jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Selasa, 08 Juni 2010

Wahyudi Datang Ucapkan Selamat

SUKOHARJO. Sehari setelah berakhirnya perhelatan Pilkada Sukoharjo yang berlangsung Kamis (3/6) kemarin, Wahyudi, mantan calon wakil bupati dari pasangan Moh Toha-Wahyudi (Ha-Di) mengucapkan selamat atas kemenangan rivalnya, Wardoyo Wijaya.

Ucapan selamat itu disampaikan langsung di kediaman Wardoyo yang ada di kompleks perumahan Solo Baru (Soba), Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Jumat (4/6). Sehari sebelumnya, Kamis (3/6), Ketua Tim Sukses pasangan Titik Suprapti-Sutarto (TBR-Tarto), Giyarto malah sudah memberikan ucapan selamat.

“Kedatangan saya ke rumah Pak Wardoyo hanya untuk menyampaikan ucapan terima kasih, bukan atas dasar apa pun,” ujarWahyudi, Jumat (4/6).

Wahyudi mengatakan, karena kompetisi dalam persaingan merebutkan kursi nomor satu di Sukoharjo sudah berakhir, tidak ada salahnya masing-masing mantan rival saling mendukung satu sama lain untuk mengawal amanat rakyat Sukoharjo lima tahun ke depan.

Hasil Survei Pilkada Sukoharjo 2010 Pemilih Tak Tergiur Suap

Setelah Kota Solo, dan Kabupaten Boyolali, Sukoharjo merupakan daerah pertempuran ketiga di eks Karesidenan Surakarta dalam perebutan kursi kepala daerah. Partai–partai politik besar saling unjuk kekuatan dalam perhelatan politik lokal, yaitu pemilihan umum kepala daerah (Pilkada). Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Demokrat (PD), dan Partai Golongan Karya (Golkar) tercatat sebagai partai besar berdasarkan hasil pemilihan umum legislatif (Pileg) tahun 2009, disusun partai–partai menengah seperti Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanuara), hingga Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Tiga pasangan bakal calon (Balon) bupati–Wabup Pilkada Sukoharjo 2010, masing–masing adalah pasangan Mohammad Toha–Wahyudi (Hadi) diusung oleh PAN, Demokrat dan PKB; pasangan Titik Suprapti–Sutarto (Tito) dimotori oleh Partai Golkar; dan pasangan Wardoyo Wijaya–Haryanto (Warto) diusung oleh PDIP dan PKS

Berdasarkan perhitungan kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sukoharjo hasil Pileg 2009, ketiga pasangan ini memiliki kekuatan yang imbang. Sehingga hasil Pileg 2009 itu sulit untuk dapat dijadikan dasar melakukan prediksi kekuatan masing–asing kandidat pasangan untuk memenangi Pilkada Sukoharjo yang berlangsung Kamis hari ini. Lagi pula pengalaman di banyak Pilkada hasil Pileg yang melahirkan peta politik daerah tidak selalu signifikan dengan dukungan pasangan calon bupati–wakil bupati yang usung partai politik.

Analisis terhadap kekuatan politik kandidat pasangan cabup–wabup lebih didasarkan pada faktor, ketokohan atau figur; mesin politik, strategi pencitraan dan kekuatan logistik (dukungan keuangan) masing–masing kandidat. Kesemua faktor ini kemudian berhubungan secara sentrifugal dengan karakter dan perilaku politik pemilih pada Pilkada. Semoga data hasil survei ini berguna untuk menentukan langkah dan prediksi pemenangan Pilkada Sukoharjo.

Isu Gender

Masyarakat Sukoharjo memiliki niat yang tinggi untuk berpartisipasi dalam Pilkada. Antusiasme warga mencapai 96,3 persen. Angka ini tidak jauh berbeda dengan hasil survei pada Pilkada Solo lalu yang mencapai 93,5 persen, walaupun ternyata tingkat partisipasi politik warga Kota Solo hanya 71, 6 persen. Tingginya minat warga untuk ikut coblosan lebih didorong oleh kesadaran politik yang tinggi. 85,4 Persen alasan masyarakat mengikuti coblosan adalah untuk mendukung bakal Cabup-Wabup yang paling baik. Akan tetapi apakah mereka akan sampai di TPS untuk memberikan suaranya lebih banyak ditentukan oleh kendala teknis, seperti faktor pekerjaan dan mobilitas mereka di luar daerah. Terkait dengan tingkat partisipasi politik ini, survei Sukoharjo menemukan fenomena warga yang merantau (boro) dan kemungkinan tidak pulang ke kampung karena Pilkada mencapai angka 17 persen.

Sebagaimana diketahui bahwa salah satu kandidat pasangan Cabup-Wabup Sukoharjo 2010 adalah perempuan, yaitu Titik Suprapti, Cabup nomor urut dua yang diusung oleh Partai Golkar. Terkait isu gender, hasil survei menyatakan adanya resistensi terhadap tokoh perempuan yang maju pada Pilkada Sukoharjo 2010. Masyarakat Sukoharjo masih banyak yang menentang tokoh perempuan maju pada Pilkada. 53,8 Persen responden menyatakan tidak setuju tokoh perempuan maju dalam Pilkada Sukoharjo 2010.

Kesiapan Masyarakat

Tiga pekan sebelum Pilkada Sukoharjo digelar, masih kurang dari separuh masyarakat calon pemilih yang telah menentukan pilihannya, yaitu (49,3 persen). Hal ini berarti bahwa pemenangan Pilkada Sukoharjo banyak ditentukan oleh kemampuan kandidat yang diusung oleh partai politik dalam mempengaruhi perilaku pemilih melalui kampanye dan aktivitas–aktivitas lainnya, hingga sampai pada detik–detik terakhir berlangsungnya coblosan. Bagi ketiga kandidat pasangan masing-masing masih memiliki peluang untuk memenangi Pilkada.

Politik uang TIDAK EFEKTIF untuk mempengaruhi pilihan pemilih. Hanya 12,9 persen (Ya) dan 4,7 persen (ragu–ragu) responden yang menyatakan akan mengubah pilihannya bila ada pihak yang memberikan uang menjelang hari H coblosan. Sedangkan mereka yang menyatakan tidak akan mengubah pilihannya sebanyak 82,4 persen. Bagi petualang politik 12,9 persen efektivitas politik uang merupakan peluang yang cukup untuk dapat mendongkrak perolehan suara pemilih. Masalahnya adalah, pada karakter seperti apa dan di mana pemilih yang dapat disuap dengan fulus tersebut. Dari berbagai pengalaman Pilkada yang ada di Solo maupun Boyolali, efektivitas politik uang ditentukan oleh tiga hal; yaitu ketepatan sasaran, tokoh yang mengkoordinir di titik lokasi, dan uang lebih efektif di banding Sembako.

Masih tingginya persentase warga masyarakat yang belum menentukan pilihan pada tiga pekan menjelang coblosan, menunjukkan bahwa persaingan politik ke tiga kandidat pasangan bupati-Wabup pada Pilkada Sukoharjo 2010 sangat ketat. Perebutan pengaruh perilaku pemilih sangat ditentukan oleh keberhasilan masing–masing kontestan dalam memainkan strategi kampanye dan aktivitas–aktivitas lainnya hingga menjelang detik–detik pencoblosan. Pemenang Pilkada Sukoharjo pada saat–saat terakhir dapat diprediksi bila tersedia data perbandingan. Yaitu: efektivitas mesin politik, keberhasilan membangun strategi pencitraan, dan logistik serta dukungan keuangan. Bukankah politik identik dengan uang?


Oleh: Suwardi, Staf Pengajar dan Peneliti pada Laboratorium Kebijakan Publik FISIP, Unisri Surakarta
Sumber: Harian Joglosemar Online

Mensos: Jumlah Penerima Jaminan Sosial Lansia Ditingkatkan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA. Mensos Salim Segaf Al-Jufri mengatakan, jumlah penerima dana jaminan sosial warga lanjut usia akan ditingkatkan pada 2011 dari 10 ribu menjadi 11.250 orang dengan jumlah sebesar Rp 300 ribu per orang setiap bulan.

"Itu masih rencana awal, mudah-mudahan masih bisa dinaikkan. Itu buat lansia yang terlantar yang jumlah seluruhnya sekitar 2,9 juta jiwa," kata Mensos usai peringatan Hari Lanjut Usia Nasional di Istana Negara Jakarta, Rabu.

Sebelumnya, saat memberikan sambutan pada acara itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar dana jaminan sosial bagi kaum lanjut usia ditingkatkan dari sebelumnya Rp 300 ribu per orang per bulan.

Bagaimana Mesin Propaganda Israel Membentuk Opini Dunia?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA. Seperti halnya konflik di wilayah lain, konflik Israel-Palestina juga tidak lepas dari propaganda. Kedua pihak yang terlibat konflik memanfaatkan informasi dan media massa untuk mencapai tujuan masing-masing. Lewat upaya tersebut mereka menghendaki adanya dukungan terhadap penyerangan yang mereka lakukan. Ini dibuktikan dengan ditetapkannya juru bicara dari masing-masing pihak yang berkonflik untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat luas.

