jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Rabu, 19 November 2008

PKS Terus Promosikan Soeharto


JAKARTA. Setelah menyandingkan mantan presiden Soeharto bersama tujuh pahlawan nasional dalam sebuah iklan, Partai Keadilan Sejahtera kemarin menunjukkan keseriusannya mempromosikan pemimpin Orde Baru itu.

PKS mengundang putri kedua Soeharto, Siti Hediati Harijadi, menghadiri acara "Silaturahmi dan dialog Antar-Keluarga Nasional" di Jakarta Convention Center. Siti Hediati, yang biasa dipanggil Titiek Soeharto, diundang bersama ahli waris tokoh nasional lainnya yang jadi bintang iklan PKS.

Meski tak diundang sebagai pembicara, Titiek menyambut baik upaya PKS mempertemukan keluarga tokoh nasional. Dia pun menghargai iklan PKS yang memberikan gelar guru bangsa kepada Soeharto. "Kenapa selalu melihat kesalahan orang? Kita harus mikir ke depan," kata Titiek.

Selain Titiek, hadir dalam acara itu Sholahudin Wahid (cucu KH Hasyim Asy'ari), Bambang Sulastomo (putra Bung Tomo), Agustanzil Sahruzah (putra KH Agus Salim), Halida Hatta (putri Bung Hatta), Amelia Ahmad Yani (putri Jenderal Ahmad Yani), serta Anis Baswedan (putra H.R. Baswedan).

Presiden Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring membantah anggapan bahwa langkah partainya itu merupakan bukti kedekatan dengan Keluarga Cendana. "PKS bukan kroni keluarga tertentu," kata Tifatul saat membuka acara.

Tifatul pun membantah tudingan bahwa PKS pernah mengangkat Soeharto sebagai pahlawan. Menurut dia, pemberian gelar pahlawan itu wewenang negara. "Kami hanya ingin menonjolkan apa yang sudah Soeharto lakukan," kata Tifatul.

Adapun kehadiran Soeharto dan para pahlawan dalam iklan 30 detik di lima stasiun televisi pada 9-11 November lalu itu, menurut Tifatul, untuk mendorong rekonsiliasi. "Agar tak ada dendam antargenerasi."

Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit, menilai PKS tengah berupaya mendulang tambahan suara pada Pemilihan Umum 2009. Dalam beberapa kali diskusi, kata Arbi, ada tokoh PKS yang mengatakan upaya itu, "Bisa mendongkrak suara hingga dua kali lipat."

Hasil survei Lembaga Survei Indonesia menunjukkan kecenderungan suara PKS pada Pemilu 2009 bakal turun jadi 4,9 persen dari 7,3 persen pada 2002. Suara PKS diprediksi jauh di bawah Partai Demokrat (16,8 persen), Golkar (15,9 persen), dan PDI Perjuangan (14,2 persen).

Menurut Arbi, upaya PKS memanfaatkan nama besar Soeharto tak akan efektif mendongkrak suara. Alasannya, pengikut Soeharto masih mencatat siapa saja yang ikut menjatuhkan rezim Orde Baru. "Ya, termasuk anak-anak masjid (aktivis PKS) itu. Mereka tak bakal lupa," kata Arbi.

Ketua Harian Badan Pemenangan Pemilu Partai Golkar Firman Soebagyo mengatakan tak gentar dengan langkah PKS. Upaya PKS mempromosikan Soeharto, kata dia, tak bakal otomatis menggerus suara pemilih potensial Golkar. "Masyarakat sekarang cenderung pragmatis."| Dwi Ryanto Agustiar | Fery Firmansyah


Sumber: Koran Tempo

Anis Matta : Rekonsiliasi Berhasil


Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta, mengatakan partainya berhasil mempertemukan putra-putri pemimpin Indonesia. “Saya kira rekonsiliasi bisa ditangkap semua keluarga pahlawan,” katanya di Jakarta Convention Center, Rabu, 19 November 2008.

Acara yang digagas PKS ini bertema rekonsiliasi. Acara itu dihadiri anggota keluarga mantan Presiden Soeharto, Titiek Hediyati Hariyadi. Anak-anak tokoh pemikir Indonesia lain yang hadir adalah putri Bung Hatta, Halida Hatta, Solahudin Wahid cucu Hasyim Asyari, Bambang Sulistomo dari keluarga Bung Tomo, Agustansil Sahruzah cucu Agus Salim, Amelia A. Yani putri Jenderal A Yani, Anies Baswedan cucu AR Baswedan. Rahmawati Soekarnoputri batal hadir karena jatuh sakit.

Kepada wartawan, Halida Hatta mengaku kurang setuju dengan istilah rekonsiliasi itu. Acara ini, katanya lebih cocok untuk pembelajaran. Tapi, pada prinspnya, Halida menyambut positif acara PKS ini.

Usai acara dialog itu, PKS menggelar acara lagi di Bandung, Kamis, 20 November 2008. Di Bandung mereka akan deklarasi kebangkitan pemuda Indonesia. Selain deklarasi, PKS akan memberi penghargaan kepada delapan pemuda beprestasi. Acara ini, katanya, merupakan rangkaian peringatan Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan.


Sumber: vivanews

Amelia Yani: Kami Tidak Mewarisi Konflik!


JAKARTA, Rabu. Putri pahlawan revolusi Jenderal Ahmad Yani, Amelia Yani, mengenang ayahnya yang mati ditembak saat peristiwa 30 September 1965. Dalam dialog antarkeluarga pahlawan, Selasa (19/11), di Jakarta, Amelia bercerita tentang warisan yang diterimanya dari sang ayah.

Warisan itu berupa nilai-nilai kekeluargaan dan prinsip teguh berjuang untuk bangsa. Ia mengatakan, sebagai anak dari korban revolusi, dirinya tak mewarisi konflik.

Amelia menuturkan, satu pertanyaan yang selalu diutarakan ibu dan selalu timbul dalam benaknya, mengapa Jenderal Ahmad Yani dibunuh? "Saat saya ke Pulau Buru, mereka yang di sana bertanya, mengapa saya ditahan? Saya katakan, pertanyaan itu juga merupakan pertanyaan yang diajukan ibu saya, 'Kenapa Bapakmu dibunuh, apa salah dia?'. Saya katakan di sini, sekarang banyak orang yang mencari popularitas. Kami, anak-anak korban, sudah berdamai. Kami tidak mewarisi konflik dan tidak membawa konflik," kata Amelia.

Ia berharap generasi muda saat ini bisa mewarisi nilai-nilai baik dari seorang pahlawan. Ahmad Yani, katanya, selalu bangga menjadi prajurit yang mati untuk negara. "Mati untuk negara adalah mati yang paling terhormat," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, putra Bung Tomo, Bambang Sulistomo, mengatakan bahwa perbedaan garis politik yang dijalani orangtua, seharusnya tak diwarisi oleh anak-anaknya.

Ia mengatakan, Bung Tomo pernah ditahan pada masa pemerintahan Soekarno dan lebih lama menjalani penahanan pada masa Soeharto. Namun, sebagai anaknya, ia tetap berhubungan baik dengan putra-putri para pemimpin bangsa itu.

"Makanya, tadi saya katakan kepada Mbak Titiek (Titiek Soeharto), urusan orangtua-orangtua, anak sama anak tetap berteman. Bapak saya memang konsisten, kalau tidak sesuai dengan perjuangan 45 langsung dikritik. Mungkin sikap itu yang menimbulkan sikap tidak suka dari mereka yang dikritik," kata Bambang.


Sumber: Kompas Cyber Media

Tifatul: PKS Tidak Mau Mengadili Sejarah


JAKARTA. Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring mengatakan, partainya tidak ingin memperpanjang masalah soal kontroversi iklah yang menampilkan sejumlah pahlawan nasional.

"PKS tidak ingin mengadili sejarah tetapi ingin belajar dari sejarah. Yang baik jadi teladan, dan yang buruk ditinggalkan," ujar Tifatul dalam sambutan acara silaturahmi dengan keluarga pahlawan nasional di Jakarta Convention Centre (JCC), Rabu (19/11/2008).

Selain itu, kata dia, PKS juga enggan memperkeruh suasana politik nasional dengan melakukan lempar batu sembunyi tangan, black campaign, provokasi, dan sebagainya.

"Permasalahan ini (iklan PKS) bukan bukan untuk mengungkit Orde Baru atau Orde Lama, tetapi ingin mendapatkan kehidupan yang lebih baik," tandasnya.

Dia juga menegaskan, PKS bukanlah kroni dari sebuah golongan. Karenanya, dia meminta agar semua pihak tidak lagi memperdebatkan sesuatu yang tidak bermanfaat. "Kalau terus seperti itu, sampai kapan pun kita tidak akan maju," pungkasnya. (teb)


Sumber: Okezone.Com

Pasang Bendera, Kader PKS Tewas Kesetrum


KARANGANYAR.

INILAH.COM, Solo. Seorang laki-laki kader PKS tewas akibat tersengat aliran listrik tegangan tinggi, saat akan memasang bendera di pohon di Jalan di Sucipto, Colomadu, Karanganyar, Surakarta.

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan di tempat kejadian, korban bernama Martono (30), warga Ngasem, Jeten, Karanganyar, tubuhnya terpental dan tersangkut di batang pohon setelah tersengat listrik tegangan tinggi, Rabu (19/11).

Salah seorang saksi mata, Lilik mengatakan, peristiwa itu berawal saat dirinya datang menggunakan mobil bak terbuka dan berniat memasang bendera atribut parpol di sebuah pohon Jalan Adi Sucipto, Colomadu, Karanganyar, Surakarta.

Namun, Lilik bersama korban sempat ragu dalam memasang bendera di atas pohon yang lokasinya membentang kabel listrik tegangan tinggi.

"Saya dan korban sempat ragu untuk memasang bendera itu. Tiang bendera dari bambu cukup panjang dan kuatir kena arus listrik kabel," katanya.

Korban belum sempat memasang bendera tersebut tiba-tiba ada kilatan dari kabel dan korban langsung jatuh terpental serta tubuhnya tersangkut pohon tersebut.

Kejadian tersebut sempat membuat geger sejumlah warga yang kebetulan melintas jalan Adi Sucipto. Sejumlah warga langsung melakukan pertolongan dengan memanggil petugas pemadam kebakaran.

Tim Pemadam Kebakaran Surakarta hanya beberapa menit berhasil melakukan evakuasi jenazah korban dari atas pohon tersebut. Petugas saat melakukan evakuasi sempat membuat arus lalulintas di jalan tersebut macet, karena dipadati ratusan warga yang ingin melihat tubuh korban tersangkut di pohon.

Jenazah Korban kemudian dibawa petugas dan saksi ke rumah sakit guna dilakukan visum.

PKS Learns to Rock


detik.com (20/11/08). Menyandang predikat partai dakwah ternyata tidak selalu membuat PKS kaku dalam menentukan pilihan-pilihannya. Termasuk dalam pilihan selera musik.

Acara Silaturahim dan Dialog Antar Keluarga Pahlawan Nasional yang diadakan PKS di Jakarta, Rabu (19/11/2008) tidak menyuguhkan qasidah, pop Islami, nasyid, atau sejenisnya.

Partai Islam ini justru memilih rock. Musik yang sering diidentikkan dengan kebebasan dan perlawanan. Band pop rock asal Bandung, Cokelat, pun menjadi pilihan PKS sebagai pengisi acara.

Tidak tanggung-tanggung, lagu Indonesia Raya yang biasanya dinyanyikan dengan syahdu dalam setiap pembukaan acara nasional, seakan-akan terlalu konservatif untuk dibawakan secara hening. Tanpa mengurangi makna lagu kebangsaan itu, Cokelat membawakannya dengan beat ngerock, dan para hadirin pun seolah-olah mendapat warna baru dari lagu ciptaan WR Supratman itu.

Bahkan Cokelat berulang kali naik panggung membawakan lagu-lagu bernafaskan nasionalisme dan perjuangan, yang tentu saja tetap ngerock, sebagai selingan ketika berlangsungnya dialog.

"Selama saya membawakan acara, baru pertama kali acara diselingi musik seperti ini," ucap host acara sore itu, Rahma Sarita, sambil tertawa kecil.

Pelebaran Sayap

Presiden PKS Tifatul selalu mengatakan partainya akan terus bergerak ke tengah (nasionalis) meninggalkan citra partai Islam ekslusif (kanan) yang selama ini selalu disangkakan kepada PKS.

"Karena pangsa pasar (pemilih) terbesar itu nasionalis," cetus Tifatul di sela-sela acara.

Tifatul pun mengaku tidak takut partai yang dipimpinya itu akan ditinggalkan pemilihnya karena pergeseran ideologi ke tengah ini.

"Menurut riset pemilih PKS 80 persennya adalah pemilih loyal," ujar pria yang biasa dipanggil Ustad ini.

Iklan hari pahlawan (meski kontroversial) dan mungkin juga musik rock pada sore itu mempertegas partai dakwah ini akan meninggalkan citra eksklusifnya dan mendobrak tradisi lama yang kolot.

Lihat saja sikap Ketua FPKS Mahfudz Siddiq yang seperti menahan tubuhnya untuk bergoyang mendengar hentakan Indonesia Pusaka oleh Cokelat, dan hanya bisa mengangguk-anggukan kepala sambil sesekali bertepuk tangan.

Mahfudz dan beberapa kader lain memang masih malu-malu untuk terlalu berekspresi pada sore itu. Atau jangan-jangan mereka justru masih menyimpan energi agar ekspresi itu diluapkan pada saatnya nanti.

Energi yang bisa saja benar-benar meluap dan siap ngerock di waktu yang tepat di 2009. Yang jelas sore itu PKS sedang belajar ngerock.
------------
sumber: detik.com

Didukung Hidayat, Batik Ludes di Jerman


INILAH.COM, London. Daya pikat Indonesia tidak hanya menarik warga asing ke Indonesia. Asesori dari perak dan produk batik Indonesia yang dipamerkan di 'Import Shop Berlin' diborong pengunjung. Apalagi ketika Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mendukung.

"Masyarakat Jerman memadati Stand Indonesia dan menunjukkan minat yang tinggi pada produk kerajinan tangan dengan desain khas Indonesia dan juga kain batik," kata Sekretaris I Pensosbud KBRI Berlin Agus Priono di sela-sela pameran yang diikuti 540 peserta dari 60 negara di gedung pameran Messe Berlin, London, Kamis (20/11).

Agus mengatakan Import Shop Berlin, adalah pameran tahunan dengan konsep `Pasar Global Produk Lokal yang telah berlangsung lebih dari 40 tahun itu selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat Jerman.

Dikatakannya, dalam pameran ini penyelenggara menawarkan kesempatan 'berbelanja seperti saaat berlibur' tanpa harus ke luar negeri itu, Indonesia menampilkan asesori dari perak dan produk batik kualitas tinggi yang dijual dengan harga bersaing.

Menurut Agus, dari hasil penelitihan yang dilakukan penyelenggara menunjukkan bahwa pengunjung yang harus membeli tiket masuk seharga 9.50 Euro, rata-rata berbelanja sebesar 135 Euro per orang dengan total nilai transaksi mencapai 5,5 juta Euro.

Keikutsertaan Indonesia pada pameran Import Shop Berlin tahun ini menunjukkan peningkatan ditandai dengan banyak peserta yang datang dan juga transaksi penjualan yang terjadi selama pameran berlangsung, ujarnya.

Bahkan Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid dan delegasi yang mengadakan kunjungan kerja di Berlin juga menyempatkan diri berkunjung ke Stand Indonesia dan memberikan dorongan kepada peserta Indonesia.

Menurut Agus, para pengusaha Indonesia yang ikut dalam pameran menilai pameran Import Shop Berlin merupakan sarana promosi yang sangat efektif dan menjanjikan.

Berbekal pada pengalaman, pengamatan potensi pasar dan produk yang diminati pada pameran kali ini, para pengusaha menyatakan minatnya untuk kembali ikut pada Import Shop Berlin 2009, demikian Agus Priono.

Tifatul Sembiring di Sarang Nasionalis


VIVAnews. Sumatera Utara sejak dulu merupakan ladang pertarungan partai nasionalis, Partai Golkar melawan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Partai berbasis agama tidak mendapatkan tempat di provinsi ini, sehingga harus puas di posisi tiga ke bawah.

Pada Pemilu 2004, peraih lima besar dalam adalah Golkar yang meraih 16,29 persen suara, PDIP 14,73 persen, Partai Damai Sejahtera 12,83 persen, Partai Demokrat 11,14 persen dan kelima, Partai Persatuan Pembangunan 7,71 persen.

Peta provinsi ini tentu tak jauh berbeda dengan peta daerah pemilihan Sumatera Utara I yang meliputi Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi. Untuk Pemilu 2009 ini, partai-partai di lima besar yang disebut di atas memasang jagonya masing-masing.

Partai Golongan Karya memasang dua figur ternama. Pada urut 1, terdapat Burhanuddin Napitupulu yang sering disebut sebagai salah satu think tank Golkar itu. Salah satu Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar ini juga adalah Koordinator Wilayah Golkar Sumatera Utara dan Aceh. Burhanuddin didampingi presenter MetroTV, Meutya Hafid, pada nomor urut dua.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memasang mantan wartawan Panda Nababan pada nomor urut 1. Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini kenyang dengan asam-garam organisasi sejak masuk Jakarta tahun 1963. Di bawahnya, terdapat Irmadi Lubis, Wakil Ketua Komisi VI DPR yang membidangi industri dan perdagangan. Irmadi sudah dua periode berada di Senayan.

Partai Demokrat menaruh Abdul Wahab Dalimunthe pada nomor urut 1. Pria kelahiran Rantauprapat ini sebelumnya Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar dan memimpin DPRD Sumatera Utara. Karena maju menjadi calon dari Partai Demokrat, Dalimunthe dipecat Golkar. Pada urut 2, Demokrat memasang Sutan Bhatoegana, bekas sekretaris Fraksi Partai Demokrat di DPR. Bhatoegana selama ini dikenal sebagai salah satu politisi Demokrat yang vokal.

Sementara partai urutan ketiga terbesar di Sumatera Utara dalam Pemilu 2004, Partai Damai Sejahtera, memasang mantan Ketua Bidang BUMN dan Investasi Dewan Pimpinan Pusat Partai Damai Sejahtera, Walman Siahaan. Walman saat ini merupakan Wakil Ketua Komisi XI DPR yang membidangi ekonomi dan pembangunan.

Serunya, meski peta politik Sumatera Utara sangat nasionalis, Partai Keadilan Sejahtera mencoba peruntungannya dengan memasang Presiden partainya, Tifatul Sembiring, pada nomor urut 1. Pria berdarah Batak Karo namun kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat, ini termasuk salah satu dari delapan tokoh PKS yang disiapkan sebagai calon presiden. Akankah Tifatul bisa 'mencuri' satu kursi dari sepuluh kursi ke Senayan?

PKS Imbau Polisi Tangkap Pelaku Penghina Nabi


Jakarta - Salah satu blog yang dihosting di wordpress.com menampilkan gambar yang dibuat dalam bentuk komik yang menghina sosok Nabi Muhammad Saw. Perbuatan itu pun dikutuk oleh PKS. PKS mengimbau supaya kepolisian segera mengusut dan menangkap pelaku. "Kami mengutuk pembuat komik yang menghina orang-orang sakral dalam agama seperti Nabi Muhammad Saw. Jika pelakunya dari dalam negeri, kami mengimbau kepolisian untuk segera mengusut dan menangkap pelaku tersebut," ujar Presiden PKS Tifatul Sembiring dalam acara rekonsiliasi PKS di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (19/11/2008). Menurut Tifatul, perbuatan pelaku itu hanya membuat kisruh saja. "Ini kontra produktif. Kita lagi sibuk membangun kebersamaan dan ini bikin kerjaan kita lagi," ujarnya. Tifatul mengancam jika pelaku tersebut dari luar negeri, maka PKS akan menggelar demonstrasi. Seperti yang pernah dilakukannya ketika ada kasus kartun Nabi yang dibuat surat kabar Denmark beberapa waktu lalu. "Kita akan koordinasi dengan para kader PKS di DPR untuk mengusut kasus ini," jelasnya.

