jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Selasa, 26 April 2011

Kemal Stamboel, Tak Cari Kerja di DPR

Dewan Perwakilan Rakyat sering kali dianggap sebagai lapangan kerja dan lahan untuk memperoleh kekayaan. Namun, bagi Kemal Aziz Stamboel, anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, DPR merupakan lahan pengabdian. ”Tidak semua orang yang gabung di DPR itu untuk mencari pekerjaan. Bagi saya, itu bukan target. Kalau mau pekerjaan, ya di perusahaan, bukan di DPR,” katanya, Senin (26/4) lalu.

Lelaki kelahiran Malang tahun 1949 itu memang menghabiskan hampir separuh hidupnya untuk bekerja di lembaga konsultan pengawas keuangan. Ia juga malang melintang di sejumlah lembaga dan badan usaha milik negara serta lembaga swadaya masyarakat. Kemal pernah bekerja sebagai Presiden Direktur Pricewaterhouse Coopers Consulting Indonesia dan Country Leader IBM Business Consulting Indonesia selama 25 tahun.

Kemal juga pernah menjadi anggota Dewan Pengawas Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh dan Nias selama lima tahun. Ia juga pernah ditunjuk menjadi Wakil Ketua Pelaksana Dewan Teknologi, Informasi, dan Telekomunikasi Nasional. Pada waktu yang bersamaan Kemal dipercaya untuk menjadi komisaris beberapa BUMN dan perusahaan swasta.

PKS Kutuk Rencana Beach Party Fashion di Lagoi

Partai Keadilan Sejahtera mengutuk rencana "Beach Party Fashion" di Lagoi yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. "PKS mengutuk keras rencana tersebut dan meminta kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan untuk tidak melanjutkan rencana tersebut," kata Ketua Umum Dewan Pengurus Wilayah PKS Provinsi Kepulauan Riau Abdulrahman, di Batam, Selasa.

Pemerintah Kabupaten Bintan merencanakan bekerja sama dengan swasta menyelenggarakan "Beach Party Fashion" (BPF) pada pertengahan Mei 2011 untuk menjaring wisatawan mancanegara dan dalam negeri. Menurut Abdulrahman, masih banyak cara untuk mendatangkan turis ke Kawasan Wisata Lagoi dan tidak perlu mengadakan BPF yang akan mengundang reaksi keras banyak pihak. "Jangan karena kepentingan sesaat, kemudian mengabaikan mudharat yang lebih besar," kata dia menegaskan.

Ia mengatakan, BPF tidak sesuai dengan Kepulauan Riau sebagai pusat budaya Melayu yang amat idientik dengan Islam. Menurut Abdulrahman, BPF menginjak-injak budaya Melayu yang melekat pada sebagian besar warga Kepri. "Penyelenggaraan BPF ini jelas telah menafikan budaya Melayu sebagai budaya ibu dari Kepri," kata Abdulrahman.

Ketua PKS Pengajar di Harvard

"PKS itu cukup sering disalahpahami di Amerika"

Sikap Partai Keadilan Sejahtera yang perhatian dengan Palestina sering disalahartikan tidak menyukai yang berbau Amerika Serikat. Zulkieflimansyah, salah satu Ketua PKS, menjadi bukti pemahaman itu tak benar.

Zul, yang lahir di Sumbawa Besar, 18 Mei 1972, bahkan mengaku menjadi pengajar tamu di Universitas Harvard, salah satu perguruan tinggi terkemuka di Amerika Serikat. Doktor Ekonomi Industri jebolan Department of Economics, University of Strathclyde, Glasgow, Inggris, ini memang selain aktif berpolitik juga tercatat sebagai salah satu dosen di Universitas Indonesia, tempat dia meraih sarjana ekonomi.

"PKS itu cukup sering disalahpahami di Amerika," kata Zul kepada VIVAnews.com, Selasa 19 April 2011 malam. "Saya cukup sering ke Amerika, saya masih jadi pengajar di Harvard University," katanya.

Zul adalah senior research fellow di Kennedy School of Government di Harvard University, Amerika Serikat. Sebelumnya dia pernah menjalani kuliah non gelar di sana.

Inilah 6 Fakta Insiden ‘Injak-Injak Bendera’ di Tasikmalaya

Saat ini media semakin menunjukkan taringnya. Orang dengan mudah menjadi marah, tegang, gelisah atau ketakutan hanya dengan mendengarkan berita di televisi ataupun membacanya di internet. Bahkan jargon berita buruk bagi insan media adalah berita baik, rasa-rasanya sulit untuk dibantah sedikitpun. Maka penghakiman oleh pers dan media kini menjadi lumrah luar biasa, begitu pula sebaliknya pendewaan dan pemalaikatan juga bisa dilakukan dengan mudah melalui kaki tangan media.

