Tidak salah jika seseorang mendekat kepada Tuhan di kala duka, ketika tertimpa musibah berat.
Bukankah Tuhan Maha Pengasih, Maha Penggembira, dan Maha Penolong? Namun pantaskah seseorang ingat dan mengiba kepada Tuhan hanya di kala duka, sementara di waktu senang tidak pernah mengingat, memuji, dan berterima kasih? Coba saja bayangkan dan analogikan dengan kehidupan sehari-hari.
Seorang ibu yang penuh kasih tentu selalu berlapang dada menerima anak-anaknya yang dirundung masalah. Namun sungguh anak itu tidak bermoral dan akan dinilai durhaka ketika hidupnya senang lalu melupakan cinta dan hormatnya kepada ibu.
Demikianlah, dalam kehidupan beragama banyak terjadi perilaku serupa. Mereka rajin berdoa, bersembahyang, berumrah, dan bersedekah ketika dirundung masalah. Padahal, menurut sabda Rasulullah, doa yang didengar dan dikabulkan Tuhan itu adalah doa yang selalu dipanjatkan baik di kala suka maupun duka.