1. Quwwatul Azm
Kekuatan Azzam menjadi unsur pertama kunci sebuah kemenagan. Apapun amanah yang dibebankan kepada kita, entah besar atau kecil, harus kita sambut dengan niat dan tekad yang kuat. Karena dengan begitu, maka segala potensi yang kita miliki akan kita optimalkan untuk menjalankan amanah itu sebaik-baiknya. Seorang kader hendaknya samikna wa atho’na atas amanah yang dibebankan kepadanya. Apabila amanah itu besar, tidak ada rasa minder dan kecil hati. Apabila amanah itu kecil, tidak ada kata gengsi, merasa tidak diperhitungkan lagi dll. Karena tugas yang telah melekat pada diri kita, maka Bismillah…..diterima dengan lapang dada dan dilaksanakan sebaik-baiknya.
2. Quwwatul kawadir
Tugas apapun dalam dakwah ini, tidak akan berarti apa-apa kecuali adanya dukungan kekuatan kader. Belajar dari Pilkada Salatiga, bahwa dalam survai pertama, elektabilitas Ust. M. Haris adalah berkisar 12 persen, dalam posisi ketiga. Kemudian dilakukan konsolidasi dan sosialisasi yang terencana dan massif. Dalam survai yang kedua elektabilitasnya sebagai Walikota meningkat menjadi 14 persen, tetapi elektabilitas sebagai Wakil Walikota sangat tinggi. Melihat realitas ini, maka team bergerak untuk melakukan komunikasi politik dengan berbagai komponen dan kandidat. Hingga terbentuknya koalisi Duet Yarris (Yuli-Harris).