jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Senin, 16 Mei 2011

ENAM KUNCI KEMENANGAN

"Terinspirasi Kemenangan Ust. Muhammad Haris di Pilkada Salatiga..."

1. Quwwatul Azm

Kekuatan Azzam menjadi unsur pertama kunci sebuah kemenagan. Apapun amanah yang dibebankan kepada kita, entah besar atau kecil, harus kita sambut dengan niat dan tekad yang kuat. Karena dengan begitu, maka segala potensi yang kita miliki akan kita optimalkan untuk menjalankan amanah itu sebaik-baiknya. Seorang kader hendaknya samikna wa atho’na atas amanah yang dibebankan kepadanya. Apabila amanah itu besar, tidak ada rasa minder dan kecil hati. Apabila amanah itu kecil, tidak ada kata gengsi, merasa tidak diperhitungkan lagi dll. Karena tugas yang telah melekat pada diri kita, maka Bismillah…..diterima dengan lapang dada dan dilaksanakan sebaik-baiknya.

2. Quwwatul kawadir

Tugas apapun dalam dakwah ini, tidak akan berarti apa-apa kecuali adanya dukungan kekuatan kader. Belajar dari Pilkada Salatiga, bahwa dalam survai pertama, elektabilitas Ust. M. Haris adalah berkisar 12 persen, dalam posisi ketiga. Kemudian dilakukan konsolidasi dan sosialisasi yang terencana dan massif. Dalam survai yang kedua elektabilitasnya sebagai Walikota meningkat menjadi 14 persen, tetapi elektabilitas sebagai Wakil Walikota sangat tinggi. Melihat realitas ini, maka team bergerak untuk melakukan komunikasi politik dengan berbagai komponen dan kandidat. Hingga terbentuknya koalisi Duet Yarris (Yuli-Harris).

Mahmud Mahfudz, FPKS Jateng; PPD RSBI Rawan Manipulasi Kuota

Kalangan DPRD Jawa Tengah meminta masyarakat mewaspadai manipulasi jumlah kuota penerimaan peserta didik (PPD) di rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) mulai TK/SD dan SMA.

Sebab,kuota 20% bagi siswa tidak mampu dikhawatirkan tidak sesuai kapasitas dan rawan dimanipulasi oleh pihak sekolah. Sekretaris Komisi E DPRD Jawa Tengah Mahmud Mahfudz mengatakan kuota untuk siswa tidak mampu harus dipenuhi oleh masing-masing sekolah. “Jangan sampai siswa tidak mampu terabaikan hak untuk mendapatkan pendidikan,” tandasnya kemarin.

Pemantauan tetap dilakukan meski sedang berlangsung pendaftaran di masing-masing sekolah untuk mengontrol pihak sekolah agar tetap memenuhi jumlah kuota yang telah ditentukan.Sebab, kriteria siswa tidak mampu bukan hanya berdasarkan database, tapi pihak sekolah juga melakukan survei ke lapangan. “Daya tampung untuk siswa tidak mampu harus sesuai dengan verifikasi di lapangan sehingga tidak ada alasan untuk menolak siswa tidak mampu di RSBI,”kata Mahmud. Dia juga menyoroti persoalan rumitnya tahapan pendaftaran yang mesti dilalui oleh para calon siswa.Tahapan ini berpotensi terjadi penyimpangan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. “Sebaiknya tahapan pendaftaran disederhanakan untuk meminimalisasi praktik tersebut. Hal ini supaya tidak membebani siswa jika ingin mendapatkan di sekolah yang diinginkan,”papar Mahmud.

Sejarah Hidup Muhammad SAW: Raja yang Bijak

Kedua orang utusan itu adalah Amr bin Ash dan Abdullah bin Abi Rabiah. Kepada Najasyi dan para pembesar istana mereka mempersembahkan hadiah-hadiah dengan maksud agar mereka sudi mengembalikan orang-orang yang hijrah dari Makkah itu.

"Paduka Raja," kata mereka, "Penduduk Makkah yang datang ke negeri paduka ini adalah budak-budak kami yang tidak punya malu. Mereka meninggalkan agama bangsanya dan tidak pula menganut agama paduka. Mereka membawa agama yang mereka ciptakan sendiri, yang tidak kami kenal dan tidak juga paduka. Kami diutus kepada paduka oleh pemimpin-pemimpin mereka, oleh orang-orang tua, paman mereka dan keluarga mereka sendiri, supaya paduka sudi mengembalikan orang-orang itu."

Sebenarnya kedua utusan itu telah mengadakan persetujuan dengan pembesar-pembesar istana, setelah menerima hadiah-hadiah dari penduduk Makkah, mereka akan membantu usaha mengembalikan kaum Muslimin itu kepada pihak Quraisy. Pembicaraan mereka ini tidak diketahui raja.

Di Balik Jihad Ada Politik, Sebuah Disertasi

"Radikalisasi di Indonesia Tumbuh dari Kemarahan dan Instabilitas Politik." Itulah judul artikel di koran Belanda NRC Handelsblad.Sejarah kehidupan 10 orang muslim radikal yang mendekam di penjara membuahkan sebuah disertasi yang luar biasa mengenai Islam radikal di Indonesia. Jumat ini Mohammad Najib Azca, seorang antropolog asal Indonesia, akan mempertahankan disertasinya yang berjudul After Jihad - A Biographical Approach to Passionate Politics in Indonesia, di Universitas Amsterdam.

