mempunyai hak untuk berpolitik.

Mengapa harus berpandangan pragmatis?

Karena, politik menjadi mahal. Politik tidak murah seperti dulu lagi. Berapa uang yang dikeluarkan bagi seorang calon untuk menjadi anggota DPR. Tapi, ada juga yang tidak mengeluarkan biaya sama sekali, namun berhasil duduk menjadi wakil rakyat. Sekarang, zaman sudah berubah dan terlihat sangat pragmatis sehingga segala tujuan dilakukan dengan berpikiran pragmatis.

Orang memerlukan baliho, kartun, spanduk, dan turun ke daerah untuk menjadi wakil rakyat agar dipercaya. Dulu, tidak ada sama sekali. Karena itu, pengalaman masa lalu menjadikan mereka berpikiran pragmatis, yaitu untuk mengembalikan dana yang telah mereka keluarkan.

Ada banyak partai politik. Apa motivasi mereka bikin partai itu? Kalau saya mendirikan partai, apa akan ada yang mendukung? Kalau ada yang mendukung, mungkin saya bisa mendapat kekuasaan dan lain sebagainya. Itulah alasan mereka. Melihat perjalanan politik kita selama 10 tahun terakhir ini, rasanya kita tidak bisa berharap banyak bahwa itu membawa perubahan yang lebih baik bagi Indonesia di masa yang akan datang.


Biodata:

Nama : Prof Dr Bachtiar Effendy
Jabatan : Guru Besar Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lahir : Ambarawa, 10 Desember 1958
Istri : Fardiyah
Anak : tiga orang

Pendidikan:
# Pesantren Pabelan, Muntilan, 1979
# Columbia Falls High School, Columbia, Montana, AS, 1977
# Sarjana Muda IAIN Jakarta, 1983
# Sarjana Perbandingan Agama dari IAIN Jakarta, 1985
# S2 Studi Asia Tenggara dari Ohio University, 1988
# S2 Ilmu Politik dari Ohio State University, Columbus, 1991
# Doktor Ilmu Politik dari Ohio State University, Columbus, 1994

Pekerjaan:
# Ketua Program Studi Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2001-2004
# Dosen Pascasarjana Universitas Islam Negeri Jakarta, 1995-sekarang
# Dosen Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995-sekarang
# Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta, 1996-sekarang
# Deputy Director of the Institute for the Study and Advancement of Business Ethic, 1996-sekarang
# Ketua Dewan Akademi Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Jakarta, 1999-sekarang
# Profesor Ilmu Politik UIN tahun 2006
# "Senior Fellow" at S Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapura, Maret 2007-Februari 2008
# "Fellow" di Victoria University of Wellington, Selandia Baru, 2008

Keanggotaan dalam Masyarakat Profesional:
# American Political Sciene Association (APSA)
# World Conference on Religion and Peace (WCRP)
# Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
# Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI)