jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Rabu, 26 Agustus 2009

PKS Mengutuk Keras Aksi Teror


PK-Sejahtera Online, Jakarta. Partai Keadilan Sejahtera mengutuk keras aksi teror yang mengatasnamakan Islam. Demikian disampaikan Mabruri Humas PKS dalam konferensi pers Senin (24/8) di kantor DPP PKS Jl TB.Simatupang No.82 PasarMinggu Jakarta Selatan.

Dalam konferensi pers tersebut hadir juga Anugrah, mantan anggota DPRD Kabupaten Tangerang yang juga kakak dari tersangka buron kasus bom JW Marriot dan Ritz Carlton, Syaifudin Zuhri dan M Syahrir.

Dalam kesempatan ini, Anugrah meminta kepada adik-adiknya agar menyerahkan diri ke polisi. “Jangan merusak nama keluarga,” ujarnya. Anugrah juga menjelaskan walaupun dirinya pengurus PKS di Kabupaten Tangerang, ia memastikan adik-adiknya tidak terlibat di PKS. Bahkan keduanya terkesan memusuhi Anugrah karena menjadi pengurus PKS.

Anugrah menjelaskan sejak tahun 2000, kedua adiknya tersebut sudah tidak menganggap Anugrah sebagai kakak karena tidak pernah berkomunikasi secara intens. Dimana rumah mereka berdua saja, Anugrah tidak pernah diberitahu. Ketika anak-anaknya lahir, masuk rumah sakit, Anugrah tidak pernah diberi kabar.

Anugrah sebagai kakak menyesalkan sikap keduanya dan atas nama keluarga meminta maaf kepada para korban. Kepada media Anugrah minta agar tidak terlalu mengusik keluarga. Karena sangat mengganggu aktivitas keluarga lainnya. Anugrah juga siap membantu dan berkoordinasi dengan polisi dalam proses pencarian kedua adiknya tersebut. “Serahkan saja kepada pihak kepolisian dan biarkan proses pencarian buron berjalan tanpa ada pemberitaan yang bias,” pungkasnya.

Hidayat Sayangkan Politik Dagang Sapi Soal Kursi Ketua MPR

Batang. Isu telah terjadi kesepakatan politik antara PDIP dengan Partai demokrat (PD) soal jatah kursi MPR disayangkan Ketua MPR Hidayat Nurwahid. Hidayat Nur Wahid menilai, deal politik seperti itu tak ubahnya mempraktekkan politik dagang sapi.

Hal itu disampaikan Hidayat seusai penandatanganan serah terima pengembalian aset Sekjen MPR dan aset pemerintahan Pemprov Jabar, di Gedung Sate, Kamis (20/8/2009).

"Kalau begitu kan jadi kayak dagang sapi. Undang-undang dibuat hanya untuk barter kekuasaan," ketus mantan Presiden PKS itu.

Hidayat menambahkan, jika benar telah terjadi deal politik seperti itu, publik akan menyayangkan dan mengecam praktek politik yang demikian. "Banyak orang menyayangkan, kok undang-undang dijadikan barter kekuasaan. Kalau begitu, dimana makna dari kedaulatan undang-undang DPR-MPR," ujarnya.

Hidayat menilai, bukan hanya Taufik Kiemas (TK) yang mencalonkan diri menjadi ketua MPR untuk periode mendatang. "Dengan itu, menunjukan bahwa jabatan ketua MPR bergengsi dan prestisius,"
kata Hidayat.

Dalam kesempatan itu, Hidayat juga menyampaikan kekecewaanya terhadap alasan yang diajukan TK dalam pencalonannya menjadi ketua MPR. "Kalau alasan demikian seolah-olah menuduh bahwa pimpinan MPR sebelumnya, yakni pada periode kami tidak berhasil menjaga UUD'45 dan Pancasila," keluh Hidayat.

"Kalau semangatnya hanya dengan semangat kekuasaan atau cape dengan oposisi itu tidak akan bangun demokrasi," ujarnya.

Apakah PKS akan mengambil jalan oposisi dengan PD? "PKS tentu terikat koalisi dengan Demokrat, sampai saat ini belum ada keputusan yang berubah soal itu," jawab Hidayat.


Sumber: DetikCom

PKS Incar Kursi Ketua DPRD Bogor

INILAH.COM, Bogor. Pada pemilu legislatif lalu, PKS mendapatkan 7 kursi didaerah pemilihan Kota Bogor. Sebagai parpol pemenang kedua di Kota Bogor, PKS berharap kadernya dapat menduduki posisi strategis sebagai ketua DPRD periode 2009-2014.

Hal itu diungkapkan Ketua MPD DPD PKS Kota Bogor Iwan Suryawan di Bogor. Iwan optimistis, kader PKS akan dipercaya mengemban amanah sebagai ketua DPRD bila penentuan pimpinan DPR dan DPRD dilakukan berdasarkan voting alias ditentukan berdasarkan raihan suara terbanyak.

"Bila aturan yang ditetapkan masih menggunakan mekanisme lama, saya berharap kader PKS memimpin DPRD Kota Bogor. Saat ini mekanime pemilihan pimpinan DPR dan DPRD masih dibahas oleh pemerintah," ujar mantan Ketua DPD PKS Kota Bogor itu.

Ia yakin PKS memiliki kader yang mampu memimpin lembaga parlemen tersebut. Dari tujuh kader PKS yang terpilih sebagai anggota DPRD periode 2009-2014, partai dakwah itu mengusung Jajat Sudrajat sebagai kandidat Ketua DPRD.

Pada Pemilu 2009, di Kota Bogor PKS keluar sebagai pemenang kedua di bawah Partai Demokrat (PD), diikuti kemudian oleh PDIP yang meraih 6 kursi, Golkar 6 kursi, PPP 3 kursi, Hanura 3 kursi, PAN 2 kursi, Gerindra 2 kursi, dan PBB 1 kursi.

"Kami berharap pemilihan Ketua DPRD masih menggunakan tata cara yang lama, sehingga Ketua DPRD terpilih akan memiliki legitimasi lebih kuat karena didukung oleh mayoritas anggota DPRD," imbuh Iwan. [*/mut]


Sumber: http://inilah.com/berita/politik/2009/08/22/145471/pks-incar-kursi-ketua-dprd-bogor/

Fraksi PKS DKI Jakarta sampaikan Kritik

PK-Sejahtera Online. Fraksi PKS di DPRD DKI Jakarta akhirnya menerima laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 2008 dalam Sidang Paripurna DPRD hari Jum’at malam 14/08/2009 lalu. Meskipun menerima LPJ tersebut, namun Fraksi PKS memberikan catatan dan kritim keras terhadap pelaksanaan APBD 2008.

Salah satu sorotan tajam yang disampaikan adalah masalah penyerapan anggaran yang redah dimana realisasi belanja daerah hanya 79.3% dari anggaran yang direncanakan.

Dalam kondisi kebutuhan untuk peningkatan kualitas infrastruktur dan pelayanan bagi masyarakat yang jauh dari optimal, penyerapan anggaran yang rendah adalah suatu ironi. Karena penyerapan yang rendah juga berarti terhambatnya beberapa program pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

Penjelasan Gubernur bahwa sisa lebih anggaran (SiLPA) tahun 2008 ini akan menjadi penambah untuk penerimaan APBD 2009 untuk mengantisipasi penurunan target penerimaan, kurang tepat dijadikan sebagai alasan.

Faktanya penerimaan pajak pada tahun 2008 justru meningkat dari target. Disamping itu, penjelasan ini justru dapat mendorong Pemda tidak berusaha mengoptimalkan penerimaan daerah pada tahun 2009. Namun perbaikan status penilaian dari BPK atas LPJ APBD 2008 ini juga diapresiasi oleh Fraksi PKS.

Senin, 10 Agustus 2009

TARHIB RAMADHAN 1430

PK-Sejahtera Online. Puasa bermakna imsak atau menahan diri dari makan, minum dan segala sesuatu yang membatalkannya dari waktu fajar sampai tenggelam matahari.

Esensi puasa bermakna pengendalian diri dari hal-hal yang merusak dan dari memperturutkan selera hawa nafsu. Dan di antara hikmah dari ibadah Ramadhanadalah adanya kebersamaan saat ifthor dan saat memulai puasa, kebersamaan dalam ibadah shalat Fardhu dan shalat Tarawih serta kebersamaan dalam aktifitas ibadah lainnya.
Kebersamaan ini juga diharapkan terjadi pada penetapan awal Ramadhan danIdul Fitri.

Kesiapan bersatu dalam hal yang prinsip adalah bentuk kematangan dalam beragama, sebagaimana kesiapan berbeda dalam cabang agama adalah bentuk toleransi dan kedewasaan dalam beragama.


Sumber: http://pk-sejahtera.org/v2/download/pdf/28-Bayan%20Tarhib%20Ramadhan%201430.pdf (134.35 KByte)

Taklukkan Gunung Merapi, Tifatul Kram Kaki 6 Kali


Jakarta. Ketinggian Gunung Merapi, Bukit Tinggi, Sumatera Barat yang mencapai 2891 meter di atas permukaan laut (mdpl) rupanya tidak membuat hati Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring ciut. Tifatul berhasil menaklukkan gunung yang masih dianggap sebagai gunung berapi aktif dan paling berbahaya di Indonesia ini.

"Beberapa hari lalu saya baru mendaki Gunung Merapi dan berhasil hingga ke puncaknya," ujar Tifatul saat berbincang dengan wartawan di ruangannya di kantor Dewan Pertimbangan Tingkat Pusat (DPTP), Jl TB Simatupang, Jakarta, Senin (3/8/2009).

Mendaki gunung memang bukan hal baru bagi pria kelahiran Bukit Tinggi, 28 September 1961 ini. Meski baru pertama kali mendaki Gunung Merapi, sebelumnya Tifatul mengaku sudah tiga kali mendaki di Gunung Gede, Sukabumi, Jawa Barat.

"Gunung Merapi ini lebih terjal dan medannya lebih sulit untuk dilewati dibandingkan dengan Gunung Gede," kata Insinyur lulusan STI&K Jakarta ini.

Saat mendaki Sabtu 1 Agustus 2009 lalu, Tifatul sempat mengalami kram kaki enam kali sehingga dirinya terjatuh dan harus sering beristirahat.

"Pada saat mau turun, kaki saya kram dan tidak bisa bergerak. Akhirnya saya diurut baru baru bisa jalan lagi," cerita Tifatul.

Tifatul beserta rombongan sebanyak sepuluh orang termasuk Wakil Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah mendaki selama kurang lebih 5 jam hingga menuju puncak. Pendakian ini merupakan pelatihan mental dan fisik bagi pria yang pernah menjadi Ketua DPP PKS Wilayah Dakwah I Sumatera itu.

"Ini bagus buat melatih mental, kalau ngga keras kepala nggak akan sampai-sampai ke atas puncak. Tapi memang sangat mengasyikkan dapat berinteraksi dengan alam," kata suami Sri Rahayu ini.

Presiden ke-tiga PKS ini memberikan sedikit tips bagi para pendaki gunung pemula yang akan akan melakukan pendakian. Diantara tipsnya tersebut adalah, membawa komando yang ahli, pastikan fisik sehat dan persiapkan peralatan pendukung yang lengkap.

"Setelah ini saya akan coba mendaki Gunung Rinjani," katanya. (mpr/ken)


Sumber: DetikCom

PKS Bukan Partai Orang Terkenal


Apa jadinya PAN tanpa Amien Rais, PDIP tanpa Megawati (keluarga Soekarno), Demokrat tanpa SBY, Gerindra tanpa Prabowo, Hanura tanpa Wiranto nantinya, apakah partai-partai ini bisa bertahan karena jika dilihat partai-partai ini hanyalah mengandalkan ketokohan.

