jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Selasa, 22 Februari 2011

Impian Hari ini adalah Kenyataan Hari Esok

Saudaraku,
Janganlah engkau putus asa, karena putus asa bukanlah akhlak seorang muslim. Ketahuilah bahwa kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin, dan impian hari ini adalah kenyataan di hari esok. Waktu masih panjang dan hasrat akan terwujudnya kedamaian masih tertanam dalam jiwa masyarakat kita, meski fenomena-fenomena kerusakan dan kemaksiatan menghantui mereka. Yang lemah tidak akan lemah sepanjang hidupnya dan yang kuat tidak akan selamanya kuat.

Allah swt. berfirman,
"Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi), dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman serta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu." (Al-Qashash: 5-6)

Putaran waktu akan memperlihatkan kepada kita peristiwa-peristiwa yang mengejutkan dan memberikan peluang kepada kita untuk berbuat. Dunia akan melihat bahwa dakwah kita adalah hidayah, kemenangan, dan kedamaian, yang dapat menyembuhkan umat dari rasa sakit yang tengah dideritanya. Setelah itu tibalah giliran kita untuk memimpin dunia, karena bumi tetap akan berputar dan kejayaan itu akan kembali kepada kita. Hanya Allah-lah harapan kita satu-satunya.

Salafi Ingin Merubah Pandangan Politiknya

Revolusi Mesir kemarin rupanya tidak hanya merubah peta politik di Mesir dan Timur Tengah, tapi mulai menggoyahkan pandangan kalangan salafi dalam masalah sosial politik.

Dai salafi Mesir ternama, Ahmad Hassan, meminta para syaikh salafi meninjau ulang kembali sejumlah pemikiran dan pandangannya untuk masuk dalam kancah politik dan bepartisipasi dalam pemilihan presiden dan anggota parleman yang akan datang.

Hal tersebut disampaikan dalam muktamar Salafi di Manshurah Mesir yang sedianya ditujukan untuk mempertahankan pasal 2 UUD Mesir agar tidak diamandemen, berubah menjadi momen untuk meninjau kembali sejumlah pandangan baku di kalangan salafi. Muktamar mereka kali ini dari segi pengorganisasian dan tampilan menyerupai Ikhwanul Muslimin.

(UUD Mesir pasal 2 menyatakan, Islam adalah agama negara. Arab adalah bahasa resmi, dan sumber legislasinya adalah yurisprudensi Islam. Kalangan sekularis mengatakan, Pasal 2 ini tidak cocok di negara yang sepersepuluh populasinya beragama kristen. Mereka berencana untuk mengamandemen-ed)

Kurang Sosialisasi dan Pembinaan, Picu Ketegangan Umat Beragama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA. Benih-benih konflik yang sudah memasuki taraf bom waktu. Sebab itu, perlu upaya keras guna menjaga kerukunan umat beragama melalui kekompakan dan kebersamaan antar umat beragama. Demikian pernyataan Din Syamsuddin saat berbicara dalam dialog "Masalah Kerukunan Umat Beragama dan Solusi," di Kantor Pusat PP Muhammdiyah Jakarta, Awal Pekan ini.

Din menyayangkan pemerintah yang terkesan menyerahkan penyelesaian masalah kerukunan umat beragama kepada masyarakat. Padahal, Din menilai pemerintah harus terlibat aktif dalam menyelesaikan masalah. Din meminta pemerintah tidak hanya sekedar mengintervensi melainkan menjalankan usaha konkrit sehingga mampu mengatasi ketegangan antar umat beragama.

Tak lupa Din mengingatkan agar umat beragama tidak terprovokasi dengan tindak kekerasan yang terjadi. Menurutnya, umat beragama perlu mewaspadi segala tindak provokasi yang menginginkan umat beragama di Indonesia saling menyakiti satu sama lain.