Amerika yang pernah menuduh stasiun AlJazeera sebagai stasiun propaganda milik teroris -karena menayangkan berita-berita Afghanistan dan Iraq secara lebih berimbang- , pura pura lupa atau tidak tahu bahwa mereka sendiri memiliki ratusan channel televisi berbahasa Arab untuk menghembuskan propagandanya tiap hari di dunia Arab. Di Indonesia pun sudah bukan rahasia lagi, dan di forum mana-mana sudah dibahas tanpa tedeng aling-aling, bagaimana Metro TV yang senantiasa heboh saat memberitakan kiprah Nasional Demokrat dimana-mana, sebagaimana bungkamnya TV one saat pengungsi Lapindo di Sidoarjo mengerang setiap saat. Sungguh, ini bukan rahasia lagi dan kasat mata diyakini oleh separuh lebih penduduk negeri ini.

Mendengar berita tentang penginjakan bendera, saya juga geram sedemikian rupa. Darah nasionalisme yang mengalir dari kakek saya yang seorang veteran pejuang mendidih seketika. Apalagi semasa SMA saya berlangganan ikut pasukan pengibar bendera di event 17 agustus, saya tahu persis betapa berharganya sang merah putih tersebut dalam dada setiap warga negara Indonesia. Judul yang saya terima mentah-mentah membuat saya merana, “Di Tasikmalaya, Milad PKS Diisi Aksi Injak-injak Bendera Merah Putih “.

Kita Bekerja Untuk SIAPA?

Tidak pernah bosan saya mengajak anda semua untuk selalu berbuat kebaikan, semaksimal kemampuan yang bisa kita lakukan. Ajakan ini sesungguhnya untuk menyemangati diri sendiri, dan mengingatkan diri ini, agar selalu melakukan hal terbaik yang bisa kita lakukan. Sejarah hidup yang teramat pendek jangan disia-siakan dengan aktivitas yang tidak memberi kontribusi bagi kebaikan. Namun, ada catatan tebal yang harus selalu kita ingat: kita bekerja dan berbuat baik, untuk siapakah?

Suatu saat anda menolong tetangga yang sedang mengalami kesulitan. Dengan penuh perasaan tanggung jawab anda membantunya, anda memberikan pertolongan yang sangat diperlukannya. Pada kesempatan yang lain, tetangga tersebut memerlukan pertolongan lagi. Bergegas anda memberikan bantuan. Berkali-kali anda mendatangi rumahnya, dan memberikan bantuan yang sangat bermanfaat baginya. Lagi dan lagi, tidak bisa dihitung berapa banyak anda menolongnya. Tidak bisa diingat lagi berapa kali anda berbuat baik kepadanya.

Namun bukannya ucapan terimakasih yang anda dapatkan. Tetangga tersebut justru menyebarkan fitnah kemana-mana, justru menjelek-jelekkan anda di hadapan warga, bahwa anda terlalu pelit untuk menolong. Anda dianggap tidak ikhlas membantu, dan sangat individualis. Anda dianggap tidak memiliki kepedulian terhadap kondisi tetangga. Ramailah gosip di antara tetangga, menyebar berita negatif tentang anda. Akhirnya anda menjadi selebritis di lingkungan tempat tinggal, karena banyak dibicarakan orang.

Sedih bukan main rasa hati anda. Rasanya sudah tidak kurang anda membantu tetangga tersebut dalam berbagai kesulitan hidupnya. Lalu mana imbalan baiknya ? Mana ucapan terima kasihnya ? Mana apresiasi positifnya ? Mengapa justru ia melempar fitnah dan tuduhan kemana-mana ? Saat mengalami kejadian seperti itu, apa yang akan anda lakukan ?

MILAD PKS: PKS Mimika Kerja Bakti Sekitar Gereja


Dalam rangka Milad PKS ke-13, DPD PKS Kabupaten Mimika Papua menyelenggarakan rangkaian acara 'PKS Peduli Kitorang Pu Kota (PKS Peduli Kota Kita)'. Rangkaian acara yg dimulai dari hari Minggu (24/4) dimulai dengan acara Bersih Kota Mimika dan selanjutnya diadakan Bakti Sosial di Satuan Pemukiman Transmigrasi 13 pada pekan selanjutnya.

Ketua DPD PKS Kab. Mimika, Muslihuddin, S.Pd.I. mengatakan dalam sambutannya, bahwa rangkaian acara dalam rangka Milad PKS ini difokuskan untuk bekerja dan terus berkarya untuk Kabupaten Mimika.