Tapi partai-partai ini tidak kehilangan akal, kakek/nenek/orangtuanya meski tidak menjadi pimpinan di partai itu. Begiut juga anak/cucu para tokoh diberi tempat yang nyaman di partai tersebut sehingga ketokohan dari orang tuanya masih dapat dipergunakan meski si anak/cucu tidak memiliki kemampuan yang sama dengan leluhurnya.

Dan bisa-bisa sebuah partai akan menjadi milik keluarga besar si tokoh tersebut sampai kapan pun. Golkar dulunya mengandalkan Soeharto, setelah hilang partai ini lebih mengandalkan para pengusaha, pemilik stasiun tv dan orang-orang yang terkenal karena orang tuanya juga.

Tapi ada beberapa partai yang tidak tergantung dengan tokoh, ambil salah satu contoh missal PKS, partai ini tidak memiliki tokoh yang terkenal karena unsur keturunan atau kekayaannya namun mereka mampu mencetak tokoh - tokoh yang layak dan kredibel. Sebelumnya siapa yang mengenal Hidayat Nur Wahid, Tifatul Sembiring, Nurmahmudi, Anis Matta dll.

Jadi sangatlah benar jika PKS disebut partai pencetak tokoh tapi tidak menggantungkan dirinya dengan tokoh yang bersangkutan. PKS, partai yang mengandalkan jaringan dan sel-sel yang siap setiap saat untuk turun dan bekerja ketika diperlukan seperti bencana alam.

Kader-kader PKS di didik bahwa setiap yang mereka kerja adalah amal yang akan mendapat pahala dari Allah. Menyingkirkan duri di jalanan saja mendapatkan pahala yang sangat besar apalagi menyelamatkan aset-aset NKRI dari orang-orang yang hanya ingin memuaskan nafsu pribadinya. Itu akan menyelamatkan 200 juta penduduk Indonesia dari tindak korupsi dan kebocoran-kebocoran anggaran yang selama ini terjadi.


Susilo Resyanarko, resyanarko@yahoo.com />http://inilah.com/berita/citizen-journalism/2009/03/06/88569/pks-bukan-partai-orang-terkenal/

Provokasi Umat


PK-Sejahtera Online. Dua ledakan bom terjadi di hotel Riltz Carlton dan JW Marriot, memecah ketenangan Jakarta dipagi Jum’at 17 Juli itu. Darahpun kembali tumpah, 9 orang meninggal dunia dan sekitar 60-an orang luka-luka. Astaghfirullah ... provokasi apalagi ini?

Ummati... ummati... kata Rasulullah SAW, dengan suaranya yang lirih, saat-saat maut akan menjemput, beliau masih saja mengingat umatnya. Mungkin ada hal-hal tertentu yang sedang beliau bincangkan dengan Jibril, atau ada nubuwwah yang sedang diperlihatkan Allah SWT, hingga beliau sangat mengkhawatirkan keadaan masa depan umat Islam. Itulah ucapan beliau menjelang detik-detik wafatnya. Dan sebelumnya juga beliau SAW pernah memberikan wasiat panjang, dikala hajjataul wada’, beliau berpesan agar ummat Islam berpegang erat kepada dua pedoman yaitu Al-qur’an dan Sunnah. Dan agar menjaga tali persaudaraan sesama kaum muslimin.

Atau barangkali beliau terkenang kembali kepada peristiwa perang Uhud, kekalahan yang memilukan, dimana saat itu 70 orang pasukan kaum muslimin mati syahid. Termasuk paman Beliau SAW yang sangat beliau cintai yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib.

Peristiwa ini direkam dalam Alqur’anul karim dalam surat Ali Imran ayat 153, dimana Allah SWT menegaskan pelajaran berharga, apa yang terjadi dan apa akibatnya manakala kaum muslimin berselisih dan bertengkar. Kemenangan yang telah diraih pada tahap pertama peperangan justru berbalik menjadi kekalahan. Dikarenakan pasukan pemanah yang ditugaskan oleh Nabi SAW untuk tetap berada di Jabal Rumah (bukit Panah), mereka justru berselisih paham, dan sebagian besarnya justru turun dari atas bukit itu, akibat dipancing tentara Quraisy dengan menebarkan barang-barang berharga ditengah jalan. Akibatnya pasukan kaum Muslimin kehilangan kunci pertahanannya.

