jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Jumat, 15 Juni 2012

Tuduhan Buku Porno yang Sembrono !

Hari-hari ini kita disibukkan dengan berita seputar 'novel porno' yang tersebar di banyak perpustakaan-perpustakaan SD. Pemberitaan tentang hal yang mengandung unsur porno memang selalu menarik perhatian dan menggairahkan pembaca. Hal ini nampaknya menjadikan media begitu bersemangat meluncurkan liputan demi liputan tentang hal ini. Maka bertebaranlah tulisan baik di media cetak maupun online dengan judul yang jelas tanpa tedheng aling-aling menyebutkan label " Novel Porno " atau " Buku Porno" tanpa tanda kutip sama sekali.

Saat melihat judul-judul pemberitaan tersebut pertama kali, darah saya serasa mendidih. Betapa tidak ? Apakah benar sudah sebobrok itukah birokasi di negeri ini, hingga novel porno bisa lolos dengan mudah langsung masuk di jantung pendidikan generasi belia kita ?. Selain itu, ketika disebutkan istilah "novel porno" ingatan saya langsung melayang ke majalah-majalah dewasa yang selain bergambar cover yang sensual, isinya pun jelas-jelas menawarkan penggambaran eksotisme tubuh dan adegan seksual. Gambaran demi gambaran tentang novel porno yang dibaca anak-anak SD pun terus berputar-putar dalam benak saya, yang tidak menambah apapun selain kegeraman demi kegeraman.

Kemudian kegeraman itu mengantarkan pada rasa penasaran untuk mengetahui buku apa saja yang disebut sebagai novel porno dalam pemberitahuan media. Ternyata tak diduga dan tak dinyana, beberapa dari buku itu sudah pernah saya baca dan bukan itu saja, saya juga mengenal dengan baik para penulisnya. Sebut saja novel Ada Duka di Wibeng (penulis: Jazimah Al-Muhyi),  Syahid Samurai (penulis: Afifah Afra), dan Festival Syahadah (penulis: Izzatul Jannah), ketiganya sudah lama saya kenal sebagai pegiat Forum Lingkar Pena (FLP) sebuah komuntas pembelajaran penulis yang telah menghasilkan ribuan penulis dengan karya-karyanya yang bergenre islami dan how to.

Salah Kamar Berbuah Penarikan

"Meskipun tema buku yang ia tulis beragam, semuanya memiliki semangat untuk perbaikan (dakwah)"

KABAR pustaka kembali menampakkan sisi antagonis. Setelah beberapa waktu lalu ada temuan frasa ’’istri simpanan’’ pada buku lembar kerja siswa (LKS) kelas 2 sekolah dasar di Jakarta, kini mengemuka temuan buku bacaan pengayaan di perpustakaan SD di Kabupaten Kebumen yang isinya disyakwasangkakan menjurus porno. Buku itu yakni Ada Duka di Wibeng, Tambelo Kembalinya Si Burung Camar, dan Tidak Hilang Sebuah Nama.

Dari tiga judul itu, pertama disangkakan paling menjurus ke pornografi. Indikasinya ada dialog tentang trik berhubungan seks yang aman agar tidak hamil dan menceritakan cara KB kalender. Adalah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dinpora) Kabupaten Kebumen yang kemudian memutuskan menarik tiga buku terbitan PT Era Adi Citra Intermedia Solo itu dari perpustakaan 136 SD di kabupaten itu. (SM, 01-02/06/12).

Kebetulan saya sudah membaca Ada Duka di Wibeng (ADdW). Termasuk membaca ulang bab ’’Asal Mau Sama Mau?’’ di halaman 104, bukan 93 seperti diberitakan, yang disebut bermuatan pornografi. Artikel ini tidak saya maksudkan sebagai pledoi atau sebaliknya upaya memperkuat dakwaan bahwa buku karya Jazimah Al Muhyi ini memang tergolong buku lucah.

Salah Distribusi, Penulis yang Kena Getah?

"Pokoknya, asal mau sama mau, gak masalah, kok."
Akta menegakkan telinga.
"Eh, tapi harus tahu trik-trik jitunya. Jangan sampai hamil, juga kena penyakit kelamin. Gawat kan kalau sampai kena gituan."
"Eh, ini nih... ada cara praktis yang manjur. Udah banyak yang ngebuktiin!"
"Mana ... mana?"
"Eh, katanya sperma itu..."
"Nah, di majalah ini dikatakan, sel telur itu kalau ketemu ama sperma...."
"Eh, ada yang asyik punya, nih. Petunjuk dengan pakai KB kalender!"
Akta berlalu dengan cepat mendengar obrolan di lokasi kamar mandi yang diselingi suara cekikikan. Suara-suara perempuan. Akta merasa sangat risi. Kok bisa sih, mereka tidak malu membicarakan masalah semacam itu?

Petikan kalimat tersebut, ada di buku "Ada Duka di Wibeng", tulisan sahabat saya, Jazimah Al-Muhyi. Buku yang akhir-akhir ini membikin geger, karena ditemukan berada di rak perpustakaan SD di Kebumen. Para guru merasa heboh, karena kalimat-kalimat tersebut dinilai mengandung unsur pornografi, dan tidak cocok dicerna dalam logika anak SD. Dalam blog http://sakobere.blogspot.com/2012/05/ada-duka-di-wibeng-membuat-resah.htmlbahkan disebutkan sebuah komentar dari seorang guru, "ngelus dhadha, yang nulis mestinya belajar mengenal dunia bocah dulu ..." 

O, ya, blog ini, petikan naskahnya hanya sampai pada: "Eh, ada yang asyik punya, nih. Petunjuk dengan pakai KB kalender!" 

Sementara paragraf di bawahnya tidak diambil. 

Siaran Pers Forum Lingkar Pena Tentang PENARIKAN BUKU YANG DITUDUH PORNO

Siaran Pers Forum Lingkar Pena Tentang PENARIKAN BUKU YANG DITUDUH PORNO
Ditulis tanggal : 13 - 06 - 2012 | 15:54:11


Siaran Pers Badan Pengurus Pusat Forum Lingkar Pena Tentang 

PENARIKAN BUKU-BUKU YANG DITUDUH BERMUATAN PORNOGRAFI

Beberapa hari terakhir ini berbagai media, baik cetak, on-line, dan televisi, memberitakan  penarikan buku-buku yang dilaporkan bermuatan pornografi dan kekerasan dari perpustakaan-perpustakan Sekolah Dasar di beberapa daerah. Judul-judul buku tersebut adalah: Ada Duka di Wibeng (penulis: Jazimah Al-Muhyi), Tidak Hilang Sebuah Nama (penulis: Galang Lufityanto), Tambelo: Kembalinya Si Burung Camar (penulis: Redhite K.), Tambelo: Meniti Hari di Ottawa (penulis: Redhite K.), Syahid Samurai (penulis: Afifah Afra), Festival Syahadah (penulis: Izzatul Jannah), dan Sabuk Kiai (penulis: Dadang A. Dahlan).

Terkait dengan buku Ada Duka di Wibeng, Tidak Hilang Sebuah Nama, Syahid Samurai, dan Festival Syahadah, ditulis oleh anggota Forum Lingkar Pena (FLP). FLP adalah organisasi pengaderan penulis yang sejak awal pembentukannya pada tahun 1997 memiliki visi mencerahkan masyarakat melalui tulisan. Dalam menulis berbagai karya, para anggota FLP memiliki sikap untuk tidak menulis karya yang membawa pada kemudharatan. Para anggota FLP juga ada di garda depan dalam menolak segala bentuk karya yang bermuatan pornografi.

Salah Distribusi, Penulis Terfitnah!

Dunia perbukuan kembali dibuat hiruk-pikuk. Jika beberapa waktu yang lalu diramaikan kasus lembar kerja siswa (LKS) dengan muatan yang tak layak untuk anak-anak, sekarang diramaikan dengan aneka buku ”porno” yang didistribusikan ke perpustakaan SD. Tujuh buku dituding sebagai buku sarat muatan seksual yang tak cocok untuk siswa SD. Tujuh buku ”porno” itu ternyata diterbitkan PT Era Adicitra Intermedia Solo.

