REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV. Sejumlah produsen Zionis mengungkapkan kekhawatiranya atas makin meluasnya gerakan boikot dari sejumlah negara Eropa terhadap komoditas Zionis. Kondisi ini mengakibatkan nilai ekspor negara tersebut main menurun. Di sisi lain, gerakan solidaritas terhadap masalah Palestina makin meluas. Pemahaman masyarakat tentang pentingnya gerakan boikot ekonomi terhadap Israel makin baik.
Harian Maarev Zionis, Ahad (29/8) melansir laporan tentang bahayanya boikot ekonomi yang terus berkembang di Eropa. Beberapa bulan terakhir, jumlah perusahaan Eropa melakukan aksi boikotnya terhadap produksi Zionis. Mereka menarik investasinya di sejumlah perusahaan Zionis, disebabkan masalah politik.
Sementara itu, seorang pengusaha Zionis, Daniel Bettini, produsen kaca di wilayah rampasan Ariel menyebutkan, perusahaanya mendapat kerugian yang cukup besar, akibat boikot sejumlah perusahaan di Eropa. Demikian juga dengan Yuve Ben Zupe, pemilik perusahaan plastik untuk kaca di Ariel. Ia mengatakan, nilai ekspor pabriknya ke Eropa, hampir-hampir mandeg.
Sementara itu, Walikota Ariel, Ron Nachman mengatakan, pabrik-pabrik di wilayah ini mengalami pukulan besar. Kita perlu kampanye besar-besaran agar negara-negara pemboikot tidak berpartisipasi dalam proses politik. Harian ini juga melansir laporan ekonomi dari sejumlah perusahaan Zionis di antaranya, Investor minyak Norwegia memutuskan untuk menarik investasinya dari perusahaan Afrika–Israel, Dania Sybase karena keterlibatan mereka dalam pembangunan pemukiman Zionis.
Bulan Maret lalu investor pensiunan Swiss memboikot perusahaan Ilbit Sistems karena perannya dalam pembangunan tembok rasial. Lembaga ini kemudian mengumumkan penjualan obligasi perusahaannya di Iilbit setelah disarankan komisi etis agar menarik investasinya dari perusahaan yang terlibat dalam pelanggaran terhadap perjanjian internasional.
Pada bulan September, dana pensiun Norwegia telah mengambil langkah serupa untuk menarik investasi dari Elbit Zionisme. Mei lalu, Jerman Deutsche Bank mengumumakan menjual seluruh kepemilikan sahamnya di Ilbit, setelah mengalami tekanan dari organisasi yang menentang kelompok dan dalam solidaritas dengan rakyat Palestina.
Sebuah perusahaan raksasa Swedia Obloi, pemilik perusahaan Zionis Multi Lock Co, Ltd, mengungkapkan permintaan maafnya karena perusahaannya berada di daerah konflik. Ia berjanji untuk memindahkan perusahaanya akibat tekanan dari kelompok Kristen Swedia peduli hak asasi manusia.
Pada bulan Juli, perusahaan transportasi Viola Prancis yang bekerja pada operasi light rail di Al-Quds memutuskan untuk menjual saham proyeknya tanpa menyebutkan alasan tertentu. Akan tetapi, belakangan diketahui, penarikan ini berhubungan dengan persetujuan pengadilan Perancis beberapa bulan sebelumnya untuk mempertimbangkan kerja samanya dalam pembangunan setasiun kereta api di Yerusalem Timur, wilayah jajahan 67.
Sumber: Republika Newsroom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar