jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Senin, 24 November 2008

Fatwa Rokok MUI Keluar Januari 2009


INILAH.COM, Jakarta. Hukum haram pada rokok masih terus mengundang perdebatan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan mengeluarkan fatwa tentang rokok pada Forum Ijtima Ulama Komisi Fatwa yang akan diselenggarakan pada Januari 2009.

"Fatwa apakah hukum merokok bisa haram, makruh (tidak baik), mubah (diperbolehkan), mukhtalaf (diperselisihkan) dan tawaquf (ditunda)," kata Ketua MUI Ma'ruf Amin dalam seminar 'Fatwa MUI versus wacana antirokok' di Jakarta, Senin (24/11).

Forum Ijtima Ulama itu, terang Ma'ruf, akan diselenggarakan pada pertengahan Januari 2009, tetapi lokasinya belum ditentukan, apakah di Sumatra Barat atau di Pulau Jawa.

Menurut dia, masalah rokok merupakan masalah berat, karena itu harus ada hujjah (alasan) yang kuat, sehingga bagaimana masalah selesai tanpa mengundang masalah lain.

Sejumlah pihak, katanya, telah meminta MUI mengeluarkan fatwa tentang rokok, di antaranya LSM Anti Rokok dan Departemen Kesehatan. Ia menjelaskan, secara substansial rokok bisa masuk dalam kategori hukum haram, makruh, atau ikhtilaf (diperselisihkan).

"Kalau orang berpendapat rokok itu makruh karena ada kejelekan apabila mengonsumsinya," terangnya.

Karena berbagai perbedaan sudut pandang itu, serta penafsiran terhadap bahaya merokok, katanya, para ulama belum sepakat untuk mengharamkan rokok. "Baru sebatas memakruhkan saja," ujarnya.

Sementara itu, dr Muchtar Ikhsan, pakar kesehatan yang berbicara pada seminar itu mengatakan, racun yang terdapat pada rokok merupakan ancaman bagi kehidupan umat manusia.

"Satu batang rokok dapat memotong kehidupan kita selama 5 menit," katanya.

Meski demikian, lanjutnya, Indonesia ternyata tergolong sebagai "surga" bagi para perokok.

Ketua Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (GAPPRI) Ismanu Soemizan meminta MUI mempertimbangkan fatwa tentang rokok. Pasalnya, 95 persen dari 6,2 juta pekerja di pabrik rokok adalah umat Islam.

"Yang membiayai gerakan anti rokok itu pihak asing seperti Bill Gate," ujar Ismanu.[*/ana]

PKS Jaring 8 Wanita Inspiratif


PK-Sejahtera Online. Partai Keadilan Sejahtera akan menjaring 8 wanita Indonesia yang dianggap banyak memberikan inspirasi bagi bangsa Indonesia dan memberikan mereka penghargaan sebagai 8 Inspiring Women. Rencana ini diungkapkan Ketua Bidang Kewanitaan DPP PKS, Ledia Hanifa, M.Si. di kantor DPP PKS.

Penghargaan tersebut rencananya akan diberikan menjelang peringatan hari Kongres Perempuan ke-80, yang bertepatan dengan 22 Desember 2008. Menurut Ledia, peringatan Kongres Perempuan ke-80 atau biasa disebut Hari Ibu kali ini harus lebih bermakna. “Setiap perempuan Indonesia adalah anugerah untuk bangsa ini, maka perempuan yang telah memberikan inspirasi bagi bangsa, sudah sewajarnya diberi apresiasi tinggi,” ujar wanita lulusan pascasarjana UI ini.

Ledia lebih lanjut menjelaskan, delapan wanita tersebut merupakan hasil dari masukan yang diterima PKS dari masyarakat. “Kami mengundang masyarakat luas untuk mengusulkan wanita-wanita inspirator ini, karena masyarakat tentu bisa menilai kiprah para wanita Indonesia selama ini,” urai Ledia. Masyarakat bisa mengusulkan nama-nama calon 8 Inspiring Women tersebut melalui layanan pesan singkat (SMS) ke nomor 08567007699 dengan format: PKS (spasi) nama pengusul (spasi) usia pengusul (spasi) kota pengusul (spasi) nama yang diajukan (spasi) alasan.

Para penerima award ini akan terdiri dari berbagai kategori atau disiplin karya bakti mereka. Diantaranya akan ada kategori wanita yang berkarya di bidang kesehatan, pendidikan, sosial budaya, lingkungan dan beberapa kategori lainnya. Malam penganugerahan rencananya akan digelar pada 19 Desember 2008 dengan menghadirkan undangan dari berbagai kalangan. ”Kami berharap, peringatan Hari Ibu kali ini bisa mengingatkan bangsa ini pada peran besar perempuan Indonesia dalam membangun bangsa ini” pungkas Ledia.

WASHINGTON, SENIN. Dewan Intelijen Nasional Amerika Serikat (National Intelligence Council - NIC), bersama dengan 16 badan intelijen lain di negara itu, menganalisa, dalam 15 tahun mendatang Turki akan jadi negara kuat yang memadukan kekuatan Islam dan nasionalis. Turki bakal menjadi model untuk mempercepat modernisasi negara-negara di Timur Tengah.

Turki mungkin akan memegang lebih banyak peran secara ekonomi dan politik di dunia internasional pada 2025, namun negara itu akan menjadi lebih Islami dan Nasionalis. Analisa itu tertuang dalam satu laporan baru-baru ini yang berjudul "Global Trends 2025" yang disiarkan Kamis (20/11) lalu.

Laporan itu mengatakan, pengaruh AS akan mulai turun pada 15 hingga 20 tahun mendatang, sementara China dan India akan memperkuat posisi mereka. Adapun pengaruh Rusia diramalkan akan naik dan turun. NIC meramalkan, di kalangan negara Muslim yang akan memiliki kekuatan politik dan ekonomi dalam 15 tahun mendatang adalah Iran, Indonesia dan Turki.

"Turki sangat mungkin akan menuju perpaduan kekuatan Islam dan nasionalis, bakal menjadi model untuk mempercepat modernisasi negara-negara di Timur Tengah," kata laporan itu.

Disebutkan, sekularisme di Timur Tengah akan menyurut sejalan dengan percontohan Turki. "Di Timur Tengah, sekularisme -- yang juga dianggap sebagai bagian integral model Barat -- mungkin menurun secara tajam karena partai-partai Islam mendominasi dan menguasai pemerintahan," katanya.


http://smsplus.blogspot.com/2008/11/indonesia-turki-dan-iran-akan-jadi.html

PKS: Golput Kawannya Setan


INILAH.COM, Gowa. Seruan Ketua Dewan Syuro PKB kubu Cipasung Abdurrahman Wahid untuk golput dinilai mantan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid sebagai hal yang mubazir.

Menurut Hidayat, Pemilu merupakan kesempatan yang sangat berharga, sehingga jangan dilewatkan dengan tidak memberikan hak suara alias golput.

“Jangan pula dilewatkan dengan sembarang memilih. Tapi dipergunakan pada sesuatu yang betul-betul sesuai dengan hati nuran iagar tidak mubazir. Karena Al-Quran sendiri melarang kita untuk mubazir,” kata Hidayat, di sela-sela acara ramah tamah kader PKS di kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Minggu (23/11).

Karena itu, Ketua MPR ini mengimbau rakyat Indonesia untuk tidak melewatkan atau membiarkan kesempatan emas pada Pemilu 2009 berlalu. Sehingga kemudian menjadi sia-sia, tapi jadikan pemilu sebagai sesuatu yang berharga.

Apalagi, lanjut Hidayat, dalam Islam, mubazir adalah kawannya setan. "Bagaimana mungkin, setiap pagi mengucapkan ‘audzubillahiminasyaitanirojim. Lalu kemudian, setelah kita kutuki kemudian kita jadikan kawan," pungkasnya.

Rupiah Jeblok, Utang RI Nambah 2,335 Miliar Dollar AS

JAKARTA, SENIN. Beban pembayaran utang luar negeri Pemerintah Indonesia periode Januari-Oktober 2008 dilaporkan meningkat 2,335 miliar dollar AS akibat fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap tiga valuta asing utama, yakni yen Jepang, dollar AS, dan euro.

Tingginya peningkatan beban pembayaran utang itu disebabkan pada saat yang sama terjadi penguatan nilai tukar yen terhadap dollar AS dan pelemahan rupiah terhadap dollar AS.

”Perubahan outstanding (nilai total utang) yang ekuivalen dalam dollar AS dan juga rupiah sangat dipengaruhi oleh jumlah utang yang dicairkan (net disbursement) dan fluktuasi nilai tukarnya,” ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan (Depkeu) Rahmat Waluyanto, Minggu (23/11) di Jakarta.

Menurut Rahmat, dalam struktur portofolio pinjaman luar negeri, ada tiga valuta asing (valas) utama yang berpengaruh pada outstanding pinjaman luar negeri pemerintah, yakni dollar AS, yen, dan euro. Berdasarkan data September 2008, komposisi utang dalam dollar AS mencapai 29 persen dari total pinjaman luar negeri. Adapun utang dalam yen sebesar 44 persen dan euro sebanyak 16 persen terhadap total pinjaman luar negeri.

Berdasarkan data Depkeu per 31 Oktober 2008, nilai outstanding pinjaman luar negeri mencapai 62,103 miliar dollar AS. Maka, utang dalam yen menduduki komposisi terbesar, yakni sekitar 27,325 miliar dollar AS.

Besarnya pembayaran utang dalam yen membuat pembayaran pinjaman pemerintah melonjak akibat penguatan mata uang Jepang ini terhadap dollar AS. Setiap penguatan yen terhadap dollar AS sebesar 1 persen akan memengaruhi peningkatan pinjaman senilai 0,4 persen ekuivalen dollar AS. Outstanding pinjaman membengkak karena setiap utang yen, dibayar dengan dollar AS.

”Kecenderungan penguatan yen terhadap dollar AS saat ini akan mendorong peningkatan outstanding utang dalam ekuivalen dollar AS. Saat yang sama, penguatan dollar AS terhadap rupiah akan berpengaruh lebih besar terhadap outstanding utang dalam rupiah,” ujar Rahmat.

DIPA baru

Sebelumnya, Dirjen Perbendaharaan Negara Depkeu Herry Purnomo menyebutkan, jika pada akhir tahun anggaran 2008 terjadi peningkatan beban pembayaran utang, pihaknya akan menerbitkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) baru untuk pelunasan utang. Itu perlu sebab satu-satunya dokumen penting yang harus disediakan dalam setiap perubahan pagu anggaran adalah DIPA

”Saya masih menunggu perhitungan yang dilakukan oleh Pak Rahmat (Rahmat Waluyanto, Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu) atas perubahan pembayaran utang itu,” ujarnya.

Hingga tanggal 14 November 2008, Depkeu mencatat pembayaran utang luar negeri telah mencapai Rp 22,6 triliun atau 78 persen dari pagu di APBN Perubahan (APBN-P) 2008, yang ditetapkan sekitar Rp 28,97 triliun. Adapun pembayaran utang dalam negeri, yang sebagian besar merupakan utang pokok dan bunga atas obligasi negara telah mencapai Rp 51,4 triliun atau 78 persen terhadap pagu pada APBN-P 2008, yakni sekitar Rp 65,897 triliun.

Meskipun sebagian besar pinjaman berdenominasi yen, pemerintah tidak memiliki stok yen dalam jumlah besar. Adapun dana dalam bentuk valas terbesar yang dimiliki pemerintah ada dalam denominasi dollar AS.


http://smsplus.blogspot.com/2008/11/rupiah-jeblok-utang-ri-nambah-2335.html

Anggota Dewan Asal PKS Dianiaya


UNGARAN. Anggota DPRD Kabupaten Semarang dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Agus Warsito diamankan petugas Polres Semarang karena dituduh mengganggu jalannya Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Jetak, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

Sampai petang ini, dia masih dimintai keterangan sebagai saksi di Mapolres Semarang.

Kejadian ini berawal saat proses pencoblosan Pilkades Jetak yang diikuti calon tunggal Sutrimo akan dimulai di balai desa setempat, pagi tadi, Minggu (23/11/2008).

Sebelum pencoblosan dimulai, Agus Warsito yang juga warga Jetak menemui panitia dan panwas guna menyampaikan temuan pelanggaran yang dilakukan calon kades. Temuan tersebut adalah beredarnya kartu suara sehari sebelum pelaksanaan pilkades. Selain itu, kartu suara juga digunakan sebagai alat peraga kampanye.

"Setelah menerima tamuan itu, panitia dan panwas segera melakukan rapat. Karena masih ragu-ragu, kami mengarahkan supaya meminta pendapat BPD (Badan Permusyawaratan Desa). BPD melalui kesepatakan meminta supaya pilkades ditunda. Panitia dan panwas kemudian dipanggil BPD untuk menyampaikan hasil ini. Namun, beberapa orang yang berada di luar termasuk Camat Getasan meminta supaya pilkades tetap dilanjutkan," kata Agus Warsito di Mapolres Semarang.

Setelah itu, dengan menggunakan mikrofon, panitia dan panwas lantas mengumumkan penundaan pilkades kepada puluhan warga yang sudah berada di lokasi pencoblosan. Sebagian warga meminta supaya pilkades tetap dilanjutkan. Panitia pilkades kemudian memberikan mikrofon tersebut kepada dirinya.

Saat Agus Warsito menyampaikan prolog, tiba-tiba salah satu panitia sudah melakukan pemanggilan kepada warga untuk menyalurkan hak pilihnya. Melihat hal itu, Agus Warsito lantas menghampiri panitia. Namun, sesaat kemudian tubuhnya ditarik dari belakang oleh sekitar delapan petugas kepolisian.

"Saya sempat meronta. Bagaimana pun, saya ini anggota Dewan yang datang selain sebagai pemegang hak pilih juga melakukan fungsi pengawasan. Saya diborgol dan diseret-seret hinga kaki terluka. Saya tidak terima dengan perlakuan ini. Saya akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan pengacara sebelum melakukan langkah hukum," tambah Agus Warsito.

Terpisah, Kapolres Semarang AKBP Hafidh Yuhaz melalui Kasatreskrim AKP Marsudi Raharjo membenarkan kejadian ini. Pihaknya masih meminta keterangan dari Agus Warsito terkait kejadian di Balai Desa Jetak. Agus dijerat dengan Pasal 355 KHUP, yakni memaksa orang lain untuk berbuat atau tidak berbuat.

"Kami masih meminta keterangan dari dia, karena yang bersangkutan dinilai telah mengganggu kelancaran Pilkades Jetak," jelasnya.

http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/11/23/1/166974/anggota-dewan-asal-pks-diborgol-diseret-polisi

Survei Politik Pesanan Muncul Lagi?


Jakarta. Menjelang Pemilu 2009 surrvei-survei tumbuh bak cendawan di musim hujan. Kehadirannya ikut mewarnai proses demokratisasi yang terjadi di ranah politik nasional. Sayangnya tak semua survei politik bisa dipercaya kesahihannya. Mengapa?

Survei politik menjadi tak lapuk oleh krisis karena pasarnya memang sedang ranum-ranumnya. Sebentar lagi, bakal berlangsung pesta demokrasi, Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden. Partai politik dan politisi papan atas membutuhkan hasil survei untuk mengukur diri.

Persoalannya adalah sejauh mana kredibilitas dan akurasi hasil survei? Sejauh mana pula independensi lembaga survei? Bagaimana pula mereka menyingkirkan kecurigaan bahwa parpol dan politisi ikut berperan secara finansial untuk membuahkan hasil survei.

Tak ada yang memastikan hitam-putih, peran parpol dan politisi papan atas terhadap hasil akhir sebuah survei. Tapi, gelagat tak sedap bisa terlihat dari tanda-tanda yang dengan gampang dibaca. Apa itu? Hasil survei para lembaga tersebut tak lagi memiliki akurasi yang meyakinkan. Itulah yang membuat lembaga survei mendapat kritik dan gugatan dari publik, media, konsumen survei, hingga masyarakat madani.

Tengoklah hasil Pilkada Jawa Timur. Hasil Lingkaran Survei Indonesia, Lembaga Survei Indonesia, Lembaga Survei Nasional, dan Puskaptis, terbukti meragukan dan membingungkan masyarakat.Banyak yang mempertanyakan dan menggugat.

Buktinya, penetapan KPUD Jatim mengenai kemenangan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf berbeda dengan hasil prediksi quick count LSI Saiful Mujani maupun Denny JA. Jika lembaga survei memperhitungkan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono yang menang tipis, KPUD menentukan lain.

Tentu, ini menyisakan persoalan besar bagi eksistensi penyelenggaraan survei di negeri ini. Kualitas survei mereka patut dipertanyakan. Demikian halnya kualitas survei LSN dan Puskaptis. Semua digugat dan dipertanyakan publik.

Di tahun 2008, publik juga mencatat keberhasilan pasangan Ahmad Heryawan-Dede Yusuf memenangkan Pilkada Jawa Barat. Ini membuat ‘pucat’ wajah LSI Mujani maupun Denny. Pasalnya, sebelumnya mereka mengunggulkan Agum Gumelar atau Denny Setiawan.

Ada kecenderungan sosial yang kuat bahwa survei sudah tak layak dipercaya. Apalagi, survei-survei itu menelan biaya milyaran rupiah. Sehingga, tentu saja, akurasi survei itu pantas digugat. Dan, layak juga diusung tanda tanya, sejauh mana tanggung jawab moral lembaga-lembaga survei itu tatkala pasangan yang diusungnya kalah dan merasa dipermalukan.

Belakangan, hasil survei LSI Saiful Mujani soal kemungkinan naiknya suara Partai Demokrat di luar perhitungan banyak orang. Katanya, Partai Demokrat berpeluang menang Pemilu 2009 karena menangguk swing voter. Persoalannya, dari mana hitung-hitungan itu?

Padahal LSI Mujani punya slogan: akurat, terpercaya, berpengaruh. Demikian halnya lembaga-lembaga survei lainnya juga punya slogan serupa tapi tak sama. “Jangan terlalu percaya survei LSI,” kata Presiden PKS, Tifatul Sembiring.

Swing voter bisa saja berpindah ke berbagai parpol, tak hanya ke PD. Bisa juga ke Hanura, PKS, Gerindra, PDI-P, Partai Golkar dan lain-lain. Mereka yang kemarin berpaham nasionalis, bisa saja lima tahun ini berubah jadi Islamis dan sebaliknya. Banyak faktornya.

Pertanyaan radikalnya: survei LSI itu dananya dari mana? Sebab bukan rahasia lagi, dana juga berpengaruh kepada hasil survei terkait makin langkanya sumber dana akibat krisis finansial global yang menerjang ekonomi nasional.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa survei-survei berbagai lembaga kini sulit mencari sponsor independen. Yang ada dana dari politisi, parpol, atau cukong para politisi.

Jika hasil survei ini melegakan atau memuaskan sang pemesan, biasanya ada bonus, perpanjangan kontrak, menjadi konsultan politik, meraih proyek atau pekerjaan sejenisnya. LSI, Fox Indonesia, dan jaringannya dikenal dekat dengan elit Partai Demokrat dan parpol lain. Sehingga bisa ditebak kecenderungannya.

Kritik tajam dari media semisal Kompas dan Tempo dan media lain terhadap kredibilitas institusi-institusi survei, menunjukkan kekecewaan terhadap kualitas lembaga-lembaga survei yang kadung komersial itu. Baik komersil secara terbuka maupun terselubung.

“Kita khawatir, survei-survei tidak lagi berpengaruh dan tidak lagi terpercaya. Ini pelajaran berharga,” kata Arbi Sanit, pakar politik UI..

Institusi survei telah mengenyam banyak sekali pengalaman dalam kurun waktu 1999-2008. Jika beragam kegagalan terus berlanjut, patut dipertanyakan, ada apa dengan institusi survei di negeri ini? Kepercayaan publik nyaris hilang sama sekali.


http://smsplus.blogspot.com/2008/11/survei-politik-pesanan-muncul-lagi.html

DPC PKS Grogol adakan ”Jaring Asmara”





Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Keadilan Sejahtera kecamatan Grogol kabupaten Sukoharjo mengadakan kegiatan jaring aspirasi masyarakat (jaring asmara) bersama Ketua Fraksi PKS kabupaten Sukoharjo yang juga anggota Komisi I, Hasman Budiadi, SE. MM. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka masa reses tahap ketiga di tahun 2008 tersebut, diadakan selama tiga hari berturut-turut (17-19 November 2008) bertempat di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah (PAYM) Putra Telukan, Grogol. di kecamatan Grogol.

Adapun perwakilan masyarakat yang diundang pada acara tersebut adalah para tokoh masyarakat (Tomas), tokoh agama (Toma), serta Kepala Desa dan perangkat desa se-kecamatan Grogol. Beberapa tema utama yang dimunculkan oleh peserta dalam jaring asmara kali ini adalah keprihatinan perihal kasus yang menimpa Bupati Sukoharjo, Bambang Riyanto terkait dengan aksi premanisme yang mulai merasuk ke jajaran Pemerintahan kabupaten (Pemkab) Sukoharjo, sebagaimana yang diungkapkan oleh Kuswanto, seorang tokoh agama dari desa Parangjoro. Harapannya, agar Bapak Hasman sebagai anggota dewan di Komisi I mengagendakan untuk memanggil dan meminta keterangan terhadap Bupati Sukoharjo, sesuai dengan tugas anggota dewan yaitu controlling, pengawasan terhadap jalannya Pemerintahan.

Seorang penderita difabel (cacat tubuh) dari desa Kadokan, Widodo menyampaikan tentang kurangnya perhatian dan dukungan Pemkab Sukoharjo terhadap kaum difabel yang ada di Sukoharjo. Teramat jauh sekali, jika dibandingkan dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta yang sangat memperhatikan warganya yang menderita difabel.

Sedangkan Kepala Desa Gedangan, H. Agus Tri Raharjo menyampaikan perihal Penghasilan Tetap dan Tambahan Tunjangan Kepala Desa serta Perangkat Desa, sebagaimana yang tertuang dalam pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005. Karena sampai saat ini, masih banyak penghasilan Kepala Desa dan Perangkat Desa yang berada di bawah standar tersebut. ”Untuk itulah, saya nitip agar Bapak Hasman berkenan untuk membawa dan memperjuangkan aspirasi kami ini,” ungkapnya. (Ayy)

PKS Besar Kemungkinan Berkoalisi dengan Partai Nasionalis


SERANG. Peluang Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melakukan koalisi dengan partai nasionalis dalam mengusung calon Presiden dan Wakil Presiden 2009 terbuka lebar setelah melihat hasil Pemilu legislatif 2009.Presiden PKS Tifatul Sembiring usai menghadiri apel akbar kader PKS Banten dalam rangka memperingati hari guru dan hari kesehatan nasional di alun-alun Barat, Kota Serang, Minggu mengatakan, berdasarkan hasil kajian litbang DPP PKS, hasil pemilu 2009 nanti tidak akan ada partai yang memperoleh lebih dari 25 persen suara. Sehingga, besar kemungkinan PKS harus melakukan koalisi untuk mengusung calon Presiden dan wakil Presiden pada Pilpres 2009.

"Koalisi kemungkinan tetap dilakukan. Namun, sesama partai Islam peluangnya sedikit, sehingga kemungkinan dengan partai nasionalis," katanya.

Ia mengatakan, PKS sendiri dalam pemilu 2009 menargetkan perolehan suara 20 persen, sehingga koalisi yang ideal dalam menjalankan pemerintahan adalah minimal 40 persen, supaya mempunyai kekuatan di parlemen.

Menurut Tifanul, PKS juga siap jika diberi kepercayaan mencalonkan Presiden atau wakil Presiden dalam koalisi tersebut. "Harapannya, PKS diberi kepercayaan oleh partai yang berkoalisi nanti mengusung calon Presiden," katanya.

Ia juga mengatakan, pemilihan presiden 2009 merupakan kesempatan terakhir untuk kader atau pemimpin tua di partai politik dan pemerintahan yang umurnya di atas 50 tahun,

"Karena pada tahun 2014 nanti saatnya generasi muda memimpin dengan semangat yang baru. Banyak kader pemimpin muda dibawah 50 tahun yang siap memimpin bangsa," katanya.

Sementara itu, menanggapi reaksi masyarakat atas iklan PKS di media yang memunculkan nama mantan pemimpin bangsa di antaranya mantan Presiden Soeharto, Tifanul mengatakan langkah itu diambil PKS dalam upaya mewujudkan rekonsiliasi nasional untuk menghilangkan dendam sejarah diantara generasi bangsa.

"Kewenangan untuk menobatkan seseorang menjadi pahlawan adalah pemerintah, bukan partai politik seperti PKS," katanya.

"Sampai detik ini saya tidak pernah menulis atau menandatangani secarik kertas pun terkait pernyataan Soeharto sebagai pahlawan. Apalagi, ada tudingan menerima uang dari keluarga Cendana," katanya.


http://smsplus.blogspot.com/2008/11/pks-besar-kemungkinan-berkoalisi-dengan.html

PKS: Sayonara Konservativisme!


INILAH.COM, Jakarta. Boleh saja sejumlah simpatisan dan anggota PKS berpakaian muslim yang terkesan konservatif, namun untuk visi dan pikiran mereka berbanding terbalik dengan penampilan mereka.

Itu terlihat dari cara menggaet anggota baru dan meraih dukungan yang jauh dari kesan konservatif. Di tengah semakin tingginya tingkat konektivitas Internet di Indonesia, PKS tak melewatkan begitu saja kesempatan 'bermain' di dunia maya.

Mungkin dari sejumlah partai politik di Indonesia yang akan bertarung pada Pemilu 2009, PKS menjadi yang terdepan dalam memanfaatkan teknologi informasi dalam meluaskan jaringan atau menjaring simpatisan baru.

Tak hanya itu, gaya kampanye yang dituangkan dalam sejumlah spanduk atau baliho dan media lainnya, juga amat dekat dengan gaya kaum muda yang jauh dari konservativisme.

Contoh paling nyata ketika pilkada di DKI Jakarta beberapa waktu lalu. PKS yang mendukung Adang Daradjatun, didominasi oleh warna oranye, warna yang akrab dengan kekinian dan kalangan belia.

Pemilihan kata-katanya dalam berbagai spanduk juga kerap menggelitik dan cerdas serta gaul.

Semua itu dilakukan karena PKS ingin terlepas dengan citra kolot dengan lebih mengakrabi kalangan muda dan seniman dalam beberapa manuver politiknya.