Dari tujuh buku tersebut, empat di antaranya ditulis oleh anggota Forum Lingkar Pena, yakni Tidak Hilang Sebuah Nama (Galang Lutifyanto), Ada Duka di Wibeng (Jazimah Al Muhyi), Syahid Samurai (Afifah Afra, nama pena saya sendiri) dan Festival Syahadah (Izzatul Jannah). FLP adalah organisasi pengaderan penulis dengan karya-karya mencerahkan.

Koran Pikiran Rakyat, Bandung, misalnya, dalam terbitan edisi Selasa (12/6) menuliskan: Menurut Guru kelas VI SD Cempaka Arum, Basin, pada bab 9 (Buku Ada Duka di Wibengpen) berjudul Asal Mau Sama Mau ada pemaparan cerita yang sangat vulgar. Misalnya, disebutkan bagaimana berhubungan badan tetapi tidak sampai hamil dan terkena penyakit. Hal itu sangat tidak pantas dibaca anak usia SD karena mereka dapat menyalahartikan. 

Gubernur Jabar dan Tokoh Sunda Dukung Hidayat

Jakarta (ANTARA) - Dukungan bagi pasangan Hidayat Nurwahid-Didik J Rachbini untuk menjadi pemimpin Jakarta terus mengalir dan salah satunya dari Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, bersama sejumlah tokoh Sunda yang menyampaikan dukungannya secara langsung.

Ahmad Heryawan menjelaskan bahwa masyarakat Sunda merupakan populasi terbesar kedua di Jakarta setelah etnis Jawa, sehingga dukungan dari masyarakat Sunda merupakan potensi yang amat besar, demikian siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin.

"Walaupun masyarakat yang berada di Jawa Barat tidak memiliki hak pilih, namun yang bisa dilakukan adalah mengarahkan keluarga ataupun kolega yang memiliki hak pilih di Jakarta untuk mendukung Hidayat-Didik," tutur Heryawan.

Warga Indonesia di Malaysia Dukung Hidayat Jadi Gubernur DKI

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dukungan terhadap calon Gubernur DKI nomor urut 4, Hidayat Nurwahid-Didik J Rachbini terus mengalir dari berbagai elemen masyarakat. Tidak hanya dari dalam negeri, dukungan pun muncul dari masyarakat Jakarta yang ada di luar negeri.

Sekitar 100 orang yang terdiri dari para mahasiswa, ekspatriat, dan tenaga kerja yang bekerja di Malaysia berkumpul di Taman Kuala Lumpur Convention Center (KLCC), Kuala Lumpur, Minggu(20/5/2012).
Para WNI ini menggelar acara yang bertema 'Penggalangan Dukungan Masyarakat Jakarta di Malaysia Untuk Hidayat-Didik'.

Menurut koordinator acara tersebut, Tomy Ismail, acara ini  bertujuan untuk memberikan support atau dukungan moral kepada Hidayat-Didik untuk maju menjadi Gubernur DKI Jakarta.
 

Buku Porno Itu Tidak Porno! (Koreksi Berita MetroTV)

Beberapa saat yang lalu, munculnya kembali buku porno di untuk kalangan SD. Kali ini buku novel yang diketemukan di perpustakaan Purworejo. Saya kaget dengan berita yang pertama kali mendengar dari Metro TV. Dalam hati terlintas kenapa daerah saya masuk Tv eh malah berita jeleknya. Ada keinginan saya untuk mengecek langsung ke TKP, yaitu Perpustakaan Umum Purworejo. Tapi karena waktu yang belum longgar, saya belum berkesempatan untuk mengecek langsung.

Untuk beberapa hari saya terlupa masalah itu. Dan teringat kembali ketika membuka FaceBook, ada status dari Mbak Helvi Tiana Rosa, Pendiri Forum Lingkar Pena, sebuah forum penulis yang telah mengibarkan benderanya bukan hanya di nusantara tetapi sudah sampai luar negeri. Dari situ, saya bisa tahu, ternyata buku yang diberitakan porno itu adalah buku karangan dari penulis yang sudah mempunyai nama. Penulis yang lahir dari Forum Lingkar Pena.


