VIVAnews. Politisi Partai Keadilan Sejahtera, Triwisaksana, meminta pemerintah Jakarta transparan soal rencana pembangunan enam ruas tol dalam kota. Transparansi itu diperlukan agar warga tahu apa yang dilakukan pemerintah Jakarta untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
"Pemda DKI harus membuka semua rencana mengatasi kemacetan di Jakarta. Jangan ada yang disembunyikan," kata Sani di akun Twitternya, Kamis 26 Agustus 2010.
Menurut Sani, begitu panggilan akrab Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta itu, persepsi umum membangun jalan tol adalah memancing penggunaan mobil di dalam kota. Memang, kata Sani, ruas jalan di Jakarta kurang dari 10 persen wilayah. Bandingkan dengan Los Angeles Amerika Serikat yang 47 persen wilayahnya adalah jalan dan parkir.
Belum lagi, situasi Jakarta bertambah buruk dengan pertumbuhan kepemilikan mobil dan sepeda motor yang tak terkendali. Sementara pertumbuhan jalan tidak sepadan dengan itu.
Meski begitu, menurut Sani, selain membangun jalan baru, yang paling penting dilakukan pemerintah adalah pembenahan manajemen lalu lintas yang meliputi lampu lalu lintas, putar balik, arus satu atau dua arah dan retribusi jalan.
"Tapi solusi paling jitu adalah memindahkan pengguna mobil/motor ke angkutan umum yang aman, nyaman, lancar. Juga ke sepeda dan jalan kaki," kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Wilayah PKS DKI Jakarta itu.
Untuk merangsang perpindahan ke angkutan umum, pemerintah harus merapikan rencana moda transportasi umum agar selaras dengan rencana tata ruang. Kemudian, jalur sepeda dan pejalan kaki juga diperbaiki menjadi lebih nyaman.
"Di beberapa negara Eropa, sepertiga dari warga bersepeda ke kantornya. Sehat, antimacet, antipolusi, antistres. Jalur sepeda di mana-mana," ujar Sani.
Pemerintah Jakarta berencana membangun enam jalan tol dalam kota. Seluruh ruas jalan yang akan dibangun sebagai jalan susun itu diperkirakan proses tender dibuka pada akhir 2010.
Gubernur Jakarta Fauzi Bowo menjelaskan rencana pembangunan enam jalan tol ini dibagi dalam empat tahap. Tahap pertama akan dibangun dua ruas, yakni Koridor Semanan-Sunter (17,88 kilometer) dengan nilai investasi Rp9,76 triliun dan Koridor Sunter-Bekasi Raya (11 kilometer) dengan investasi Rp7,37 triliun.
Di tahap kedua, akan dibangun Koridor Duri Pulo-Kampung Melayu (11,38 kilometer) dengan nilai investasi Rp5,96 triliun dan Kemayoran-Kampung Melayu (9,65 kilometer) dengan investasi Rp6,95 triliun.
Kemudian, di tahap ketiga dibangun Koridor Ulujami-Tanah Abang (8,27 kilometer) dengan nilai investasi Rp4,25 triliun. Baru di tahap yang terakhir akan dibangun Koridor Pasar Minggu-Casablanca (9,56 kilometer) dengan investasi Rp5,71 triliun.
Total nilai investasi mencapai Rp40,02 triliun dengan panjang ruas jalan tol 67,74 kilometer. (umi)
Sumber: VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar