PAMEKASAN. Anggota DPRD Pamekasan, Madura, Jawa Timur, beramai-ramai belajar mengoperasikan "facebook" setelah alat jejaring sosial tersebut populer di kalangan masyarakat.Para wakil rakyat ini belajar secara sembunyi-sembunyi kepada teman-teman dekatnya di berbagai warung internet dengan terlebih dahulu belajar mengoperasikan internet.
Di Pamekasan, hampir 70 persen dari total 45 jumlah anggota DPRD di Pamekasan memang masih gagap teknologi (gaptek)."Saya masih memiliki 32 teman di "facebook" soalnya baru membuat ini," kata anggota komisi A DPRD Pamekasan, Heidir Rahman, Senin.
Heidir memang bukan termasuk salah satu anggota dewan yang "gaptek" sebagaimana kebanyakan anggota dewan di Pamekasan. Hanya saja, ketertarikannya membuat jejaring sosial "facebook" karena banyak manfaatnya. "Bisa berkomunikasi dengan orang lain dalam bentuk tulisan dan komentar-komentar ilmiah," katanya.
Sementara itu,anggota DPRD Pamekasan dari Fraksi Partai Golkar asal Kecamatan Proppo, Malkan justru mengaku tidak tahu sama sekali tentang apa dan bagaimana jejaring sosial bernama "facebook" tersebut. Selama ini ia hanya berkomunikasi dengan melalui pesan singkat handphone (HP). Selain memang belum bisa mengoperasikan internet, ia juga kurang tertarik dengan jejaring sosial "facebook".
Dari tujuh unsur pimpinan yang ada di DPRD Pamekasan, hanya dua orang saja diantara mereka yang selama ini biasa berkomunikasi melalui jejaring sosial "facebook". Sebut saja Suli Faris, dan mantan Ketua Sementara DPRD Iskandar. Sedang unsur pimpinan lainnya masuk kategori "gaptek" dan belum memiliki alamat email.
Kondisi semacam itu bukan hanya di kalangan DPRD Pamekasan, namun juga di eksekutif Pemkab Pamekasan. Salah satunya di lembaga vital pemkab yang berhubungan dengan komunikasi, yakni bagian humas.Di lembaga ini, sampai saat ini belum memiliki fasilitas internet dan alamat email, meski tugas pokok dan fungsinya berhubungan dengan media.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) Pemkab Pamekasan, Fadjar Santosa beralasan, belum memiliki fasilitas internet karena terkendala anggaran.
Sumber: Republika Newsroom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar