jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Senin, 04 Februari 2013

Anis Matta Mengguncang Bangsa

Anis Matta Mengguncang Bangsa
Pahlawan Muda…ditangan merekalah, Indonesia akan mengambil gilirannya, bukan hanya dalam mensejahterakan negerinya, tapi juga dalam memimpin dunia yang mulai terseok-seok!”, kalimat itu ia teriakan ditengah ribuan pendengar. Semua sepi, semua hening, dan nafas-nafas tertahankan di dada hanya untuk mendengarkan setiap butir kata, yang ia ucapkan penuh makna. Kata-katanya menjadi inspirasi, menyentuh pribadi, bagi trainer, bagi guru, bagi penceramah, dan bagi seluruh pemuda di penjuru negeri dengan semangat berapi-api.

Ialah H. Muhammad Anis Matta, Lc. Masa mudanya tak ia habiskan berhura-hura, namun penuh gelora berjuang dan membaca. Prestasi SD nya jelek tak seberapa, tapi di Pesantren (Darul Arqam) Gombara, posisinya kukuh tak bergeser dari kursi juara, dari tahun 80 hingga 86.
 

BANG TOHA, DARI PENJARA KE TAUBAT NASUHA

Oleh: Fuad Aris

Namanya Dedi Toha, profesinya sekarang tukang ojek. Ada yang unik dari bang Toha (kami biasa memanggil demikian) yang kalau lagi ngojek pakai jaket PKS atau Jaket Palestina, sampai ibu-ibu sekitar rumah saya menyebutnya "Ojek PKS"

Bang toha ini tidak mau disebut simpatisan, dia bangga kalau bilang sama teman-temannya, bahwa dia kader PKS, karena memang kontribusinya di DPRa PKS Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, bisa dikatakan besar.

Suatu hari, saya iseng tanya sama bang Toha, kenapa sih bisa tertarik sama PKS? Dia mengatakan, "Yang saya suka dengan orang-orang PKS itu ramah, udah gitu saya bisa belajar jadi baek."

Ayyuhal Ikhwah.. Min Huna Nabda' | Seruan untuk Kader dan yang 'Desertir'


Ridlwan 
@ridlwanjogja
jurnalis


Malam ini (4/2) kita teruskan. Ini spesial untuk teman2 PKS di TL saya. Hastagnya #rindu saja ya biar gak kepanjangan

Bagi PKS haters, kalau anda tahan sih, bisa tahu model komunikasi ala PKS. Jika tidak ya mute /unfol / bully dll . Monggo sy ikhlas :)

"Mampukah Anis Matta?" | Analisis dari detikcom

Oleh Rico Marbun | detikcom


Nadi politik Partai Keadilan Sejahtera kembali berdenyut. Terpilihnya Anis Matta menjadi presiden baru PKS ditengarai menjadi resep mujarab mengatasi ‘musibah’ ditahannya Luthfi Hasan Ishaaq oleh KPK beberapa hari sebelumnya.
Problem yang dihadapi PKS memang tidak sepele. Walau banyak ketua umum partai besar lainnya jelas-jelas terbelit kasus hukum, hanya ketua umum PKS-lah yang langsung ‘diambil’ dan ditahan KPK. Bukan hanya citra yang menjadi pertaruhan. Moral kader dan konstituen partai yang lahir pada era reformasi itu jelas menyentuh titik nadir. Apes-nya lagi, hantaman ini terjadi justru saat pemilu sudah membayang di depan mata. Mampukah pria kelahiran Bone 44 tahun silam ini memulihkan posisi PKS di gelanggang politik nasional?

5 Indikasi Kejanggalan Kriminalisasi LHI oleh KPK

dakwatuna.com – Tuduhan yang menerpa Luthfi Hasan Ishaaq anggota Komisi I DPR, dinilai berbagai kalangan sangat janggal. Tak pelak hal ini dianggap sebagai kriminalisasi LHI untuk tujuan tertentu.

Kejanggalan Pertama, yaitu ketika awal berita penangkapan muncul isu di berbagai media bahwa yang ikut ditangkap adalah supir Menteri Pertanian, Suswono. Ternyata dibantah sendiri oleh Suswono setelah mengklarifikasikan hal ini ke KPK.

Kejanggalan berikutnya adalah bahwa yang mau disuap adalah anggota komisi IV DPR dari PKS. Lalu ternyata sekarang menjadi Luthfi Hasan Ishaaq yang merupakan anggota Komisi I DPR. Komisi IV adalah komisi yang salah satunya membidangi pangan. Sedangkan Komisi I adalah komisi yang membidangi Pertahanan, Intelijen, Luar Negeri, Komunikasi dan Informatika.
 

Subhanallah, Warga dan Tokoh Masyarakat Justru Berbondong-Bondong Masuk PKS

Luthfi Hasan Ishaaq yang pada waktu itu merupakan Presiden PKS ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK karena dituduh terlibat dalam suap impor daging sapi. Dan tidak kurang dari 12 jam, Luthfi digelandang ke KPK. Hal ini tentu saja merupakan hantaman tersendiri kepada tubuh PKS.
Masyarakat dibuat bingung dengannya. Karena banyak yang menaruh harapan kepada PKS sebagai “benteng terakhir” pemberantasan korupsi di Indonesia, khususnya pada perpolitikan Indonesia. Ditambah lagi beberapa pengamat  mengatakan di berbagai media bahwa kejadian ini akan berdampak kepada turunnya suara PKS menjelang pemilu 2014.
Namun pada kenyataannya justru terbalik. Sebelum ini telah diberitakan bahwa ada seorang ibu di Bandung langsung menelepon DPW PKS Jabar untuk mendaftar menjadi anggota PKS. Dia mengatakan bahwa dia tahu PKS walau sedang ada gonjang ganjing ini. Seorang mahasiswi di UNPAD menyatakan ingin bergabung dengan PKS melalui twitter dengan memention anak seorang kader PKS.

Diduga Ada Konspirasi di Balik Penangkapan Luthfi

dakwatuna.com - Jakarta :: Anggota Komisi III DPR dari FPP, Ahmad Yani menduga ada konspirasi di balik penangkapan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq sebagai tersangka kasus suap impor daging sapi.

“Ini saling sandera, uji-menguji. KPK jangan dijadikan instrumen politik. Kalau ini betul konspirasi betapa tidak bermoralnya bangsa ini,” katanya di Kompleks MPR/ DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (31/1).

Sebelumnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menangkap Presiden PKS Lutfi Hasan Ishag sebagai tersangka kasus suap impor daging sapi.
 

Konspirasi itu Nyata Ada | Kultwit @ridlwanjogja

Ridlwan 
@ridlwanjogja
Wartawan Jawa Pos


ngetwit soal intel lagi ya, mumpung lagi ramai konspirasi . Hehe . hastagnya apa enaknya ? #cow aja ?

Pandangan Prematur Direktur Pemberitaan Metro TV

dakwatuna.com - Saya sangat menghormati sebuah media besar nasional seperti Metro, tapi dengan terbitnya tulisan “Pukulan Telak Bagi PKS” yang ditulis oleh Bapak Suryopratomo pada hari Kamis, 31 Januari 2013 WIB ini saya merasa terpanggil untuk meresponnya, tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada beliau.

Mengapa tulisan seorang Direktur Pemberitaan Metro TV, tidak memenuhi standarisasi kualitas analisis dan jurnalistik? Saya tidak ingin masuk ke detail persoalan LHI dan KPK tapi sebagai seorang akademisi, saya hanya ingin mengkritisi tulisan tersebut.

Pertama, pandangannya berdasarkan informasi-informasi yang belum final, “Ditahannya Presiden PKS karena kasus korupsi seharusnya menunjukkan bahwa kita tidak pandang bulu dalam menegakkan hukum”, mengapa bisa Bapak Suryopratomo ini jump to conclude dalam menganalisis persoalan dengan jugde korupsi? Padahal proses sedang berlangsung, dan belum tentu hasil akhir seperti yang disebut beliau ‘korupsi’.
 

"Bertani Demokrasi"

 
"Bertani Demokrasi"
Oleh Nandang Burhanudin


Perhatikan 4 perilaku petani berikut:

Petani A: Ia kurang gaul dan kurang wawasan. Bercocok tanam hanya di musim hujan. Saat kemarau, ia pergi merantau menjadi kuli bangunan. Ia rela berpisah meninggalkan sanak famili, demi dapur tetap berfungsi. Ia biarkan sepetak tanah warisan kering kerontang. Baginya, yang penting bisa makan. Gak punya cita-cita apapun.

Petani B: Ia petani yang sudah sering ikut kelompencapir dan beberapa kali mengikuti BLK di Dinas Pertanian Kecamatan. Ia paham bercocok tanam tak kenal musim. Saat hujan, ia tanam padi. Saat kemarau, ia tanam palawija. Namun, ia tak memiliki cita-cita masa depan. Yang penting cukup untuk kebutuhan hari-hari.

FPKS: Ahmad Fathanah Bukan Kader

Jakarta - Seorang tersangka yang diciduk KPK dan berperan sebagai kurir dalam kasus suap impor daging bernama Ahmad Fathanah. Dia diamankan di Hotel Le Meridien kala bersama seorang mahasiswi. Fathanah disebut sebagai kurir bagi Luthfi Hasan Ishaaq. Apa kata FPKS soal sosok Fathanah ini?

"Menurut Ketua Bidang Kaderisasi DPP PKS, yang bersangkutan tidak dikenal dan tidak pernah tercatat sebagai kader PKS," kata Sekretaris Fraksi PKS Abdul Hakim saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (31/1/2013).

Abdul Hakim mengaku tidak kenal dengan Fathanah. Senada dengan Fathanah, Kepala Humas PKS Mardani juga menyampaikan bahwa sosok Fathanah tidak dikenal di PKS.

Instruksi Presiden PKS Tentang Penyebaran Informasi Terkait Ust Luthfi Hasan Ishaaq

Instruksi Presiden PKS
Tentang Penyebaran Informasi Terkait Ust Luthfi Hasan Ishaaq

Dalam rangka menyatukan langkah dan merespon keadaan yang ada, Presiden PKS

Menginstruksikan :

- Kepada seluruh pengurus dan pejabat publik PKS untuk tidak membuat pernyataan dan menjawab pertanyaan media massa atau pun bentuk lain terkait dengan kasus hukum ust Luthfi Hasan Ishaaq.

Seni Ketidakmungkinan | Anis Matta

Oleh : Anis Matta


Sejarah kepahlawanan tidaklah ditulis dengan mulus. Para pahlawan Mukmin sejati tidak selalu menghadapi situasi dan peristiwa yang mereka inginkan. Kita mungkin akan lebih kuat apabila situasi dan peristiwa yang tidak kita inginkan itu sudah kita duga sebelumnya, sehingga ada waktu yang memadai untuk melakukan antisipasi.

Akan tetapi, apa yang akan dilakukan para pahlawan mukmin sejati apabila mereka menghadapi situasi dan peristiwa yang tidak mereka inginkan dan tanpa mereka duga sebelumnya? Ini jelas berbeda dengan situasi sebelumnya. Di sana kita mempunyai waktu yang memadai untuk melakukan antisipasi,tetapi di sini kita tidak mempunyai waktu itu. Di sana secara psikologis kita akan lebih siap, tetapi di sini kita tidak terlalu siap. Namun, saat-saat seperti ini akan selalu terulang dalam kehidupan para pahlawan mukimin sejati. Saat-saat seperti ini merupakan saat yang paling rumit dalam hidup mereka. Dan inilah salah satu momentum kepahlawan dalam hidup mereka.

"Jika Kami Salah, Kami akan Memperbaikinya..."

JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyebut terus memperbaiki diri. Apalagi pascapenetapan mantan Presidennya, Luthfi Hasan Ishaaq sebagai tersangka oleh KPK.
"Kami akan melakukan sesuai keragaman hal, seperti pertobatan nasional," tutur Ketua FPKS di DPR, Hidayat Nur Wahid, Sabtu (2/2).
Hidayat menegaskan PKS tetap berproses dan berjuang menjadi partai yang bersih. "Ada yang kotor memang. Kami menyesalkan yang kotor, dan kami ingin membersihkan yang kotor itu," sebut dia.