Ketua Bappilu PKS Anis Matta menegaskan PKS merupakan partai yang selalu mengikuti perkembangan zaman. PKS tidak ingin terjebak dalam pengelompokan aliran Islam tertentu.

"PKS sudah moderat dari dulu. Sikap dasar Islam itu moderat," ujar Ketua Bapilu DPP PKS, Anis Matta, kepada INILAH.COM, Jakarta, Sabtu (22/11).

Anis menjelaskan penampilan band Cokelat pada waktu lalu, menandakan PKS ingin merangkul semua pihak. "Kita berkolaborasi dengan seniman atau artis dalam tema yang sama. Senapas dengan semangat perjuangan," katanya.

Islam yang dianut oleh PKS, lanjut Anis, adalah Islam jalan tengah. Dalam menyikapi setiap persoalan, PKS tidak boleh terlalu keras atau terlalu lembut.

"Kita tidak mengenal Islam kiri atau kanan. Pengelompokan ini membuat kita kerdil, tidak bisa maju," katanya.

Peluang PKS 51 Persen di Pemilu 2009



Peneliti Komunikasi Politik University of Winconsins Amerika Serikat Dr Frank P Hairgrove memprediksi, peluang Partai Keadilan Sosial (PKS) hanya 51 persen di Pemilu 2009.

"Tapi itu cukup baik kalau PKS bisa menempatkan diri bukan sebagai partai agama tetapi lebih ke partai nasionalis," ujar Frank di sebuah restoran cepat saji di kawasan Warung Buncit, Jakarta, Sabtu (22/11/2008).

Menurut Frank, partai berbasis agama bisa memecah penduduk Indonesia bukan malah mempersatukan.

"Masyarakat Indonesia lebih memperhatikan isu nasionalis daripada isu keagamaan," imbuhnya.

"Self Identity juga menentukan bagaimana orang akan mengumpulkan massa ke dalam sebuah kelompok yang besar," pungkasnya. (lsi)


http://smsplus.blogspot.com/2008/11/peluang-pks-51-persen-di-pemilu-2009.html

PKS Ikuti Gaya Kampanye Obama



Okezone, Jakarta. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) disarankan untuk mengikuti prinsip-prinsip yang dilakukan presiden terpilih Amerika Serikat Barack Obama, dalam setiap kampanye yang dilakukan untuk menyukseskan pemilu legislatif 2009.

"PKS harus mengikuti langkah-langkah dan prinsip-prinsip yang dipakai Obama dalam kampanyenya. Dulu Obama meminta partisipasi dari kaum muda dengan berinvestasi Rp1.000 per sms, " ujar Frank P Hairgrove dari University of Winconsin Amerika Serikat dalam sebuah diskusi di Paparon's Pizza, Jalan Warung Buncit Raya Jakarta, Sabtu (22/11/2008).

Frank menambahkan, PKS juga harus jeli dalam memanfaatkan kemajuan teknologi yang kini semakin canggih. Seperti halnya Obama dalam kampanyenya yang memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meraih dukungan massa yang cukup besar.

"Obama melakukan ini sebagai langkah yang luar biasa," imbuhnya.

Senada dengan Frank, Ketua Bidang Ekuintek DPP PKS Shohibul Iman mengatakan, partainya sudah melakukan langkah-langkah tersebut dalam setiap kampanye, terutama terkait penggalangan dana.

"Kami sudah melakukan hal yang sama dengan gerakan Rp5.000 sampai Rp50.000 kepada kader-kader PKS, " kata salah satu kandidat capres PKS ini.

Server Komik Nabi Muhammad Ada di AS



Kepala Unit V Cyber Crime Markas Besar Polri, Edy Hartono mengatakan, berdasarkan hasil investigasi sementara, situs yang menyebarluaskan komik Nabi Muhammad SAW berasal dari Amerika Serikat.

"Postingnya memang berasal dari Amerika. Tapi orangnya belum tentu ada di Amerika Serikat", katanya dalam sebuah diskusi bertajuk "Kejahatan Dunia Maya," di Jakarta, Sabtu (22/11).

Menurut dia, kepolisian RI telah bekerjasama dengan Kepolisian Amerika Serikat untuk mengungkap identitas pembuat situs penista agama.

"Kami lakukan koordinasi, Selain itu, polisi juga menggunakan jalur interpol. Itu police to police," ungkapnya tanpa merinci penelusuran data lebih lanjut.

Kepolisian RI tengah menyelidiki kasus situs penistaan agama yang memuat kartun Nabi Muhammad. Situs tersebut bernaung dalam situs blog wordpress.

Namun kepolisian mengaku kesulitan dalam penyelidikan karena pelaku menggunakan teknik-teknik penipuan dalam menyebarkan komik itu.

"Ada teknik-teknik pengelabuan, makanya pengusutan penyebaran komik ini agak berat dan perlu waktu yang cukup lama," ujarnya.

Namun penyidik, menurut dia, tetap optimis dapat mengungkap pembuat situs tersebut. Meski dalam waktu yang belum bisa ditentukan. "Ini Pasti meninggalkan jejak dan ini hanya membutuhkan waktu yang tidak bisa diprediksi", ujarnya.

Merah-Putih PDIP-PKS



BANDUNG. Adanya isu koalisi antara partai PDIP dan PKS, rupanya sudah tidak diragukan lagi, hal tersebut terlihat ketika acara launching pemimpin muda oleh PKS, yang juga menghadirkan kader PDIP, Maruarar Sirait.
Di mana kader PDIP tersebut, terlihat akrab ketika didaulat berpidato dihadapan sekitar 5000 kader PKS di auditorium Sabuga ITB, Kamis malam Kamis (21/11/2008).

Maruarar yang berpidato sekitar 18 menit, menyatakan bahwa koalisi yang nantinya dijalin akan lebih harmonis jika diimbangi dengan penyamaan visi misi kader kedepan yang lebih baik.

"Saya kira ketika Platform partainya beda, ideologinya beda, maka jika ada koalisi kadernya harus disamakan visi misinya," ungkap Maruarar Sirait yang disambut tepuk tangan ribuan kader PKS.

PDIP juga mengklaim, dari 25 kabupaten/kota di Jabar, sekitar 15 kota/kab dipimpin oleh kepala daerah yang berasal dari PDIP, sehingga jika koalisi ini terjadi maka raihan suara akan sangat luar biasa

Bahkan Ara, sapaan Maruarar sempat bergurau, kader PKS, katanya, harus banyak belajar menyanyikan lagu Indonesia Raya, bila ingin berkoalisi dengan PDIP.

"Hal itu ungkapnya, jika Indonesia Raya dinyanyikan tiap hari oleh kader partai, maka rasa nasionalis itu akan tetap tumbuh," ungkapnya sambil menutup pidatonya dengan pantun Bendera Merah Putih, Bendera Indonesia, Merah PDIP, Putih PKS.

Sumber: http://www.pemilu-online.com/
Ditulis Oleh okezone
Jumat, 21 November 2008
Dibaca oleh : 75 Orang

Perspektif dan Prospek Partai Islam



Partai-partai yang berasas Islam sejak pemilihan umum (pemilu) pertama di Indonesia tahun 1955 telah menjadi salah satu kelompok kekuatan politik utama di samping partai-partai yang berasas Pancasila dan berideologi lainnya, seperti sosialis. Prospek partai-partai Islam dalam tulisan ini adalah partai yang berasas Islam dan mencantumkan asas Pancasila, tetapi konstituennya berbasis pada anggota/massa organisasi Islam, seperti Muhammadiyah untuk Partai Amanat Nasional (PAN) dan Nahdlatul Ulama untuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Adapun Partai-partai yang berasas Islam adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Bintang Reformasi (PBR), Partai Matahari Bangsa (PMB), dan Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU). Dalam platform politik, partai-partai Islam itu dapat dikategorikan sebagai partai tengah kanan, yaitu sebagian partai dalam perjuangan politiknya menjadikan ajaran Islam sebagai sumber inspirasi dan etika serta sebagian lagi dengan berpedoman pada prinsip-prinsip Islam memperjuangkan terwujudnya nilai-nilai Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Perjuangan partai Islam
Perjuangan partai-partai Islam pada pemilu pertama tahun 1955 begitu gigih terutama yang dilakukan oleh Partai Masyumi. Hasilnya Masyumi menang di 10 daerah pemilihan (dapil) termasuk Jakarta Raya dari 15 dapil yang ada dan menguasai 20,92 persen suara pemilih. Masyumi bersama dengan Partai NU, PSII, Partai Perti, dan partai-partai kecil lainnya yang berbasis Islam berhasil mencapai 43,71 persen pemilih.

Kelompok lainnya mendapatkan 46,86 persen terdiri dari PNI dan IPKI yang berhaluan nasionalis, berideologi sosialis seperti PSI dan berhaluan komunis seperti PKI serta partai-partai kecil lainnya yang pluralis. Keberhasilan partai-partai Islam pada pemilu pertama itu dimungkinkan oleh beberapa faktor.

Pemerintah RI pada waktu itu memberikan kebebasan sepenuhnya kepada setiap partai mengusung suatu ideologi yang selanjutnya diperjuangkan untuk menjadi dasar negara dalam perdebatan dan perumusan Undang-Undang Dasar yang permanen pada lembaga Konstituante yang dibentuk setelah pemilu. Kondisi itu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para pemimpin/tokoh Islam dalam menarik pemilih-pemilih yang ber agama Islam terutama di luar Jawa.

Sejarah mencatat perjuangan partai-partai Islam di Konstituante untuk menjadikan Islam sebagai dasar negara dalam UUD yang akan dibuat tidak berhasil. Perjuangan ideologis partai -partai Islam selanjutnya meredup, dalam artian tidak lagi berusaha menjadikan Islam sebagai dasar negara, tapi sebaliknya telah menerima Pancasila sebagai dasar negara.

Perjuangan selanjutnya mengawal agar undang-undang yang dibuat di DPR, seperti UU No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan/atau peraturan-peraturan yang dikeluarkan eksekutif agar tidak bertentangan dengan syariat Islam. Pada pemilu 1971 pengaruh Masyumi sudah hilang karena dibubarkan oleh Presiden Soekarno melalui Keppres No 128 Tahun 1960 dan begitu kuatnya mesin politik Orde Baru yang terwujud dalam Golkar. Partai-partai Islam yang terdiri dari empat partai, yakni NU, PARMUSI (sebagai partai baru yang menampung mantan anggota/pengikut Masyumi) PSII dan Perti hanya mendapatkan 27,12 persen suara pemilih.

Pada pemilu berikutnya, tahun 1977 dan1982, keempat partai Islam itu pada 1973 bergabung menjadi satu dengan nama Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Perolehan partai Islam (PPP) sebesar 29,29 persen, selanjutnya turun ke titik terendah yaitu 15,98 persen pada pemilu 1987. Namun, pada pemilu-pemilu selanjutnya mengalami kenaikan, yakni pada 1992 sebesar 17,01 persen, 1997 22,43 persen, 1999 37,54 persen, dan 2004 mencapai 38,33 persen.

Kenaikan yang signifikan (lebih dari 15 persen) pada 1999 karena beberapa faktor. Di antaranya muncul partai-partai Islam yang baru yaitu Partai Keadilan( PK), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Bintang Reformasi(PBR), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai kebangkitan Bangsa (PKB). Begitupun pada pemilu 2004, dua partai Islam yakni PKB dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendapatkan suara pemilih yang signifikan dengan menguasai masing-masing dapil Jawa Timur dan Jakarta Raya.

Peningkatan perolehan suara pemilih itu disebabkan antara lain sebagai hasil dari perubahan tema-tema kampanye yang disuarakan oleh partai-partai Islam, seperti PKS dengan temanya bersih dan peduli dan tidak lagi semata-mata bernuansa ideologis seperti menuntut diberlakukannya Piagam Jakarta, tapi sudah mencakup (malahan dominan) isu-isu aktual, seperti masalah pemberantasan korupsi, penyediaan lapangan kerja, dan penegakan hukum.

Prospek partai Islam
Pada pemilu yang akan dilaksanakan April 2009 untuk memilih calon-calon anggota legislatif (caleg), partai-partai Islam masih mempunyai prospek meningkatkan perolehan suara pemilih walaupun peserta pemilu ada 38 partai. Prospek itu didukung oleh kenyataan bahwa hampir semua partai Islam mempunyai konstituen yang setia dan solid, tidak banyak terpengaruh oleh munculnya partai-partai baru yang bernuansa nasionalis sekuler.

PPP mempunyai pemilih yang tradisional, seperti masyarakat Betawi di Jakarta dan masyarakat Muslim di kota-kota kecil dan perdesaan yang melihat gambar Ka'bah sebagai lambang PPP mempunyai tarikan/perasaan tersendiri bagi mereka. PKS dengan kader-kadernya berpendidikan menengah tinggi di perkotaan terkenal dengan kesetiaan/soliditas terhadap partai disertai vitalitas kegiatan/perjuangan mereka mengibarkan panji-panji partai dengan tema-temanya yang menarik, yakni bersih, peduli, dan profesional.

Citra PKS sebagai partai yang bersih dengan kader/calegnya sampai sekarang belum terdengar/terbaca/terlihat melakukan praktik korupsi, menerima sogok, dan sejenisnya disertai tema kampanye yang menarik diperkirakan akan menarik pemilih yang mengambang (swing voters). PKB akan tetap mendapatkan suara pemilih dari warga pesantren yang tersebar di Jawa, terutama di Jawa Timur, sebagaimana juga diharapkan oleh PKNU.