Sumber: DetikCom

Putra Bung Tomo Dukung Iklan PKS


INILAH.COM, Jakarta. Bambang Sulastomo, putra Bung Tomo menilai iklan kampanye PKS yang menampilkann ayahnya sebagai pahlawan nasional bukanlah suatu upaya politisasi terhadap keluarganya. Sebaliknya, iklan tersebut menguntungkan kehidupan bangsa dan negara.

Menurutnya, iklan kampanye PKS, memiliki niat baik. “PKS mencoba menampilkan sosok kepahlawanan nasional agar dapat diteladani generasi muda saat ini,” ujar Bambang di sela-sela acara ‘Silaturahim dan Dialog Antarkeluarga Pahlawan Nasional’, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (19/11).

Ia juga tidak khawatir jika PKS akan mengambil momen menjelang pemilu ini dengan menampilkan sejumlah tokoh dan mengundang keluarga pahlawan nasional untuk menarik simpati massa dari kelompok tertentu.

“Itu hak parpol untuk mengambil momen politik. Kalau ini menguntungkan kehidupan bernegara, kenapa kita tidak mendukung?” ujarnya.

PKS Amputasi Dendam Sejarah


Jakarta, myRMnews. Silaturahmi antar keluarga pahlawan nasional yang digelar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah langkah untuk men-cut off dendam sejarah politik.

Hal itu dikatakan Presiden PKS Tifatul Sembiring kepada wartawan saat acara silaturahmi keluarga pahlawan nasional di Gedung JHCC, Senayan, Jakarta.

“Ini semangat rekonsiliasi. Jangan sampai ada dendam politik, karena elit politik punya massa masing-masing,” ujar dia.

Tifatul juga mengingatkan, bahwa pemilu 2009 mendatang adalah kesempatan terakhir bagi bangsa ini untuk membentuk sistem politik yang lebih bagus.

“Tahun 2009 mendatangakan akan banyak muncul new comer. Acara ini langkah awal PKS agar terjadi islah antar generasi hingga merubah sejarah kedepan,” tambah Tifatul.

Sementara itu, ketika ditanya soal undangan yang diberikan kepada anak sejumlah tokoh pahlawan nasional yang belum berkenderaan parpol, Tifatul mengatakan, undangan ini hanya mempertemukan saja.

“Tidak ada tujuan ke sana (mengundang masuk ke PKS). Mempertemukan mereka saja, itu sudah bagus.

Iklan Baru PKS: The Next Indonesia!


Jakarta, myRMnews. Tak peduli dengan kontroversi iklan politik seri Hari Pahlawan lalu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan meluncurkan iklan terbarunya.

Jika di edisi lalu memunculkan wajah Soeharto sebagai “guru bangsa”, iklan politik PKS yang akan diluncurkan berikutnya tersebut dijanjikan akan lebih “sempurna”.

Masih dalam rangka peringatan 100 Tahun Kebangkitan Nasional, PKS merancang seri iklan berikutnya dengan tema “The Next Indonesia”.

"Kami sudah mendisain seri iklan-iklan politik PKS lainnya sampai Pemilu 2009. Serial iklan itulah nantinya akan menjadi tema-tema kampanye PKS,” papar Sekjen PKS Anis Matta, di JCC Senayan, Rabu sore (19/11).

Yang disebutkan dia hanyalah tema yang akan diangkat dalam iklan politik PKS selanjutnya.

"Pokoknya tentang The Next Indonesia. Tunggu saja," katanya enteng.