Rangkaian acara yg bertepatan dilakukan pada libur paskah bagi umat Kristiani ini dihadiri oleh ratusan kader PKS, baik tua maupun muda, dari depan Kantor DPD PKS Kabupaten Mimika di Jalan Maleo hingga ke Jalan Ki Hajar Dewantara, para kader PKS membawa peralatan kebersihan untuk membersihkan jalan dan selokan. Juga mobil sampah PKS pada hari tersebut ‘diserbu’ masyarakat yang merasa terbantu dalam membuang sampah. “Insya Allah, layanan ini kami rutinkah”, ujar Abu Shafiyyah, Wakil Sekretaris DPD PKS Mimika.

Milad PKS Solo Raya Menggelora!


Ribuan kader simpatisan dan masyarakat memadati area Lapangan Kota Barat Surakarta, Ahad 24/4/11, tempat digelarnya Refleksi 13th PKS (Milad PKS ke-13 untuk wilayah Solo Raya).

Pantauan reporter (ce ileh, kayak wartawan beneran aja), sejak pukul 08.00 WIB massa sudah mulai berdatangan dari daerah-daerah Solo Raya eks-karisedenan Surakarta yang meliputi 7 kabupaten/kota: Surakarta, Boyolali, Wonogiri, Klaten, Karanganyar, Sukoharjo, Sragen.

Hujan yang melanda sehari sebelumnya dan juga pas dinihari hari H membuat lapangan agak becek, namun Panitia sudah menyiapkan "tenda besar jawa" beratapkan ijuk yang akan menyejukkan para hadirin. Dan, alhamdulillah, pasa acara cuaca sangat bersahabat tidak hujan juga tidak panas: pas banget! Subhanallah wal hamdulillah wa laa haula illa billah...

Anis Matta: Pertumbuhan Berkesinambungan

Ketika Nabi Muhammad SAW memulai dakwahnya, ia hanya seorang diri. Beberapa tahun kemudian, tepatnya 23 tahun saat beliau melaksanakan hajjatul wada', kaum Muslim telah berjumlah sekitar 100 sampai 125 ribu orang dalam berbagai riwayat. Dengan jumlah penduduk dunia ketika itu sekitar 100 juta orang, maka rasio kaum Muslim terhadap penduduk dunia adalah 1 per 1000 orang.

Sekarang, sekitar 1500 tahun kemudian, jumlah kaum Muslim telah bertumbuh tanpa henti dan menjadi 1,5 milyar hingga 1,9 milyar. Bayangkanlah bagaimana rasio itu bertumbuh dari 1 per 1000 menjadi 1 per lima dalam kurun waktu 1500 tahun.

Islam sebagai agama bekerja dalam skala waktu sejarah, bukan dalam skala waktu individu atau umat. Ia terus akan bertumbuh hingga tak satu pun jengkal bumi yang tidak dijangkaunya dan tak satu pun manusia yang tidak mendengar nama Allah disebutkan. Pertumbuhan berkesinambungan adalah ciri utamanya.

Kesadaran akan waktu bukan saja menumbuhkan kemampuan berpikir sekuensial dan kesadaran akan efek akumulasi, tapi juga pada makna pertumbuhan sebagai cara mengukur kekuatan dan prospek dari sebuah ide atau kerja. Kekuatan substansial dari sebuah ide atau kerja selalu dapat diukur dari kemampuannya untuk bertumbuh secara berkesinambungan.

PKS Partai Dakwah, dari dulu dan akan tetap begitu

Yg kami harapkan ke istiqamahan nya dalam perjuangan Pks... Dgn tetap di jalur dakwah dan tarbiyah.. (comment on FB. baru saya baca pagi ini)
***
Mungkin tidak ada media (eksternal) yang mewartakan sibuknya PKS setiap saat dalam kerja-kerja Da'wah dan Tarbiyah baik untuk kalangan kader (internal) maupun masyarakat (eksternal). Yang ada adalah hiruk pikuk sensasi politis yang laris manis bagi media pengais rupiah. Itulah pekerjaan mereka (media), dan biarlah mereka bekerja spt itu. Itu urusan mereka. Lantas apa pekerjaan kita (PKS)?

Bagi PKS tiada hari yang terlewati dari kerja-kerja dakwah membina kader dan ummat merawat dan memupuk benih keimanan agar tumbuh laksana pohon yang akarnya kuat batangnya tegak dan buahnya lebat. Pribadi sholih dan menebar manfaat bagi yang lain.

Setiap hari tidak akan sepi dari kerja-kerja ratusan (ribuan) ustadz-ustadzah para murobbi murobbiyah kader-kader PKS membina ratusan (ribuan) kelompok-kelompok halaqoh, liqo, ta'lim. Dari Aceh hingga Papua. Dan itu adalah pekerjaan pokok, kerja utama, amal prioritas, agenda terbanyak dari Partai Keadilan Sejahtera.