jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Kamis, 13 Mei 2010

Tiga calon bupati-wakil bupati Sukoharjo kantongi nomor urut

Sukoharjo (Espos). Sebanyak tiga pasangan calon bupati/wakil bupati yang akan maju dalam pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) 3 Juni mendatang telah mengantongi nomor urut masing-masing berdasarkan hasil rapat pleno terbuka tentang penetapan dan pengundian nomor urut yang berlangsung di Graha Satya Praja (GSP), Rabu (12/5).

Dalam agenda penetapan calon sekaligus pengambilan nomor urut tersebut, Komisi Pemilihan Umum (KPU) memberi kesempatan kepada pasangan calon yang mendaftar kali pertama untuk mengambil nomor urut terlebih dahulu. Selanjutnya kepada pendaftar kedua diberi kesempatan untuk mengambil nomor urut berikutnya, dan begitu seterusnya.

Pasangan calon bupati/wakil bupati yang mendapat kesempatan pertama adalah pasangan Titik Suprapti atau Titik Bambang Riyanto (TBR) bersama Sutarto. Dalam kesempatan itu mereka mendapatkan nomor urut dua. Selanjutnya pasangan berikutnya yaitu Wardoyo Wijaya dan Haryanto (War-To) mendapat nomor urut TIGA. Terakhir yaitu pasangan M Toha dan Wahyudi (Ha-Di) mendapat nomor urut satu.

Dalono Ketua LDII Sukoharjo

SUKOHARJO. Musyawarah Daerah (Musda) ke-5 Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Cabang Sukoharjo yang berlangsung Rabu (12/5) kemarin, berhasil menetapkan Dalono Abdul Rosyid sebagai ketua terpilih Dewan Pimpinan Daerah (DPD) LDII Sukoharjo untuk periode 2010/2015. Dalono terpilih sebagai ketua usai mengalahkan dua pesaingnya Aris Setian dan Idris Sarjono.

Pemilihan Ketua LDII dilakukan dengan cara mengusulkan nama masing-masing ketua cabang di 12 kecamatan secara terbuka di depan forum peserta Musda. Dalono memperoleh tujuh suara yang diperoleh dari Ketua LDII Cabang Sukoharjo, Bendosari, Gatak, Baki, Mojolaban, Bulu dan Weru. Kemudian diikuti Aris Setian dengan perolehan tiga suara dari Nguter, Grogol dan Tawangsari, sedangkan Idris Sarjono memperoleh dua suara dari Kartasura dan Polokarto.

Ketua DPD LDII Provinsi Jateng, Samsul Bahry yang sekaligus sebagai pemimpin sidang mengatakan, Berdasarkan surat keputusan (SK) Kep-08/MUSDA/K03/5/2010 tertanggal 12 Mei 2010 menetapkan Dalono Abdul Rosyid sebagai Ketua DPD LDII Sukoharjo berdasarkan pemilihan terbuka yang dilakukan seluruh pengurus cabang LDII yang ada di Kabupaten Sukoharjo.

Pemanis di Panggung Politik

Di dalam sebuah talkshow yang disiarkan dari sebuah stasiun TV swasta, seorang pesohor cantik berhadapan dengan presenter tampan. Penuh keyakinan, selebritas perempuan yang sering tampil dengan gaya sensual itu, menjawab pertanyaan-pertanyaan sang presenter. Jawaban-jawabannya mantap, percaya diri, meskipun banyak yang tidak nyambung dengan pertanyaannya. Perempuan itu sedang meyakinkan pemirsa, bahwa ia layak mencalonkan diri sebagai wakil bupati di sebuah kabupaten! Seluruh publik terhenyak. Pasalnya, selama ini sang perempuan lebih dikenal karena sensualitasnya.

Selain artis tersebut, ada juga satu artis yang pernah menghebohkan jagat pemberitaan negeri ini beberapa waktu silam karena dikabarkan berselingkuh dengan salah satu politisi, yang juga hendak maju mencalonkan diri sebagai calon kepala daerah. Masyarakat takjub, bukan karena kagum, namun geleng-geleng kepala. Dalam bahasa Jawanya memberi penilaian, ora ngilo githok’e alias tidak tahu diri.

Paradoks Demokrasi

Tak pelak, beberapa kalangan pun bereaksi keras. Salah satunya adalah Mendagri Gamawan Fauzi yang bereaksi keras, dan melontarkan pernyataan untuk membuka kemungkinan diciptakannya aturan pemerintah tentang latar belakang calon-calon anggota legislatif dan eksekutif.

Robert Tantular Bela Misbakhun

INILAH.COM, Jakarta. Robert Tantular mulai menjalani pemeriksaan sebagai saksi kasus L/C bodong milik PT Selalang Prima Internasional yang dikeluarkan Bank Century. Robert pun membela Misbakhun.
"Saya sendiri enggak pernah ketemu dengan Misbakhun. Mengenai L/C bodong itu enggak ada. Ini sudah diplesetkan," ujar Robert Tantular saat hendak menjalani pemeriksaan di gedung Jampidum, Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa (11/5).

Kemudian, mantan pemilik saham terbesar Bank Century inipun mengakui PT SPI memang sempat gagal bayar. Namun, menurutnya upaya selanjutnya yang dilakukan perusahaan Misbakhun itu sudah benar dengan melakukan restrukturisasi.

Tantular: Misbakhun Nasabah yang Kooperatif

INILAH.COM, Jakarta. Mantan pemilik saham terbesar Bank Century Robert Tantular menilai Misbakhun sebagai nasabah yang kooperatif. Apakah ini salah satu upayanya agar diberi keringanan hukum?

"Ada nasabah yang kooperatif dan ada yang tidak kooperatif. Nah pak Misbakhun itu kooperatif, tapi gagal bayar. Sebetulnya yang penting itu kan recovery-nya, sekarang kan menjadi macet," ujar Robert Tantular usai menjalani pemeriksaan selama tiga jam di gedung Jampidum, Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa (11/5).

Dalam kesempatan itu Robert pun menuturkan kasus L/C fiktif Misbakhun seolah-olah direkayasa atas kepentingan tertentu. Sebab, lanjutnya, setelah gagal bayar itu, PT Selalang Prima Internasional kemudian mulai mengangsur utangnya dan statusnya lancar.

Koalisi Lebih Baik daripada Asal Beda

Jakarta, RMOL. PKS masih menganggap menjadi partai pendukung pemerintah dalam Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II merupakan pilihan terbaik saat ini. PKS belum pernah terpikir untuk menjadi opisisi.

Apalagi, kata Ketua Fraksi PKS, Mustafa Kamal, Indonesia menerapkan sistem sistem presidensial. Jadi tidak mengenal istilah opsoisi dan koalisi sebagaimana pada sistem parlementer.

"Sistem presidensial merupakan pilihan yang dilahirkan olehfounding father kita dan digunakan sampai hari ini. (PKS) lebih tepat untuk mengembangkan sikap-sikap yang kritis dan konstruktif," kata Mustafa saat dihubungi Rakyat Merdeka Online (Kamis, 13/5).