SUKOHARJO. Program sambung rasa yang diadakan oleh Bupati Sukoharjo Bambang Riyanto memunculkan keberatan bagi para Kepala Desa. Pasalnya, dana untuk kegiatan itu sepertinya ditimpakan ke masing-masing desa. Wakil Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD Sukoharjo, Srijoko mengaku sering mendapat keluhan dari masyarakat terkait program Sambung Rasa tersebut.
“Salah satunya menyinyalir ajang tersebut digunakan sebagai ajang promosi dan kampanye terselubung menjelang Pilkada,” Dipaparkan Srijoko, jika dibebankan ke desa, hal itu memberatkan, karena acara tersebut melibatkan sekitar 100 sampai 1.000 orang undangan dan semuanya menggunakan dana dari desa dan kelurahan.
”Sesuai aturan, jika memang terbukti mencuri start, harus dihentikan, apalagi menggunakan dana desa dengan tujuan tidak jelas,” ujar Srijoko kepada wartawan, Senin (1/3) di kantornya.
Dipaparkan, program sambung rasa itu sudah mulai tahun 2009 kemarin yang dilaksanakan tiap hari Senin, Rabu dan Jumat. Dan bisa diperkirakan setiap agenda acara tersebut bisa menelan anggaran sekitar Rp 3 juta. ”Ini bukan hal yang rahasia lagi dan jika dianggap kampanye terselubung harus dihentikan,” tegasnya.
Agus Ismail, Ketua Fraksi Bintang Persatuan Nurani (BPN) mengatakan hal yang sama, dana sambung rasa memang memberatkan para Kades karena semua acaranya berasal dari dana kas desa, apalagi dengan tujuan tidak jelas dan tidak bermanfaat sama sekali.
”Mesinya Sambung Rasa dihentikan, karena sudah menjelang Pilkada,” ujarnya. (mal)
Sumber: Harian Joglosemar Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar