Pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 3 Juni 2010 di wilayah Kabupaten Sukoharjo berjalan dengan lancar, aman, dan demokratis. Secara normatif, Pilkada merupakan sebuah bentuk partisipasi politik rakyat secara langsung dalam era demokrasi. Harapannya dapat memberikan harapan baru bagi perbaikan dan perubahan kualitas kesejahteraan masyarakat.
Dalam pelaksanaan Pilkada Sukoharjo tahun ini, semakin menunjukkan kualitasnya dengan sangat sedikit kecurangan yang dilakukan oleh masing-masing pasangan. Walaupun tidak menutup kemungkinan tentunya ada kecurangan dan model-model money politic untuk meraup suara, tetapi hal ini tidak terlalu signifikan. Hasil akhir Pilkada Sukoharjo menghantarkan pasangan Wardoyo Wijaya–Haryanto (War-To) sebagai pemenang dengan perolehan 199.612 suara atau 49,33 persen (Joglosemar, 10/5). Hasil akhir ini menunjukkan bahwa pasangan War-To lebih populis dan dipercaya oleh rakyat Sukoharjo untuk memimpin 5 tahun ke depan (masa bakti 2010–2015). Dan kemenangan ini menunjukkan kesolidan kerja dan program dari partai-partai pengusungnya (PDIP, PKS, dan beberapa partai lainnya) dalam upaya pemenangan pasangan yang diusungnya.
Dengan kemenangan ini kembali PDIP berhasil meraih kursi Sukoharjo 1 yang sebelumnya juga dipegang oleh kader PDIP (Bambang Riyanto). Dalam melihat fenomena ini, apakah bupati terpilih saat ini akan meneruskan program yang telah dijalankan oleh bupati sebelumnya? Ataukah dia akan membuat gebrakan baru dalam kerangka visi kesejahteraan rakyat yang seutuhnya, pengembangan kehidupan demokrasi lokal, keadilan, pemerataan, kesejahteraan rakyat, dan sekaligus memelihara keutuhan dan hubungan yang serasi dan harmonis antara pemerintah dengan rakyat, membangun pemerintahan yang akuntabel, transparan, dan demokratis? Program apa yang akan dikerjakan oleh bupati terpilih saat ini?