jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Kamis, 12 Agustus 2010

Jumlah Honorer di Sukoharjo Tak Terkontrol

SUKOHARJO. Sebanyak 1.101 tenaga honorer yang ada di lingkungan Pemkab Sukoharjo masuk dalam database B. Tenaga honorer itu tersebar di seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Pasalnya, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara melarang daerah merekrut lagi tenaga honorer.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sukoharjo, Sardiyono menjelaskan, tenaga honorer yang masuk dalam database B adalah honorer yang mendapat gaji di luar APBN dan APBD. Hal itu sesuai dengan SE Men-PAN No 5/2010 tentang pendataan tenaga honorer di setiap daerah dan kabupaten.

“Maka sesuai peraturan itu, BKD akan menata dan mendata kembali tenaga honorer di setiap SKPD. Tujuannya untuk mengetahui jumlah tenaga honorer yang masuk kategori honorer seperti dalam SE tersebut,” kata Sardiyono.

Puasa dan Momentum Evaluasi Diri

Jakarta. Setiap bulan Ramadan tiba, masjid-masjid dan surau tiba-tiba ramai dan bergeliat. Tak jarang kaum muslimin di negeri ini mengadakan tabligh akbar atau acara sejenis guna menyambut bulan Ramadan dengan beragam acara.

Namun dalam upaya penyambutan yang memang dianjurkan sebagaimana hadits Nabi, "Man fariha biduhuli Ramadan, dakholal jannah", banyak dari kita yang lupa akan substansi dan hakikat dari bulan Ramadan dan ibadah puasa. Puasa kita tiba-tiba hanya menjadi rutinitas yang kosong. Rutinitas melelahkan bagi mereka yang memaknai puasa tak lebih dari perintah yang membebani.

Untuk itu, sebelum kita kehilangan hari demi hari yang ada di bulan penuh berkah ini, tak ada salahnya kita membaca ulang makna bulan Ramadan dan makna ibadah puasa kita dalam relasinya dengan kehidupan nyata sehari-hari.

Untuk menggawangi agar puasa kita tidak sekadar menjadi rutinitas ibadah yang hampa makna, Rasulullah Muhammad saw memberikan arahan dan petunjuk bagaimana agar puasa kita mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk mencapai target tertinggi ibadah puasa Ramadan sebagaimana yang difirmankan Allah di surat Albaqoroh, yakni mencapai derajat 'Muttaqin', Rasulullah memberikan beberapa trik dan cara agar puasa kita tidak hanya menghasilkan lapar dan dahaga.

Selamat Ulang Tahun Bung Hatta! (Bahan Refleksi Menjelang HUT Proklamasi)

Subuh dini hari, Kampung Aur Tajungkang, Bukittinggi, 12 Agustus 1902

Matahari masih malu-malu. Bumi masih basah oleh jejak embun sisa tadi malam. Seorang laki-laki dengan surban dan jubah tergopoh-gopoh keluar dari surau. Yang ditujunya sebuah rumah gadang berlantai dua. Semakin dekat rumah itu, semakin jelas suara tangisan bayi membelah keheningan dan kegelapan malam yang masih enggan beranjak.

Muhammad Jamil, laki-laki itu, akhirnya sampai di sebuah kamar kecil nan sederhana. Ada ranjang besi tergeletak disana. Seorang wanita cantik, Siti Saleha namanya, dengan peluh masih mengalir menunggunya dengan senyuman bahagia dan seorang bayi laki-laki ditimangannya. Muhammad Jamil mengecup mesra dikeningnya, dan mengambil alih bayi dari tangan Siti Saleha.

Dipandanginya bayi mungil itu dengan takzim. Tak sedetikpun matanya berkedip. Engkau seperti aku. Kau benar-benar aku. Laki-laki itu berdesis. Mulutnya kemudian berkumat-kamit, menyenandungkan doa dan Shalawat Nabi dalam hati.

BERPUASA TAPI TAK BERPAHALA

Membaca judul di atas kita mungkin bertanya, bagaimana mungkin ada orang berpuasa tetapi tidak berpahala?untuk menjawab pertanyaan tersebut mari kita ikuti penjelasan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berikut ini.

عن أَبي هريرة - رضي الله عنه - ، قَالَ النبيُّ - صلى الله عليه وسلم - : (( مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ للهِ حَاجَةٌ في أنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ )) رواه البخاري

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Barang siapa tidak meninggalkan ucapan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak membutuhkan dia meniggalkan makan dan minum.”(HR.Al-Bukhari)

قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ( رب صائم ليس له من صيامه إلا الجوع . ورب قائم ليس له من قيامه إلا السهر )

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Berapa banyak orang yang berpuasa tetapi bagian atau balasan dari puasanya adalah lapar dan haus saja, dan betapa banyak orang yang shalat malam (tarawih) tetapi bagian atau balasan dari shalatnya hanyalah capai dan kantuk saja”(HR.Ibnu Majah, ad-Darimi, Ahmad, al-Baihaqi dengan sanad shahih)