Dalam bukunya ia merekonstruksi sejarah kehidupan 10 pemuda Indonesia yang antara tahun 1998 hingga 2000 menjadi pengikut jihad untuk berjuang dalam "perang suci" antara muslim dan kristen di Sulawesi dan Ambon. Bagaimana pilihan untuk menjadi jihadis mengubah total kehidupan mereka.

"Azca memisahkan antara ketaatan politik dan aktivitas jihadis. Aktivis yang taat biasanya mencoba mengajarkan pada orang bagaimana menjadi seseorang yang bertanggung jawab moral. Sementara aktivis islam politik memperjuangkan agar hukum syariah dilaksanakan. Dan itu bisa dilakukan sesuai jalur hukum atau dengan kekerasan. Sementara Jihadis, mendasari tindakan pada penjelasan ayat-ayat Al-Quran. Menurut mereka adalah kewajiban setiap muslim untuk memberantas kaum kafir," tulis NRC Handelsblad.

Anis Matta: NII hanya sebuah "Alat Politik"

Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera, Anis Matta menduga, Negara Islam Indonesia (NII) hanya sebuah alat politik. Ia mengemukakan itu, usai memberi pengarahan dalam Musyawarah Kerja Wilayah (Mukerwil) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kalimantan selatan (Kalsel) di Banjarmasin atau sebelum kembali ke Jakarta, Minggu sore.

Namun Sekjen PKS yang juga Wakil Ketua DPR-RI itu tak menyebut pihak mana yang menjadikan atau memperalat isu NII sebagai alat politik, kecuali menyatakan, hal tersebut hanya akan memperburuk pemerintah sendiri. Pasalnya isu NII tersebut sudah sejak lama atau beberapa kali ganti Presiden Republik Indonesia, tapi hal itu seakan dibiarkan, bahkan cenderung sebagai alat untuk memojokan Islam.

"Sebagai contoh selama ini isu teroris atau terorisme, bukan cuma sekedar isu, tapi untuk melemahkan perjuangan kaum muslim, yang mungkin sengaja sebagai skenario pihak tertentu,"
tandasnya.

KOMPAS: Parpol Tersandera Korupsi. (Kecuali PKS?)


KOMPAS hari ini (Senin 16/5/11) menurunkan berita headline dengan judul "Parpol Tersandera Korupsi".

"Partai politik saat ini tersandera kasus-kasus korupsi anggotanya yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat. Praktik saling sandera itu merupakan gaya politik Orde Baru yang bertujuan mengganggu parpol pesaing, terutama dalam persiapan Pemilu 2014. Parpol pun disibukkan oleh penyelamatan citra, melupakan kepentingan rakyat."

Demikian paragaraf awal headline KOMPAS. Secara jelas headline ini dilengkapi dengan gambar (tabel) tentang kasus2 korupsi yg melanda parpol. Disebutlah Partai Demokrat, Golkar, PDIP, PAN, PPP, PKB, PBR, PBB, dengan sederet kasus yang melandanya.

Anis: PKS Siap Lepas Landas Pemilu 2014

Sekjen Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP PKS) Anis Matta menyatakan, partainya siap lepas landas merebut tiga besar pada Pemilihan Umum 2014. Ia menyatakan itu, usai memberi pengarahan dalam Musyawarah Kerja Wilayah (Mukerwil) PKS Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarmasin atau sebelum kembali ke Jakarta, Ahad (15/5) sore.

Anis yang juga Wakil Ketua DPR-RI itu tampaknya optimistis PKS bisa mencapai tiga besar dalam perpolitikan di Indonesia, terutama penempatkan kader-kader partai politik (Parpol) tersebut di perlemen tingkat pusat.

Pasalnya, secara struktural parpol yang berlambangkan tanda gambar dua bulan sabit mengapit satu tangkai/bulir padi itu, sudah tak masalah lagi, lanjutnya didampingi Habib Aboe Bakar Al Habsyie, anggota DPR-RI dari PKS asal daerah pemilihan (dapil) Kalsel.

Biarkan Harapan Bercerita Tentang Dirinya

Oleh: Ust. Musyaffa Abdurrahim, Lc., Bidang Pembinaan Kader DPP-PKS

Biarkan Harapan Bercerita Tentang Dirinya....

Apa yang mendorong petani berkeringat dan bekerja keras? … adalah harapan akan memetik panen dari tanamannya.

Apa yang membuat seorang pedagang tergiur melakukan banyak perjalanan, menempuh marabahaya, meninggalkan keluarga dan tanah air? … adalah harapan akan mendapat keuntungan.

Apa yang mendorong seorang pelajar bersungguh-sungguh, terus menerus belajar, begadang di malam hari, meresume dan menghafal? Adalah harapan akan lulus.

Kepada siapa seharusnya engkau kecewa…???

By: Abu Izzuddin, Komandan Kepanduan Piyungan

"Jika engkau kecewa dengan lambatnya kemajuan dakwah, maka tanyakan pada dirimu sendiri, seberapa besar kontribusimu dalam dakwah dan jihad ini."

Siapa yang tak pernah kecewa di dunia ini…??? Pasti jawabannya tidak ada, kecuali:

Kecuali mereka yang menyadari bahwa kekecewaan adalah bahan bakar yang membuat pudar dan hilangnya harapan.

Kecuali mereka yang menyadari bahwa tak ada yang bisa disalahkan dari setiap peristiwa yang membuatnya kecewa dan sakit hati selain dari dirinya sendiri.

Kecuali orang yang sangat menyadari bahwa penyesalan di alam kubur nanti disebabkan oleh sikapnya menyia-nyiakan waktu, materi dan amanah yang seharusnya ditunaikan sebaik-baiknya.