jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Tampilkan postingan dengan label muhammadiyah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label muhammadiyah. Tampilkan semua postingan

Senin, 30 Agustus 2010

Muhammadiyah Izinkan Kadernya ke PKS

Jakarta. Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin menyambut baik kedatangan DPP PKS di gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin (30/8). Bahkan, ia mengizinkan kadernya berjuang ke PKS.

Kedatangan DPP PKS tersebut bertujuan untuk menjaga silaturahmi di bulan Ramadhan sekaligus juga menjelang Idul Fitri. "Kedatangan kami adalah dalam rangka silaturahmi sebelum Idul Fitri dan kebetulan juga setelah kami mengadakan Musyawarah Nasional (Munas)," kata Presiden PKS, Luthfi Hasan.

Ia juga mengatakan, pihaknya siap memfasilitasi keperluan Muhammadiyah jika memang Muhammadiyah membutuhkan bantuan.

Rabu, 07 Juli 2010

Din: Amanah Ini Sangat Berat

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA. Ketua Umum Terpilih PP Muhammadiyah Prof Dr Din Syamsuddin menyatakan, terpilihnya kembali dirinya sebagai ketua umum untuk dua periode di PP Muhammadiyah merupakan amanah yang cukup berat. Apalagi tantangan ke depan yang harus dihadapi Muhammadiyah semakin berat.

"Ini amanah yang sangat berat. Karenanya saya sikapi dengan dua sisi perasaan senang dan sedih," ujar Din kepada wartawan usai ditetapkan sebagai Ketua Umum terpilih dalam Sidang Pleno Muktamar Muhammadiyah di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rabu (7/7).

Dalam sidang pemilihan Ketum PP Muhammadiyah tersebut. Din terpilih karena memiliki suara terbanyak dalam pemilihan anggota tetap yang dilakukan anggota Muktamar pada sidang pleno, Senin (5/7) lalu. Selain Din, sidang anggota PP Muhammadiyah juga memilih Agung Danarto sebagai Sekretaris Umum PP Muhammadiyah periode 2010-2015.

Menurut Din, proses pemilihan Ketum PP Muhammadiyah periode 2010-2015 tersebut sebenarnya berlangsung sangat singkat. 12 Anggota PP Muhammadiyah terpilih, kata dia, langsung bersidang menentukan Ketum PP Muhammadiyah setelah ditetapkan dalam rapat pleno. "Prosesnya sangat cepat, tanpa vooting dan tidak ada tarik menarik," jelasnya.

Din Syamsuddin kembali jadi Ketua Umum PP Muhammadiyah 2010-2015

Yogyakarta. Setelah 2 jam rapat berjalan alot, akhirnya 13 anggota tim formatur menghasilkan satu keputusan bersama. Hasil rapat tersebut menyatakan Din Syamsudin dengan perolehan terbanyak 1.915 suara, kembali menjadi orang nomor satu untuk memimpin PP Muhammadiyah periode 2010-2015.

“Setelah kita mengadakan rapatan dan rapat berjalan dengan alot serta terjadi tarik menarik, secara aklamasi dari 13 nama Ketua PP, akhirnya menyetujui Din Syamsuddin yang kebetulan pada pemilihan kemarin mendapatkan suara terbanyak untuk menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2010-2015,” kata Ketua Panitia Pemilihan, Rosyad Saleh.

Hal itu dia sampaikan dalam rapat pleno yang dihadiri lebih kurang 2.300 orang peserta muktamar PP Muhammadiyah, di Gedung Sportorium, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Jl Ringroad, Taman Tirta Bantul Yogyakarta, Rabu (7/8/2010).

Minggu, 04 Juli 2010

Pengamat : Muhammadiyah Jangan Jauhi Politik

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA. Persyarikatan Muhammadiyah diminta untuk tidak serta merta menjauhi realitas politik. Ini mengingat seluruh sendi kemasyarakatan di bidang sosial, ekonomi, keagamaan yang memengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara, merupakan produk dari kebijakan politik sehingga tidak bisa dijauhi.

Demikian pandangan pengamat politik Bachtiar Effendy, ketika ditemui di sela kegiatan Muktamar ke 46 Muhammadiyah di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ahad (4/7). Menurutnya, dengan tidak menjauhi politik, bukan berarti Muhammadiyah harus menjadi partai politik, mendirikan partai politik, atau menjadi bagian kekuatan politik tertentu.

''Bukan seperti itu, melainkan politik menjadi bagian dari amal usaha Muhammadiyah. Nantinya, dakwah Muhammadiyah bukan sekadar dakwah lisan, namun juga dakwah siyasah (politik) guna menumbuhkan kebijakan yang bermaslahat,''
ungkap Bachtiar.