Begitupun PMB yang mengharapkan suara pemilih datang dari anggota/simpatisan Muhammadiyah terutama kaum mudanya yang tersebar di seluruh Indonesia, sebagaimana juga harapan PAN. Mengenai PBB dan PBR perolehan suaranya tidak begitu berubah secara signifikan dari perolehan pada pemilu 2004.

Selain menyandarkan dan mengharapkan dari pemilih-pemilih tradisional, prospek penambahan perolehan suara partai-partai Islam pada pemilu nanti akan dipengaruhi/ditentukan juga oleh figur-figur yang akan diusung sebagai capres dan cawapres untuk pemilihan presiden nanti. Kesepakatan partai-partai Islam untuk bersatu memunculkan capres/cawapres sebagai calon alternatif dari calon-calon yang telah ada perlu dipertimbangkan secara serius, terutama untuk menarik swing voters.


Penulis: Aiyub Mohsin, Pengamat Politik/Dosen FISIP Unas

PKS Nggak Ada Matinya



INILAH.COM, Jakarta. Bukan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) jika kehabisan akal. Ada-ada saja manuver politik partai Islam kota ini. Soal kreativitas, nyaris tak ada yang menandingi PKS. PKS nggak ada matinya.

Teranyar, PKS mengadakan rekonsiliasi simbolik dengan keluarga pahlawan, figur yang mereka usung untuk iklan politiknya. Kemudian, PKS pun mengumpulkan 100 tokoh muda masa depan.

Dalam kancah politik, aksi itu perlu. Tapi, dia bukan segalanya. Aksi saja belumlah cukup. “That is necessary, but not sufficient,” ujar Blake Respini, dosen ilmu politik Universitas Negeri San Francisco, AS. Respini sempat melakukan penelitian terhadap PKS dan syariat Islam di Nusa Tenggara Barat.

Pekan ini, partai yang berlambang padi yang diapit dua sabit ini meluncurkan penghargaan kepada 106 pemimpin muda Indonesia. Penghargaan itu diberikan kepada mereka yang dianggap memiliki integritas di bidangnya.

Tak semua sosok-sosok muda itu yang menghadiri acara PKS. Sebagian ada yang tak sempat. Sebagian menolak dengan alasan tersendiri. Tapi, gebrakan-gebrakan PKS itu mestinya mendorong partai-partai politik lain tak kalah akal dan tak ketinggalan berolah kecerdikan.

Maka, pertanyaan seperti ini layak diajukan: kemana para aktor dan kreator dari PDI Perjuangan, Partai Golkar, PAN, PPP, dan PKB? Mereka terbukti kalah ‘set’ dalam memainkan manuver politik untuk mencuri perhatian publik.

Sudah tentu, aksi-aksi PKS itu menimbulkan sikap pro-kontra. Namun dari sisi komunikasi politik, taktik dan strategi PKS boleh dikatakan menyalib parpol-parpol pesaingnya.

Sebagian analis politik menyerukan parpol-parpol lain mestinya membuat inovasi politik menjelang Pemilu 2009. Tentu, inovasi yang bisa bermanfaat bagi rakyat banyak. Misalnya, memberikan bantuan pupuk, bibit unggul dan sarana lain yang dibutuhkan kaum tani.

Atau, membantu memberdayakan nelayan atau para pelajar tak mampu. Bisa pula mengadakan lomba menulis karya sastra, lomba kreasi seni dan sebagainya. Ada banyak cara untuk menolong kaum ‘tertindas’ di negeri ini.

Selama ini, kata Ray Rangkuti, pengamat politik, parpol-parpol lebih banyak membuang dana milyaran rupiah untuk iklan politik tebar pesona. “Sementara rakyat kecil butuh uluran tangan yang nyata. PDI-P, Partai Golkar, Partai Demokrat, dan bahkan PKS sekalipun, lebih suka tebar pesona ketimbang bekerja nyata untuk rakyat,’’ kata Ray, Direktur Lingkar Madani (LIMA).

Jika parpol-parpol lain untuk sementara ketinggalan kereta oleh permainan PKS, maka sesungguhnya masih banyak peluang dan ruang bagi mereka untuk membuat aksi-aksi partai menarik simpati publik. Persoalannya: mau atau tidak parpol-parpol di luar PKS itu?

Di mata publik, masih belum jelas adakah target perolehan kursi PKS bakal terdongkrak atau tidak, dengan berbagai manuver dan gebrakan PKS itu. Publik sendiri nampak sudah kelelahan dijejali politik yang tak berfaedah dan bermanfaat bagi rakyat karena demokrasi liberal selama 10 tahun ini tidak mampu mensejahterakan rakyat, malah menyesakkan dan menghimpit dada rakyat sebagai para demosnya. [I4]

PKS Tak Butuh Duit Cendana



INILAH.COM, Jakarta. PKS tidak hanya diplesetin 'Partai Kagumi Soeharto' karena iklannya yang kontroversial. Karena itu, PKS juga dituding hanya mau duit dari Cendana. Namun hal tersebut dibantah tegas PKS.

"Tidak benar itu. Alhamdulillah, kami baru kenal keluarga Cendana baru kemarin dalam acara silahturahmi itu," ujar Ketua Bapilu DPP PKS, Anis Mata, kepada INILAH.COM, Jakarta, Jumat (21/11).

Anis mengatakan dana yang diperoleh PKS untuk berkampanye selama ini berasal kader-kadernya. PKS, tambahnya, sama sekali tidak pernah meminta-minta uang kepada pihak mana pun.

"Kita kolekan, makanya iklannya sebentar durasinya dan hanya tiga hari," ujarnya.

Anis juga membantah bahwa iklan itu telah membuat PKS kehilangan suara pemilih. Meskipun menuai berbagai kritik, kata Anis, justru meningkatkan jumlah suara PKS dalam Pemilu 2009 ini.

"Terbalik, di grass root sangat positif," tegasnya.[rok/ana]

PKS Bantu Calhaj Terlantar



Terlantarnya calon jamaah haji asal Indonesia di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), menarik simpati warga negara Indonesia yang tinggal di Malaysia. Bantuan untuk para calon jamaah haji (calhaj) itupun mengalir.

Bantuan yang diberikan kepada para calon jamaah haji beragam mulai dari bantuan logistik berupa makanan dan minuman hingga bantuan kesehatan dan pengobatan.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) perwakilan Malaysia merupakan salah satu pemberi bantuan kepada para calhaj yang terlantar tersebut.

Perwakilan Pusat Informasi dan Pelayanan (PIP) PKS Malaysia, Ikhwan Bangun Rambe, mengatakan, bantuan yang diberikan sebagai bentuk kepedulian kader dan simpatisan PKS yang ada di Malaysia.

"Kami terkejut mendengar ada saudara-saudara kami yang mau haji, tapi malah terlantar di sini. Kami lalu mengumpulkan bantuan dari masyarakat, terutama dari kader-kader kami yang ada di sini," ujar Ikhwan usai memberi bantuan di KLIA, Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (19/11).

Ikhwan mengatakan, terlantarnya para calon jamaah haji tersebut sebetulnya sangat memalukan bangsa Indonesia. Sebab mereka dibiarkan saja oleh biro penyelenggara haji di negara lain tanpa ada kejelasan keberangkatan.

"Ini sungguh memalukan. Semoga ini tidak terulang lagi di masa mendatang. Kami minta pemerintah bisa menindak tegas biro perjalanan haji yang tidak amanah," ujarnya.

Bantuan yang diberikan kepada para calhaj berupa roti, buah-buahan, dan soft drink. Kondisi kesehatan sebagian besar calhaj sangat memprihatinkan. Kebanyakan dari mereka telah terlunta-lunta selama 2-3 hari di KLIA tanpa ada makanan mencukupi dan alas tidur yang layak.

Bahkan seorang dokter dari Dharma Wanita KBRI, Dewi yang membantu pemeriksaan dan pengobatan terhadap para jamaah menyebutkan kondisi psikologi dan kesehatan sebagian besar jamaah menurun dan stres. Karena usia mereka yang sudah lanjut.

Dari 250 calhaj itu, 90 di antaranya berada di ruang kedatangan KLIA sedangkan sisanya di ruang keberangkatan. Dubes RI Dai Bachtiar sebelumnya menegaskan keseluruhan jamaah dapat diberangkatkan selambat-lambatnya 1x24 jam.


http://smsplus.blogspot.com/2008/11/pks-bantu-calhaj-terlantar.html

Komik Nabi Muhammad Bentuk Terorisme



JAKARTA-MI. Ketua MPR Hidayat Nurwahid menilai penistaan terhadap agama Islam melalui pembuatan komik yang melecehkan Nabi Muhammad SAW merupakan bentuk terorisme yang harus diusut tuntas aparat kepolisian.

"Penistaan terhadap Nabi Muhammad itu merupakan bentuk terorisme terhadap umat Islam dan karenanya polisi harus mengusut tuntas kasus tersebut hingga ke akar-akarnya," kata Hidayat menjawab pers di Gedung MPR/DPR Jakarta, Jumat (21/11).

Menurut dia, tidak ada alasan bagi penegak hukum untuk tidak menjalankan tugas-tugasnya menjaga ketertiban di masyarakat karena penistaan terhadap agama Islam itu sudah sangat jelas.

Dikatakannya pula bahwa untuk menemukan para pelaku aksi terorisme pemboman saja polisi bisa melakukannya, apalagi untuk menindak mereka-mereka yang harus bertanggungjawab atas kasus komik itu.

Kalaupun para pelakunya berada di luar negeri, aparat kepolisian Indonesia bisa meminta bantuan atau bekerjasama dengan interpol karena kasus tersebut tidak saja menyinggung masyarakat muslim di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.

Pada bagian lain, Ketua MPR itu mengatakan bahwa bangsa ini membutuhkan keberadaan UU tentang penistaan agama mengingat hal-hal yang terkait dengan masalah tersebut sangat sensitif bagi masyarakat Indonesia.

Hidayat mengingatkan masyarakat Indonesia agar tidak terpancing dengan provokasi pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab itu, apalagi saat ini suasana politik semakin memanas menjelang dilaksanakannya pemilu 2009.

Dia juga menyatakan bahwa kebebasan berekspresi masyarakat yang dijamin oleh undang-undang itu harusnya digunakan secara bertanggungjawab dan penegakkan hukum tidak berarti memberangus kebebasan.

Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri telah menyatakan bahwa pembuatan komik yang menista Nabi Muhammad SAW di salah satu blog di internet itu merupakan upaya memecah belah umat beragama di Indonesia.

Dia menyatakan bahwa pihaknya sedang melacak pelakunya dan siap menindak tegas sesuai hukum yang berlaku.

Kapolri juga mengingatkan masyarakat Indonesia agar tidak terpancing dengan provokasi tersebut. (Ant/OL-02)

Masyarakat sudah Cerdas Nilai Iklan Politik



JAKARTA--MI. Ketua MPR Hidayat Nurwahid menilai masyarakat Indonesia saat ini sudah semakin cerdas dalam menilai berbagai iklan politik yang mulai ramai menghias layar kaca televisi dan substansi iklan-iklan tersebut nantinya akan ditagih masyarakat.

"Masyarakat akan menilai apakah prilaku mereka yang beriklan itu benar-benar sesuai dengan apa yang diiklankan di media massa tersebut," katanya kepada pers di Gedung MPR/DPR Jakarta, Jumat (21/11).

Apabila ternyata yang diiklankan tersebut tidak sesuai dengan fakta-fakta di lapangan, menurut Hidayat, hal tersebut justru akan menjadi bumerang. "Percayalah masyarakat tidak akan memilih orang-orang itu jika faktanya tidak sesuai dengan isi iklan. Itu justru merugikan mereka sendiri yang telah mengeluarkan ratusan juta rupiah untuk beriklan," katanya.

Ketua MPR yang kini kembali mencalonkan diri sebagai caleg PKS dari Dapil Jateng V itu mengakui bahwa iklan merupakan sarana yang cukup efektif dalam meraih dukungan masyarakat. Namun dia juga menyatakan saat ini belum merasa perlu untuk beriklan dan masih banyak strategi lainnya yang bisa dilakukan.

Di tempat terpisah Direktur Eksekutif Lembaga Riset Indonesia Johan Silalahi mengatakan bahwa pihaknya menyayangkan sudah gencarnya sejumlah capres, seperti Megawati dan Yudhoyono, beriklan pada saat ini dengan intensitas yang tinggi.

Menurut dia, saat ini masih terlalu dini untuk memulai sebuah pertarungan dengan memasang iklan di berbagai televisi karena kompetisi yang sesungguhnya baru dimulai setelah pemilu legislatif pada April 2009.

Ditegaskannya pula bahwa dana-dana yang sangat besar untuk beriklan itu biasanya berasal dari kantong pengusaha yang memberikan sumbangan kepada para kandidat presiden dan mereka akan meminta imbalan yang besarnya berlipat-lipat dari modal yang telah dikeluarkan saat capres yang didukungnya menang.

"Dalam kondisi seperti itu, kita tentunya prihatin karena uang yang digunakan untuk kampanye secara jor-joran itu pada dasarnya adalah uang rakyat juga," katanya.(Ant/OL-02)