jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Kamis, 12 Februari 2009

Wah, 75% Anggota DPR Tukang Bolos....

Bukan anak sekolah saja yang hobi membolos. Anggota DPR dikabarkan juga punya hobi yang sama. Jumlahnya mencapai 300 orang dari 550 orang yang terdaftar sebagai anggota parlemen dari belasan partai politik.

Praktik membolos ini ada dua macam. Ada yang benar-benar tak setor muka dalam rapat-rapat yang berlangsung di komisi, pleno atau badan kelengkapan DPR lainnya. Ada juga yang "aspal". Namanya tercantum dalam absen atau hadir pada saat pembukaan, tapi terus menghilang entah kemana bahkan pada saat pengambilan suara (voting) dalam rapat-rapat paripurna.

Meski golongan yang pertama pantas disebut kurang ajar, tetapi mereka jauh lebih jantan. Golongan yang terakhir ini jelas lebih menyebalkan: sudah bolos, "korup" pula, sekurang-kurangnya korupsi administrasi.

Tak heran jika gagasan mengumumkan anggota DPR yang gemar membolos beroleh dukungan dari berbagai pihak. Tapi, rupanya, tak semuanya setuju soal penghukuman terhadap anggota DPR yang gemar bolos ini. Salah satunya disuarakan oleh Tjahjo Kumolo dari PDIP."Anggota DPR itu bukan PNS yang selalu dituntut ngantor setiap pagi,'' bela Ketua Fraksi PDIP Tjahjo Kumolo sebagaimana dikutip Jawa Pos (22/12).

Sebagai orang-orang yang dipilih oleh rakyat, kata Tjahjo, tanggung jawab terbesar para anggota DPR adalah kepada konstituennya. ''Jadi, nggak semua yang kebetulan tidak datang ke DPR itu malas. Sebagian besar mereka punya alasan yang cukup kuat, mulai menghadiri acara lain sampai harus menemui konstituen,'' beber Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP itu.

Yang tambah menarik, ada juga kecurigaan pengungkapan soal bolos-membolos ini merupakan trik politik untuk menyudutkan pihak tertentu. Dan, sepertinya PDIP-lah yang bakal dijadikan sasaran. Meski jumlah anggotanya yang membolos barangkali tak banyak, tapi melibatkan nama-nama besar yang dekat dengan Megawati. Ini diperkuat dengan adanya pembelaan secara terbuka yang diucapkan Tjahjo tersebut.

Hm, bagaimana menurut Anda?


Sumber: berpolitik.com

HNW dan SSHB Tebar Pesona untuk MSP

Jakarta, myRMnews. Ketua Umum Megawati Soekarno Putri (MSP) sudah dipatok sebagai capres 2009 PDI Perjuangan.

Sampai detik ini, kubu banteng belum berpikir untuk menggantikan Mega sebagai calon RI-1 nya, meskipun banyak kalangan meragukan kemampuannya.

Sejumlah riset opini publik dari lembaga-lembaga survei dalam dua pekan ini bersaing merilis hasilnya. Analisanya, Megawati tetap menjadi ‘predator’ bagi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Pilpres 2009.

Popularitas SBY tak luntur meski maju sebagai incumbent. Sedangkan Mega tampil dari figur oposisi yang bisa mengganggu kenyamanan duet SBY dengan JK. Jika pasangan itu dipertahankan, maka suara mereka masih kuat.

Nah, siapa yang akan menjadi cawapres untuk Mega? Inilah yang ditunggu-tunggu banyak orang. RI-2 bagi kubu Banteng akan sangat menentukan masa depan Mega. Popularitas putri Bung Karno itu tak cukup bagi wong cilik saja. Karena itu, cawapres-nya harus bisa “mengangkat” citra Mega untuk kalangan yang lebih luas.

Dalam sepekan ini, myRMnews menggelar poling mengenai siapa figur cawapres yang layak mendampingi Megawati. Hasil sementara ternyata menunjukkan indikator yang cukup populis.

Mantan Presiden PKS yang kini menjadi Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) mendapat dukungan dari pembaca setia myRMnews sebagai RI-2 untuk Mega. Suaranya cukup tinggi, yaitu 32,8 persen.

Sementara itu, nama kedua yang dianggap layak menjadi cawapres Mega adalah Sri Sultan Hamengkubuwono (SSHB) dengan suarat poling 15,6 persen, disusul nama Prabowo Subijanto dengan 6,2 persen.

Berturut-turut adalah, Akbar Tandjung (5,5 persen); DR. Rizal Ramli (4,1 persen); Din Syamsuddin (2,5 persen); Fadel Muhammad (2,1 persen), Jusuf Kalla dan Wiranto sama (1,4 persen) dan terakhir adalah Pramono Anung (0,9 persen).

Namun, 27, 5 persen lainnya menyatakan bahwa di antara nama-nama itu memang tidak ada yang pantas menjadi Cawapres untuk Megawati Soekarno Putri.

Tugas Sepatu

Yang dialami George W. Bush di Baghdad dalam konferensi pers pamitan kepada rakyat Irak, pekan lalu, memperjelas tugas sepatu. Juga memperluas wawasan masyarakat dunia tentang multifungsi benda bernama sepatu.

Bush telah berjasa melakukan banyak hal di level dunia, langkah raksasa peradaban dan kemanusiaan, terbukti mengangkat derajat sepatu ke tingkat lebih tinggi. Mantan Presiden Amerika Serikat itu bahkan tidak menyadari betapa tinggi prestasinya. Sehingga tatkala sepatu melompat naik derajat, beliau spontan menggerakkan kepalanya ke samping untuk menghindarinya.

Anak turun Nabi Sulaiman yang mampu mendengarkan suara binatang dan isi hati benda-benda melihat kelemahan Bush, yang tradisi hidupnya terlalu intelektual dan materialistik --sehingga tidak memiliki naluri untuk mengakomodasi hajat moral sang sepatu, yang sesungguhnya ingin mencium wajahnya dalam rangka mengungkapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepadanya.

Hampir 60 tahun saya menghabiskan waktu tanpa pernah sanggup mengambil keputusan rasional tentang makna sepatu. Sepatu selalu membingungkan saya. Semua kawan saya tahu bahwa belum tentu lima tahun sekali kaki saya bersepatu. Ke kantor tertinggi negara pun saya pakai sandal, karena saya tidak pernah berani memakai sesuatu yang saya tidak benar-benar mengenalinya.

Di masa remaja, ketika pertama saya bersekolah di kota, Pak Guru bilang, "Pakailah sepatu. Bukan sekadar untuk mematuhi peraturan sekolah. Tapi karena sepatu melindungi kakimu dari kotoran, duri, dan barang tajam lainnya." Tapi kalimat berikutnya membingungkan saya: "Sebelum pakai sepatu, pakailah kaus kaki."

"Gunanya untuk apa?" saya bertanya. "Untuk melindungi kakimu dari sepatu," kata Pak Guru. Katanya, kalau kaki saya langsung bergesekan dengan sepatu, bisa luka. "Jadi", saya bertanya lagi, "sepatu itu sebenarnya melindungi atau mengancam kaki saya?"

Pak Guru hanya tersenyum, dan sampai setua ini saya belum pernah memperoleh jawaban: apakah sepatu itu melindungi atau mengancam. Dan terus terang, saya menikmati tiadanya jawaban itu. Sebab ternyata dalam kehidupan ini banyak "sepatu", misalnya pemerintah, negara, lembaga agama, modal, industri, kemajuan, orde-orde, reformasi, demokrasi, organisasi-organisasi, parpol, pemilu pilkada, kelompok, mazhab, dan pengajian.

Serta seribu "makhluk" lain yang hakikatnya persis sepatu: seolah-olah melindungi, tapi ternyata mengancam. Bisa juga kalimat itu disimulasikan: meskipun tampaknya mengancam, sesungguhnya ia melindungi. Terserah Anda.

Sampai akhirnya Bush datang membawa wisdom tentang sepatu. Kebijaksanaan atau kearifan adalah sublimasi dari peta segala ilmu dan pengalaman menjadi suatu tetesan makna. Entah apa muatan hati Bush pada saat ini tentang sepatu. Terserah dia mengambil dari sisi makna yang mana.

Rasulullah Muhammad SAW dilempar dengan batu sampai terluka jidat beliau, bahkan diusir, tatkala berhijrah memasuki Thaif. Beliau tidak marah, tidak membalas, bahkan sowan kepada Allah dan mengucapkan kalimat yang sama dengan Yesus: "Ya, Tuhan, ampunilah kaumku karena mereka tidak mengerti apa yang mereka lakukan."

Saya tidak membayangkan Bush mengucapkan hal yang sama. Bukan hanya karena konteks persoalannya lain sama sekali. Melainkan juga karena Bush adalah penguasa tertinggi sebuah negara adikuasa. Berbeda dari Muhammad dan Yesus yang bukan presiden, bukan raja, dan bukan penguasa. Muhammad memilih menjadi 'abdan nabiyya: nabi yang rakyat jelata, menolak jadi mulkan nabiyya, nabi yang raja. Juga sangat berbeda peta psikologi antara yang disalib dan yang kesukaannya menyalib.

