jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Selasa, 24 Agustus 2010

Perguruan Tinggi Islam Pertama di AS Resmi Dibuka

REPUBLIKA.CO.ID, BERKELEY, CALIFORNIA. Dari delapan kampus yang dipertimbangkan, Faatimah Knight akhirnya memutuskan mempelajari Sastra Inggris, di Zaytuna College, di mana ia dapat belajar tentang Islam klasik dalam lingkungan yang ramah dengan semua aspek dalam keyakinan Islam. Gadis asal Brooklyn berusia 18 tahun itu pun akan menjadi bagian dari kelas, yang diharapkan pendiri Zaytuna mewujudkan kampus Muslim pertama yang diakreditasi sebagai lembaga pendidikan tinggi dengan identitas Islam namun terbuka untuk setiap keyakinan.

Faatimah memilih Zaytuna karena ia menginginkan tumbuh beserta keimanan kuat dan belajar tentang agama yang menginspirasi orang tuanya beralih agama dan bahkan mampu membela Islam dalam waktu-waktu sulit penuh kecurigaan dari warga AS. "Empat tahun kuliah harusnya membuat saya lebih dari sekedar cerdas secara tekstual," ujarnya.

"Saya ingin di sini karena saya ingin meningkatkan diri sebagai pribadi dalam arti karakter," ujarnya. "Saya hampir yakin bahwa itu bisa saya dapatkan dengan kuliah di sini,"

PKS Dilarang Terima THR

NGAMPRAH, (PRLM). Anggota DPRD Kabupaten Bandung Barat dari Partai Keadilan Sejahtera dilarang menerima THR dalam bentuk uang maupun parcel pada perayaan lebaran ini. Jika sampai kedapatan menerima THR ataupun parcel, ancaman pemecatan dari jabatan anggota dewan bahkan dari keanggotaan partai sudah menunggu.
"Dari pusat sudah ada instruksi agar tidak menerima THR dalam bentuk apapun karena itu bentuk suap apalagi kalau menerima dari eksekutif yang sumber dananya tidak jelas dalam APBD, itu masuk gratifikasi dan bisa diusut KPK. Kalau dari partai, sanksinya bisa beragam, sampai pemecatan," kata Ketua Fraksi PKS DPRD Kab. Bandung Barat yang juga Ketua Dewan Syariat Daerah PKS KBB Aam Salam Taufik di Batujajar, Senin (23/8).(A-168/kur)


Sumber: Pikiran Rakyat Online

Luaskan Bentangan Cakrawala Kepahamanmu

Oleh: Cahyadi Takariawan

Sungguh sangat ingin aku sampaikan pesan penting ini pertama kali: luaskan bentangan cakrawala kepahamanmu. Bergerak dalam dinamika dakwah adalah pergerakan yang berlandaskan kepahaman, berlandaskan hujah, berlandaskan ilmu dan pengetahuan. Tak ada keberhasilan dakwah, jika tidak diawali ilmu dan kepahaman. Tidak akan ada keteguhan di jalan dakwah, jika tidak memiliki cakrawala pengetahuan yang memadai.

Coba aku ajak membuat perbandingan. Saat anak masih kecil, ia hanya bermain di dalam rumah saja. Ia akan bertanya tentang benda-benda yang ada di dalam rumahnya sendiri. Dengan mudah orang tua menjawab dan menjelaskan, karena itu benda-benda yang sangat umum dan dikenalnya dengan baik. Bertambah usia, si anak mulai bermain di halaman rumah. Ia bertanya tentang benda-benda yang ada di halaman rumah. Orang tua dengan mantap menjawab semua pertanyaan anak.

Bertambah lagi usianya, anak bermain di lingkungan tetangga. Ia membawa pertanyaan seputar lingkungan sekitar, dan ada beberapa pertanyaan yang mulai sulit dijawab orang tuanya. Semakin besar anak, pergaulannya semakin luas, permainannya semakin jauh, tidak hanya di lingkungan tempat tinggal. Ia mulai bepergian ke luar kota, ia mulai mengenal beraneka ragam jenis manusia. Pertanyaan yang dibawa pulang semakin banyak yang dirasakan sulit oleh orang tuanya. Apalagi saat dewasa anak mulai mengenal manca negara, ia mengunjungi berbagai negara. Pergaulannya tanpa batas geografis, betapa luas pengetahuannya dan akhirnya semakin banyak pertanyaan tidak terjawab oleh orang tuanya yang belum pernah bepergian ke luar negeri.

Anggaran pelantikan kurang, Bupati usulkan kegiatan mendahului anggaran

Sukoharjo (Espos). Bupati Sukoharjo mengusulkan kegiatan mendahului anggaran untuk penambahan kegiatan pelantikan bupati baru senilai Rp 75 juta.

Permohonan kegiatan mendahului anggaran tersebut tertuang dalam surat yang ditandatangani Bambang Riyanto bernomor 900/3808/2010 perihal permohonan izin mendahului anggaran. Dalam surat yang ditujukan kepada Ketua DPRD, Dwi Jatmoko pada 21 Agustus 2010 tersebut, Bupati meminta tambahan dana senilai Rp 75 juta dari anggaran semula senilai Rp 200 juta.

Mengacu kepada surat bupati, acara pelantikan kepala daerah yang baru awalnya akan digelar dalam rapat paripurna istimewa di Gedung DPRD Kabupaten. Namun demikian menjelang hari H, rencana tersebut diubah lokasinya menjadi di Gedung Graha Satya Praja (GSP). Perubahan loksi pelantikan tersebut akhirnya menyebabkan kurangnya anggaran hingga Rp 75 juta.

2 Fraksi Minta Jaket Haji Dianggarkan

SUKOHARJO. Dua fraksi di DPRD Sukoharjo meminta suvenir haji berupa jaket dialokasikan dalam anggaran perubahan, karena sejauh ini belum dicantumkan dalam penetapan APBD 2010. Pasalnya, baju haji jaket tersebut akan digunakan bagi para jemaah haji.

Kedua fraksi yang mengusulkan hal itu adalah Partai Amanat Nasional (PAN) dan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS). Anggota Fraksi PAN, Sunoto mengatakan, di dalam penetapan APBD 2010 tidak ada anggaran khusus untuk jaket jemaah haji.

Hal itu disayangkan karena pemberian jaket merupakan tradisi sejak beberapa tahun lalu, di mana musim haji dimulai. Menurut Sunoto, pada saat musim haji tahun ini, antara September hingga Oktober diperkirakan jumlah jemaahnya mencapai 600 orang. Apabila satu jaket dianggarkan senilai Rp 100.000, maka perkiraan dana yang dibutuhkan untuk 600 orang sekitar Rp 60 juta. (mal)


Sumber: Harian Joglosemar Online

Jangan berdagang dengan rakyat…

Pengumuman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang rencana kenaikan gaji bagi PNS, anggota TNI dan Polri pada tahun 2011 mendatang sungguh sama sekali tak membuat Raden Mas Suloyo gembira. Jangankan tertawa senang, senyum pun tidak… dia malah mbesengut.
”Lha disuruh senang bagaimana wong saya ini pegawai swasta… buruh Mas, seperti sampeyan. Kenaikan gaji kita ini kan tergantung prestasi. Kalau tidak berprestasi ya tidak naik gaji,” jawab Denmas Suloyo saat ngobrol dengan Mas Wartonegoro soal kenaikan gaji para abdi negara itu.

”Wah enak bener ya Denmas jadi PNS itu… sebentar-sebentar naik gaji… gaji naik kok sebentar-sebentar ya,”
canda Mas Wartonegoro menirukan lawakan yang biasa muncul di acara televisi.

”Maksud sampeyan?”
tanya Denmas Suloyo.

65 Tahun kita (seolah-olah) merdeka

Akhir-akhir ini saya merasa agak miris menyaksikan perjalanan bangsa ini, yang besok akan memeringati hari ulang tahun kemerdekaan yang ke-65. Betapa tidak. Berbagai persoalan kebangsaan yang sifatnya mendasar masih muncul silih berganti.

Pertama, dalam hal ketahanan pangan. Indonesia termasuk kelompok negara yang cukup rentan. Hal itu ditandai dengan ketergantungan terhadap impor pangan yang cukup tinggi, dengan nilai impor sedikitnya US$5 miliar per tahun.

Dalam setahun, kita mengimpor sekitar 70% dari total kebutuhan akan susu, 45% pasokan kedelai, 30% permintaan gula, 15% kebutuhan kacang tanah, 10% kekurangan jagung. Garam pun kita impor dalam volume yang tidak kecil, sekitar 1 juta ton, kendati negeri ini termasuk pemiliki garis pantai terpanjang di dunia.Untuk komoditas pangan utama, beras, setidaknya dalam dua tahun terakhir ini kita memang tidak mengimpor. Namun, beberapa tahun silam, kita pernah menorehkan prestasi sebagai importir beras terbesar dunia.

Kedua, dalam hal sandang, kita mengalami persoalan yang sangat kompleks. Industri sandang nasional yang pada dekade 1990-an menjadi salah satu pemain penting dunia, kini dalam keadaan tersudut. Industri tekstil Indonesia dibuat kedodoran menghadapi serbuan produk sandang dari China, yang menyerbu bagaikan virus, dari pasar tradisional hingga pertokoan mewah, baik di Jakarta maupun perdesaan terpencil.