Di situ mbak Helvy menyatakan keheranan dan menyatakan kesaksianya bahwa apa yang diberitakan di mediam, bahwa buku buku novel berikut : Jazimah Al-Muhyi Full (Duka di Wibeng), Galang Lufityanto (Tidak Hilang Sebuah Nama) dan Intan Savitri (Syahid Samurai dan Festival Syahidah). Saya pribadi sudah membaca buku yang terakhir. Dan saya tidak menemukan ungkapan ungkapan porno di situ. Lebih lebih lagi, mereka para pengarang adalah penulis penulis yang lahir dari forum yang religius. Sangat tidak mengkin mengumbar tulisan berbau porno. Forum Lingkar Pena, sangat menekankan adanya nilai nilai agama yang taat. Jadi ada beberapa keanehan yang membikin geleng geleng kepala bagi yang tahu.

Hidayat Nurwahid Silaturahim dengan 2.000 Tokoh Perempuan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pagi ini pasangan calon Gubernur nomor 4, Hidayat Nurwahid menghadiri acara Silaturrahim 2.000 Tokoh Perempuan se-Jakarta Selatan.

Hidayat tidak ditemani oleh pasangannya, calon Wakil Gubernur Didik J Rachbini dalam kunjungannya di acara yang digelar di Gelanggang Olahraga Bulungan, Jakarta Selatan, Jumat (18/5/2012).

"Pak Hidayat tak ditemani Didik Rachbini. Tapi, ditemani istrinya," ujar Marwah, salah seorang peserta menghadiri acara tersebut.

Kawah Jakarta Selatan Curhat Banjir ke Hidayat

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kedekatan cagub DKI Hidayat Nurwahid dengan rakyat biasa membuat setiap warga yang bertemu dengannya tak sungkan untuk bertegur sapa. Keakraban terasa ketika berbincang dengannya. Hal itulah yang dirasakan warga Bintaro Jakarta Selatan.

Warga Bintaro menggelar sebuah acara yang dikemas dengan nama Jumpa Tokoh. Acara tersebut diadakan oleh Komunitas Arus Bawah (Kawah) di halaman rumah Ketua Kawah Ibrahim, Jalan Kenanga Raya Nomor 50 Bintaro Kecamatan Pesangrahan Jakarta Selatan, Kamis (14/6/) malam.

Komunitas ini terdiri dari beberapa simpatisan partai politik, golongan dan organisasi masyarakat, seperti Komunitas Pedagang Keliling, Komunitas Tukang Ojek, dan organisasi masa lainnya. Mereka membentuk Kawah karena kesamaan tujuan untuk memperbaiki Jakarta.

Perang Mu’tah : Heroik, 3.000 VS 200.000

PERTEMPURAN paling heroik dan dahsyat yang dialami umat Islam di era awal perkembangan Islam adalah saat mereka yang hanya berkekuatan 3000 orang melawan pasukan terkuat di muka bumi saat itu, Pasukan Romawi dengan kaisarnya Heraclius yang membawa pasukan sebanyak 200.000. Pasukan super besar tersebut merupakan pasukan aliansi antara kaum Nashara Romawi dan Nashara Arab sekitar dataran Syam, jajahan Romawi. Perang terjadi di daerah Mu’tah –sehingga sejarawan menyebutnya perang Mu’tah- (sekitar yordania sekarang), pada tanggal 5 Jumadil Awal tahun 8 H atau tahun 629 M.

Latar Belakang
Penyebab perang Mu’tah ini bermula ketika Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam mengirim utusan bernama al-Harits bin Umair al-‘Azdi yang akan dikirim ke penguasa Bashra. Di tengah perjalanan, utusan itu ditangkap Syurahbil bin ‘Amr al-Ghassani dari bani Gasshaniyah (daerah jajahan romawi) dan dibawa ke hadapan kaisar Romawi Heraclius. Setelah itu kepalanya dipenggal. Pelecehan dan pembunuhan utusan negara termasuk menyalahi aturan politik dunia. Membunuh utusan sama saja ajakan untuk berperang. Hal inilah yang membuat beliau marah.