Bush seorang pemberani. Di Baghdad, ia dipertemukan dengan pemberani yang lain. Semakin modern, semakin pengecut manusia. Semakin rendah pangkat prajurit, semakin panjang tombaknya. Semakin tinggi kependekaran seseorang, semakin pendek senjatanya. Pendekar berani berantem tanpa senjata karena tangannya bisa menjadi senjata melebihi berbagai jenis senjata.

Teknologi modern menyediakan sangat banyak fasilitas untuk kepengecutan. Kita bisa menghindari pertarungan face to face. Bisa melempar rudal dari jarak sangat jauh, bisa menyerang orang tanpa menampakkan wajah. Bisa menulis apa saja di dunia maya tanpa identitas orisinal.

Itu semua kita perlukan dan kita legalisasi dengan pendapat bahwa tradisi carok Madura adalah budaya primitif. Maka, wartawan pelempar sepatu di Baghdad itu sungguh seorang pemberani, seorang yang bermental carok.

Suatu malam di panggung lapangan Kemang Pratama bersama KiaiKanjeng, seorang hadirin melempar sandal ke arah wakil bupati yang duduk di panggung di samping saya. Persis seperti di Baghdad, dua sandal dilemparkan berurutan.

Beberapa detik sebelum jajaran keamanan meringkus si pelempar, prajurit KiaiKanjeng meloncat turun, mengepung mahasiswa pelempar sandal itu, untuk menghindari kemungkinan ia "dihabisi" serta agar kemudian segala sesuatu bisa di-tabayyun-kan di sebuah ruangan.

Saya rangkul sang wakil bupati: "Itulah sebabnya, bapak sampeyan memberi nama Mukhtar yang artinya terpilih. Malam ini, sampeyan terpilih menjadi pemimpin yang paling beruntung. Sangat jarang di muka bumi ini ada pemimpin yang dibukakan kepadanya apa isi hati rakyatnya secara sangat murni dan transparan".

Emha Ainun Nadjib
Budayawan
[Kolom, Gatra Nomor 6 Beredar Kamis, 6 Desember 2008]

Menanti Isyarat JK-Nur Wahid

INILAH.COM, Jakarta. Jika ditinggalkan Presiden SBY dalam Pilpres 2009, Ketua Umum DPP Golkar H Jusuf Kalla masih memiliki peluang menjadi calon presiden. Duet Jusuf Kalla dan Hidayat Nur Wahid merupakan kekuatan alternatif. Kini semua menanti respon Golkar.

Setelah mampu mengatasi konflik di Aceh, Poso dan Ambon serta menciptakan stabilitas dan perdamaian di kawasan tersebut, banyak orang mengakui prestasi Kalla dalam membangun integrasi nasional tanpa kekerasan.

Sehingga tidaklah berlebihan jika Sekjen PKS Anis Matta mendorong agar JK serius maju sebagai capres dan berduet dengan Hidayat Nur Wahid, Ketua MPR dan mantan Presiden PKS.

Persoalan bukan ada pada PKS. Sebaliknya, tanda tanya justru tertuju ke kubu Golkar. Seorang pengamat politik menilai wajar saja jika PKS mempertanyakan keseriusan Kalla dan Golkar maju mencalonkan diri pada Pilpres 2009.

Persoalan PKS adalah mereka butuh kepastian dari Golkar. “Dan itu harus ada kepastian Golkar, sebab PKS sangat mungkin serius mempertimbangkan duet Kalla dan Nur Wahid,” kata Umar S Bakry Direktur Lembaga Survei Nasional (LSN).

Jika Kalla dan Nur Wahid jadi berpasangan, kejutan dan terobosan ini akan membuka mata batin bangsa bahwa ada capres luar Jawa yang berani melakukan perubahan. Ada putera luar Jawa yang berani menembus batas etnis dan kesukuan yang masih membaluri kultur politik terutama mitos politik bahwa presiden musti orang Jawa.

“JK jadi capres itu suatu yang berani. Tapi, apakah Golkar serius mencalonkan JK sebagai presiden? Ada banyak keraguan,” kata Sekjen DPP PKS Anis Matta . PKS sendiri, hingga saat ini memang belum membahas pencalonan Kalla-Nur Wahid.

Lagi pula, PKS memutuskan soal ini pada tataran Majelis Syuro sebagai lembaga tertinggi. Tapi, keraguan masih muncul di benak mereka: apakah Golkar serius mengusung Kalla.

Wakil Presiden Jusuf Kalla terus mendapat pujian dari berbagai kalangan belakangan ini. Setelah disebut sebagai The Real President oleh mantan Ketua PP Muhamadiyah Buya Ahmad Syafi'i Ma'arif, kini giliran Presiden PKS Tifatul Sembiring menyebut JK 'The Inspiring Man'.

Sensitivitas ekonomi JK yang begitu tinggi, mendorong Tifatul memuji sosok pemimpin dari Makassar ini. Pada malam penganugerahan 8 The Inspiring Women, Presiden PKS Tifatul Sembiring menyebut Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai salah satu tokoh yang memberikan inspirasi bagi masyarakat Indonesia.

"Ini menjadi sesuatu yang patut kita pertimbangkan. Ada peluang untuk Pak JK sebagai salah satu tokoh Inspiring Man yang mempunyai konsep solusi ekonomi untuk Indonesia yang terkena dampak krisis global," kata Tifatul.

Di mata Fachry Ali, seorang pengamat politik, sikap Presiden PKS sudah benar dalam meletakkan JK sebagai The Inspiring Man. “Karena dia mempunyai sensitivitas dalam membuat kebijakan-kebijakan ekonomi," kata pengamat politik Fachry Ali, yang juga Direktur LSPEU Indonesia

Dalam kebijakan-kebijakan pemerintah, sudah tentu Presiden SBY yang memberikan guide line. Dari kebijakan-kebijakan itu kemudian oleh JK diterapkan hingga ke level teknis. “Kemampuan teknikalitas JK sudah teruji, dan itu dikerjakan JK sepenuhnya untuk membantu Presiden SBY,” timpal Fachry.

Sehingga publik tidak usah heran jika JK turut bicara dan turun tangan langsung mengatasi persoalan tabung gas. Penguasaan JK terhadap kebijakan ekonomi mulai dari yang besar hingga yang kecil menjadi nilai lebih. “Jadi sudah benar apa yang dikatakan Tifatul," kata Fachry.

Meski begitu, lanjut Fachry, pengakuan Presiden PKS itu, belum tentu menaikkan popularitas JK. Sebab, masyarakat Indonesia dalam memilih pemimpin masih berdasarkan suku. "Jadi apa boleh buat calon-calon dari Pulau Jawa kelihatannya jauh punya prospek. Tetapi JK sudah berbuat sesatu yang terbaik bagi bangsa," imbuh Fachry. [E1]

PKS Simpatik di Hari Ibu

INILAH.COM, Jakarta. Mungkin agak berbeda dengan sebagian besar parpol lainnya yang hanya beretorika dalam memperingati hari nasional seperti Hari Ibu, PKS kali ini akan mencoba hal yang berbeda untuk merayakan hari penghormatan bagi kaum ibu itu.

Untuk memperingati Hari Ibu, PKS Kota Semarang akan menggelar Kreasi Cinta 1.000 Ibu-Anak untuk Lingkungan dalam rangka memperingati Hari Ibu.

Acara simpatik tersebut dilaksanakan Minggu, 21 Desember 2008, di Stadion Trilomba Juang Semarang, yang diikuti sekitar 1.000 pasang ibu-anak, kata Ketua Bidang Kewanitaan DPD PKS Kota Semarang, Ika Yudha di Semarang, Sabtu (20/12).

Ia mengatakan acara kolosal yang melibatkan pasangan ibu dan anak itu akan membuat berbagai kreativitas seperti mainan dan aksesoris dengan bahan baku dari sampah atau barang bekas.

"Acara ini digelar untuk memperingati Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember. Selain itu kami ingin menunjukkan bahwa para ibu bisa berkreasi dengan bahan yang tidak berguna di sekitar kita," katanya.

Hal ini bukan terobosan baru, katanya, tetapi asas manfaat dari pendayagunaan sampah ini layak dikembangkan.

Selain mengurangi polusi sampah, katanya, kegiatan ini juga bisa menambah pemasukan, karena barang-barang kreasi itu rata-rata memiliki nilai ekonomis atau layak jual.

"Modal kecil, bisa memanfaatkan waktu, mengurangi sampah, dapat penghasilan, ini luar biasa," katanya.

Ia berharap dengan kegiatan tersebut bisa menggugah setiap kalangan untuk mencintai lingkungan.

"Kalau kami para ibu saja bisa melakukan, apalagi yang lain tentu juga bisa," katanya.