Dari sisi Palestina, baik organisasi pembebasan Palestina, PLO, maupun Hamas berupaya semaksimal mungkin untuk mempengaruhi masyarakat bahwa pendudukan Israel tidak bisa dibenarkan. Lewat gerakannya, pendiri PLO terus berupaya menyampaikan informasi kepada masyarakat dunia untuk mendapatkan dukungan. Hal yang sama juga dilakukan para pemimpin Hamas untuk menunjukkan bahwa Israel tidak memiliki hak untuk menguasai Palestina.

Proganda yang dijalankan oleh pihak Palestina cenderung konvensional. Langkah yang mereka tempuh sangat mengandalkan kemampuan para pemimpin Palestina untuk menyampaikan informasi soal situasi yang dihadapinya. Selebihnya, mereka mengandalkan ketertarikan media massa untuk menayangkan gambar maupun informasi soal kesulitan yang dihadapi rakyat Palestina akibat penyerangan-penyerangan Israel. Ini terkait dengan posisi mereka yang sedang diserang. Para pemimpin Palestina, terutama dari kelompok Hamas, harus memperhatikan betul keselamatan dirinya yang selalu menjadi incaran pasukan Israel.

TBR kalah di kandang sendiri, War-To unggul

Sukoharjo (Espos). Pasangan calon bupati (Cabup) dan calon wakil bupati (Cawabup) yang diusung Partai Golongan Karya dan Partai Bulan Bintang (PBB), Titik Suprapti dan Sutarto kalah di tempat pemungutan suara (TPS)-nya sendiri yaitu TPS 10 Langenharjo, Grogol.

Sebaliknya, pasangan Wardoyo Wijaya-Haryanto (War-To) yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menang di TPS yang sama. Sebagai informasi, kedua calon ini mencoblos di tempat yang sama lantaran mereka tinggal di satu RW yaitu RW VII, Langenharjo.

Berdasarkan perhitungan suara yang dilakukan kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) sekitar pukul 13.30 WIB, pasangan Cabup nomor urut dua atas nama Titik Suprapti mengumpulkan suara sebanyak 87 orang. Untuk pasangan nomor tiga (War-To) mengumpulkan suara sebanyak 188 orang. Pasangan nomor satu atas nama M Toha-Wahyudi (Ha-Di) berada di urutan terakhir yaitu 47 orang.


Sumber: Solopos Online

Catatan Kebiadaban Yahudi dalam Alquran

Para ulama tafsir telah sepakat bahwa contoh dari kelompok al-maghdubi 'alaihim (yang dibenci dan dimurkai Allah SWT) sebagaimana terdapat dalam QS Alfatihah ayat 7 adalah kelompok Yahudi/Israel. Hal ini disebabkan oleh perilaku mereka yang mengundang kemurkaan dan laknat-Nya.

Pertama, kaum Yahudi terbiasa dengan mempermainkan ayat-ayat Allah SWT serta mengubah yang halal menjadi haram atau sebaliknya sesuai dengan selera dan keinginannya (QS Annisa: 46). Kedua, mereka terbiasa membunuh para nabi Allah yang mulia hanya karena ajarannya tidak sesuai dengan tradisi dan kebiasaan hidupnya (QS Ali Imran: 112).

Tercatat dalam sejarah, nabi yang dibunuh oleh kaum Yahudi antara lain adalah Nabi Zakaria dan Nabi Yahya. Bahkan, mereka pun mengejar-ngejar Nabi Isa untuk dibunuh meskipun kemudian Nabi Isa diselamatkan dan diangkat oleh Allah SWT ke langit. Yang dibunuh adalah orang yang diserupakan Allah SWT seperti Nabi Isa. Nabi Isa tidak dibunuh dan tidak pula disalib oleh mereka (QS Annisa: 157-158).

Perempuan Aktivis Kemanusiaan Yahudi Masuk Islam

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT. Seorang aktivis kemanusiaan Yahudi asal Maroko, Thali Fahima, Senin 7 Juni, mengumumkan keislamannya di kota Umm Al Fahm, setelah melalui berbagai liku jalan dalam pencarian agama ini. Thali Fahima memilih untuk menyatakan keislamannya di kota Umm Al Fahm karena ia ingin menjelaskan bahwa yang mendorong ia masuk Islam adalah karena ia mengenal baik Asy Syaikh Raid Shalah, pemimpin gerakan Islam di Palestina 1948 yang sekarang diduduki Zionis.

“Ketika pertama kali saya bertemu dengan Syaikh Raid Shalah, saya merasakan dari dalam diri saya sesuatu yang mengguncang jiwa saya, meskipun ia belum mengucapkan sepatah kata pun. Akan tetapi pancaran raut wajahnya dan sikap rendah hatinya benar-benar mendorong saya untuk masuk Islam,” kata dia mengenang pertemuan itu.