jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Jumat, 09 Oktober 2009

Jokowi jadi rebutan dalam Pilkada 2010


Solo (Espos). Joko Widodo (Jokowi) menjadi rebutan beberapa partai politik (Parpol) di Solo sebagai kandidat kuat dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada). Jokowi pun diminta melepaskan baju Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) jika bersedia dicalonkan partai lain.

Penegasan itu disampaikan Ketua PDIP Ranting Jebres, Honda Hendarto, saat ditemui wartawan, Kamis (8/10), di ruang kerjanya. Dia menyatakan, Jokowi saat ini masih menjabat sebagai walikota dan kader PDIP, karena Jokowi duduk sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Cabang (Depercab) PDIP Solo. Honda menyadari, figur Jokowi sangat diinginkan hampir semua Parpol di Solo, walau yang menyatakan secara terbuka baru Partai Demokrat.

“Di PDIP ada proses tersendiri dalam penjaringan bakal calon walikota/wakil walikota. Proses tersebut harus melalui tahapan-tahapan. Kami masih menunggu tahapan di internal PDIP” kata Honda. “Saya kira siapa pun dan pihak mana pun mempunyai hak untuk mencalonkan kandidat walikota. Saya memberikan apresiasi kepada Pak Jokowi. Dia seorang kader PDIP yang tidak diragukan lagi kapabilitasnya untuk memimpin Solo ke depan,” tegasnya.

Lebih lanjut Honda menyatakan, jika ada partai lain yang mencalonkan Jokowi sebagai kandidat walikota, bukan berarti sebagai rival bagi PDIP. Honda mengaku menghormati mekanisme di internal partainya, termasuk ada rencana koalisi dengan partai lain atau tidak. Dia menambahkan, PDIP masih menunggu petunjuk pelaksanaan (Juklak) dan petunjuk teknis (Juknis) dari DPP PDIP.

“Keputusan untuk maju dari partai mana, dikembalikan kepada diri pribadi Pak Jokowi. Keputusan akhir ada di tangan Pak Jokowi. Saya kira Pak Jokowi sudah mengetahui aturan partai. Jika mau dicalonkan oleh partai lain, ya harus melepas baju partai sebelumnya. Aturan itu ada di partai lain juga. Kami tidak bisa memaksa,” ujar Honda yang juga Ketua Sementara DPRD Solo.

Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan DPC PDIP Solo, YF Soekasno menambahkanPak Jokowi merupakan kader PDIP yang sudah menjalankan amanah partai sesuai keinginan masyarakat Solo. “Saya optimistis beliau (Jokowi-red) akan sanggup menjalankan amanah partai kembali. Soal kemungkinan Pak Jokowi menolak, saya kira tidak sampai ke sana,” tambahnya.

Sementara itu Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Solo, Sugeng Riyanto, mengatakan sudah membangun komunikasi dengan Parpol lain untuk persiapan Pilkada, meskipun masih embrio. Sugeng mengatakan masih bersikap hati-hati dengan melakukan penjajakan terhadap semua calon, tidak hanya Jokowi, melalui pembentukan Tim Optimalisasi Musyarakah (TOM) pekan depan.

Demikian halnya dengan Wakil Ketua DPD Partai Golkar Solo Bandung Joko Suryono, belum berani mengambil sikap soal calon incumbent itu. Kendati demikian secara pribadi, Bandung mengakui Jokowi merupakan kandidat yang memiliki kapabilitas dan kapasitas untuk maju kembali.

“Namun bukan berarti Jokowi satu-satunya kandidat yang tidak tersaingi. Silakan jika ada kandidat lain yang mau maju. Jangan takut sebelum bertanding. Dari Golkar sendiri baru akan membicarakan soal Pilkada setelah persoalan Munas berakhir,” pungkasnya.