jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Senin, 10 Mei 2010

Unisri Ikut Berang

SOLO. Panasnya berita dugaan pemalsuan ijazah D3 dan S1 yang dilakukan Balon Bupati Sukoharjo, Titik Suprapti (TBR), tak urung membuat kampus Universitas Slamet Riyadi (Unisri) ikut-ikutan merasa gemas dan berang.

Pasalnya, sebagai lembaga pendidikan di mana TBR menyelesaikan studi lanjutan S1 Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, pihak Unisri menegaskan tak pernah mengeluarkan ijazah palsu. Justru, pihak Unisri merasa dirugikan, karena berita miring tersebut telah mencoreng citra dan nama baik kampus Unisri di tengah masyarakat.

“Kami menegaskan bahwa kami tidak pernah mengeluarkan ijazah palsu. Titik Suprapti merupakan mahasiswa D3 transfer Jurusan Administrasi Keuangan Universitas Jenderal Sudirman (Unsoed). Kami menerima Bu Titik sebagai mahasiswa program transfer karena kami menerima legalisir ijazah dari universitas sebelumnya,”
ungkap Rektor Unisri, Prof Dr Ir Kapti Rahayu Kuswanto kepada wartawan saat menggelar jumpa pers, Senin (10/5).

PKS Usul Pengganti Sri Mulyani dari Kalangan Prefosional

Jakarta. PKS tidak akan ikut mengusulkan calon Menkeu pengganti Sri Mulyani. PKS hanya berharap pengganti Sri Mulyani dari kalangan profesional.

"Kami tidak akan ajukan, itu prerogatif Presiden," kata Sekjen PKS Anis Matta kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (7/5/2010).

Anis menjelaskan, partainya tidak mengincar posisi tersebut. Mengingat kerja Menkeu yang sangat teknis, Anis meminta SBY memilih dari kalangan non partai saja. "Saya kira sebaiknya dari kalangan profesional saja," papar Anis.

NKRI Pilihan Pas

Pilkada Kepri

PK-Sejahtera Online. Wildan Hadi Purnama di Sekretariat DPW PKS Kepri mengatakan pilihan PKS jatuh untuk mengusung NKRI (Drs. H. Nyat Kadir – Drs. H. Zulbahri M, M.Pd) karena menurutnya pasangan nomor 1 ini paling pas dan ideal untuk mengantarkan Kepri lebih baik.

Ketua DPW PKS Kepri ini menambahkan, NKRI lah calon yang memberi komitmen paling tinggi untuk mengejawantahkan platform perjuangan rakyat, yang juga termasuk platform perjuangan PKS. “Setelah diukur dan ditimbang ternyata yang memberikan komitmen paling tinggi adalah NKRI”, ujarnya.

Platform perjuangan yang ditawarkan PKS menurut Wildan adalah yang terkait dengan kepentingan masyarakat, seperti peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan kesejahteraan rakyat dan komitmen untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta banyak lainnya.

PKS Desak Pemerintah Evaluasi UN

INILAH.COM, Jakarta. Hasil Ujian Nasional (UN) SMP ternyata jauh dari yang diharapkan. PKS pun mendesak agar pemerintah segera mengevaluasi UN.

Pada tahun ini tingkat kelulusan di DKI Jakarta menurun drastis hingga mencapai 28 persen, yakni diperkirakan sebanyak 39.179 tidak lulus UN. Padahal tahun 2009 angka kelulusan mencapai 99,805 persen dan hanya 0,195 persen atau sekitar 259 siswa yang tidak lulus.

Wakil ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKS, Triwisaksana meminta pemprov untuk segera mengevaluasi kualitas pendidikan di Jakarta. Pasalnya dalam APBD telah dianggarkan 22 persen untuk pendidikan dan pemberian Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) kepada para guru.

Aliansi LSM Sukoharjo Bubar

SUKOHARJO. Aliansi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sukoharjo yang terdiri dari lima LSM di antaranya LSM Jemppol, LPSEM, LSM Formasi, LSM Keppras dan FPMS menyatakan diri telah bubar, Sabtu (8/5).

Pembubaran itu dipicu masalah internal, yakni adanya oknum yang mengatasnamakan aliansi LSM Sukoharjo, namun dengan tujuan politis dan untuk kepentingan pribadi.
“Kami secara resmi membubarkan aliansi LSM Sukoharjo demi perbaikan semua anggota dan warga masyarakat khususnya di Sukoharjo,” kata Maryono, salah satu Ketua LSM, Sabtu (8/5).

Selain itu, kata Maryono, pembubaran itu semata-mata hanya untuk perbaikan semua anggota yang tergabung dalam aliansi LSM di Sukoharjo. Pasalnya, ada salah satu oknum yang mengatasnamakan dirinya aliansi LSM Sukoharjo memberikan pernyataan resmi pada institusi dengan tujuan pribadi.

TBR Siap Buktikan Keaslian Ijazahnya

SUKOHARJO. Salah satu bakal calon (Balon) Bupati Sukoharjo Titik Suprapti atau yang lebih akrab disapa TBR membantah tuduhan Lembaga Studi Lingkungan (LSL) Surakarta yang menilai ijazah D3 dan S1 TBR palsu atau tidak sah untuk mendaftar di KPU sebagai calon bupati.

Hal itu dikatakan Titik saat melaporkan LSL ke Polres Sukoharjo Jumat (7/5) hampir tengah malam. TBR datang ke Polres didampingi Suaminya, Bupati Sukoharjo Bambang Riyanto. Mereka membawa kelengkapan surat ijazah D3 dan S1 yang dianggap palsu oleh LSL. “Apa yang dituduhkan LSL pada saya tidak benar, karena saya memiliki surat dan bukti ijazah aslinya. Saya siap membuktikannya,” kata Titik.

Menurut Titik, tindakan LSL tersebut merupakan pencemaran nama baik yang sagat keterlaluan. Dan terkait hal itu, dia mengaku berhak melaporkan kasus itu pada pihak kepolisian agar segera menindak pelakunya. “Kalau ingin bersaing bersikaplah dengan baik, jangan menggunakan langkah- langkah tercela seperti ini. Apalagi menjelek-jelekkan calon lain,” tegas Titik.

KPU Klarifikasi Ijazah Titik

SUKOHARJO. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sukoharjo akan melakukan klarifikasi terhadap ijazah Titik Suprapti (TBR) terkait adanya indikasi ketidakabsahan ijazah yang digunakannya saat mendaftarkan sebagai calon bupati dalam Pilkada, 3 Juni mendatang.

Terkait laporan dugaan Lembaga Studi Lingkungan (LSL) bahwa ijazah D3 danS1 milik TBR tersebut palsu, Ketua KPU Sukoharjo, Kuswanto mengatakan, KPU akan bertindak normatif.

Dikatakan, sebagai penyelenggara Pilkada, pihaknya hanya bisa melakukan verifikasi saja sesuai tugas pokok dan fungsi (Tupoksi). Tugas pengecekan ijazah di lembaga institusi pendidikan bukan tugas KPU, melainkan Pengawas Pemilu (Panwas).

TBR Dituding Palsukan Ijazah

SUKOHARJO. Langkah bakal calon (Balon) Titik Suprapti (TBR) lagi-lagi terganjal. Dia diadukan oleh Lembaga Studi Lingkungan (LSL) Surakarta ke KPU Sukoharjo, dengan tuduhan memalsukan ijazah D3 dan S1.

Surat pengaduan No. 007/P/LSL/V/2010 tertanggal 5 Mei 2010 yang ditandatangani oleh Direktur LSL, Muh Muttaqin itu juga ditembuskan ke Panwaskab Sukoharjo, Polres Sukoharjo, Polwil Surakarta dan pers.

Beberapa hal yang menurut Muttaqin janggal antara lain, Titik Suprapti yang masuk ke Univertias Slamet Riyadi (Unisri) Prodi Ilmu Administrasi tahun 2006 berstatus sebagai mahasiswa pindahan dari Universitas Jenderal Sudirman (Unsoed) Purwokerto.

“Namun menurut SK kelulusan D3 Fakultas Ekonomi Unsoed, adalah tahun 1989,” papar Muttaqin dalam suratnya.

TBR Laporkan LSL ke Polisi

SUKOHARJO. Tudingan pemalsuan ijazah oleh Lembaga Studi Lingkungan (LSL) Surakarta benar-benar membuat Titik Suprapti Bambang Riyanto (TBR) berang. Tudingan itu dianggapnya sampah dan mengada-ada. Tudingan itu juga dinilainya sebagai bentuk pencemaran nama baik atas dirinya selaku bakal calon (Balon) bupati.

Atas tuduhan tersebut, TBR melaporkan LSL ke kepolisian dengan tuduhan pencemaran nama baik. TBR melapor ke Polres didampingi suaminya Bambang Riyanto, sambil membawa ijazah asli, Jumat (7/5) malam. Mereka diterima oleh Kasat Reskrim AKP Sukiyono.

"Saya merasa tidak berbuat seperti itu. Jelas itu sudah mencemarkan nama baik saya sebagai salah satu calon bupati. Biar masyarakat yang menilai, karena semua bukti-bukti ijazah asli dari lembaga perguruan tinggi yang kompeten ada semua,"
ujar Titik, Jumat (7/5).

Imam Moderat Jadi Penyeru Jihad, Nomor 1 di "Daftar Mati" AS

WASHINGTON. Dulu ia menjadi suara kaum moderat di kalangan Muslim AS. Kini imam muda, itu berbalik mengutuk AS sebagai "Bangsa Setan". Bersembunyi di Yaman dan mendapat stempel 'mati' dari CIA, ia terus berupaya menginspirasi umat Muslim lain untuk terjun dalam jihad. Salah satu yang dipengaruhi adalah Faisal Shahzad, pria pakistan pelaku percobaan pengeboman di Time Square, New York.

Seminggu setelah serangan 11 September, imam muda berusia 30 tahun, Anwar AL Awlaki, pemimpin masjid di luar kota Washington itu berubah menjadi 'jurubicara' Muslim. Ia mulai kerap berbiacar kepada para wartawan yang berburu berita dan menjelaskan bagaimana Islam sesungguhnya.

Ia mengutuk pembunuhan massal, mengundang kru televisi untuk berkeliling bersamanya dan bahkan dengan sabar menjelaskan makna ibadah dalam Islam. "Kami datang kemari untuk membangun, bukan untuk menghancurkan," ujar Anwar dalam sebuah kotbah. "Kami adalah jembatan antara Amerika dan 1 milyar lebih Muslim di penjuru dunia."

Jalan Menuju Khusnul Khatimah

Dalam keseharian, kita kerap jumpai nilai-nilai kepedulian jauh membumi di kalangan masyarakat biasa. Bahkan, dari mereka banyak yang secara ekonomi kurang mampu. Tapi lihatlah cara hidupnya, saling berbagi satu dengan lainnya. Dua liter beras, kadang dibagi dengan tetangganya. Bahkan, ada yang diam-diam menunaikan zakat dan sedekah ke sebuah lembaga tanpa mau disebut namanya.

Pada suatu kesempatan, saya bertanya pada orang-orang itu. Apa sebab nuraninya begitu hidup. Mereka mengatakan, kami tahu rasanya lapar, kerasnya bertahan hidup, dan lemahnya jadi orang tidak berdaya. Maka, saat ada kelebihan, tak mungkin kami tega melihat mereka merasakan apa yang juga kami rasakan.

Tapi, Allah SWT telah menghitung dengan adil. Mereka yang mengiklaskan miliknya untuk berbagi dan sedekah, tak akan mengurangi harta miliknya. Orang-orang yang beruntung itu, tampak hidupnya berkah dan selalu cukup. Dalam sejarah Islam, kita kenal Fatimah Az-Zahra RA yang ikhlas bersedekah seuntai kalung warisan. Kalung itu ia sedekahkan kepada musafir yang tiga hari tidak makan karena kehabisan bekal. Kalung itu, kemudian dijual si musafir kepada Abdurrahman bin Auf ra.