Bila kita tarik garis melewati ruang dan waktu, tentu kita bisa mengambil pelajaran bagaimana provokasi-provokasi itu bisa masuk ke tengah-tengah umat meskipun sudah diperingatkan oleh Allah dan RasulNya. Dalam kasus Iraq misalnya, bagaimana Syi’ah menyerang Sunni, dan Sunni menyerang Syi’ah. Ribuan korban telah berjatuhan. Berkali-kali mereka melakukan hal demikian, padahal musuh mereka adalah sang penjajah Amerika.

Hal yang sama terjadi pada kasus Palestina. Fatah menyerang Hamas dan Hamas menyerang Fatah, padahal musuh mereka adalah Zionis Israel. Ini tidak terlepas dari provokasi para penjajah Yahudi maupun Amerika. Demikian pula yang dialami kaum muslimin di Uighur Xinjiang. Mereka layak dibela, karena mereka diperlakukan secara diskriminatif, yang sejarahnya dulu dianeksasi dari Turkistan (1955).

Pemerintah Cina juga mencap muslim Uighur sebagai Wahabi, persis seperti istilah yang sering diungkapkan oleh Badan Inteligen Amerika, atau yang disebut George Bush dalam pidato-pidatonya. Jadi manakala umat Islam lemah, imunitasnya menurun, maka para provokator akan segera masuk dan menyelinap ke tengah-tengah umat. Padahal jelas Allah SWT mengingatkan, ”In jaa akum fasiqun binabain fatabayyanuu” (Jika datang kepada kalian orang fasik membawa berita, maka cek dan riceklah oleh kalian—QS 49:6).

Di negeri tercinta ini, Pemilu 2009 telah berlangsung dengan lancar. Dalam pilpres seluruh calon adalah muslim, tentunya dengan kualitas masing-masing. Berbagai kekuatan politik merapat membentuk koalisi-koalisi, dan ini sah-sah saja secara perundang-undangan.

Kejadian terakhir, kita dikejutkan oleh peristiwa tragis bom di kawasan Kuningan Jakarta. Sebentar lagi, dapat kita duga akan ada yang menuding bahwa kelompok Islamlah yang melakukan pengeboman tersebut. Demikianlah adanya, bila kita terus sibuk bertengkar sesama umat. Musuh-musuh bangsa justru memanfaatkan kelengahan dan kelemahan tersebut untuk memperkeruh suasana, sehingga membawa dampak yang merugikan bagi bangsa dan Negara. Inilah provokasi baru.

Adalah sebuah realita, bahwa akhir-akhir ini Negara-negara lain pertumbuhan ekonominya negatif, sementara Indonesia sebaliknya bergerak naik, sehingga investasi mengalir deras ke Indonesia. Sebagai sebuah kemungkinan modus, boleh saja dipertimbangkan dugaan adanya keinginan kelompok tertentu untuk memurukkan citra Indonesia dan mendiskreditkan Pemerintah. Buktinya, para turis, investor, orang yang akan bertandang ke Indonesia mulai berhitung. Bahkan rencana MU untuk laga tanding di Indonesia, langsung dibatalkan.

Oleh sebab itu sekali lagi, janganlah kita menjadi provokator umat ini. Marilah kita saling mengingatkan tawashau bil haq tawashau bishshobr, untuk tidak terprovokasi. Bila ada berita-berita yang tidak jelas, seyogyanya kita mencek dan ricek kebenarannya. Terkait validitas informasi, sahabat saja ada yang sampai disebut sebagai fasiq oleh Allah SWT. ketika tidak memperhatikan kebenaran berita. Wallahua’lam bishawwab.


Oleh: Ir. Tifatul Sembiring, Presiden PKS