Jakarta. Jelang paripurna Pansus Century muncul wacana voting atau pengambilan suara. Bagaimana gambaran suara jika voting benar-benar dilaksanakan dalam sidang paripurna Pansus Century, Selasa (2/3).
Untuk sementara gambaran suara yang pro kubu Demokrat adalah: 148 anggota DPR Partai Demokrat, PAN dengan 46 anggota DPR, PKB 28 dan PPP 38 sehingga total 260 suara.
Sementara yang kontra kubu Demokrat dan mengambil sikap oposisi atau kritis adalah PDIP dengan 94 anggota DPR, Golkar 106 anggota DPR, PKS 57, Gerindra 26 dan Hanura 17 suara sehingga total suara 300.
Jika semua anggota DPR hadir dalam sidang paripurna itu, hampir pasti kubu Partai Demokrat (SBY-Boediono) kalah sebab 300 lawan 260. ”Inilah yang mungkin bisa membuat kubu SBY panik dan nervous,” kata pengamat politik UGM Arie Sujito.
Anggota Pansus DPR Romahurmuzy mengatakan, gelagat akan munculnya satu rekomendasi bukan berarti suatu pemborosan keuangan negara. “Dalam politik memang ujung-ujungnya kompromi. Di seluruh dunia pun semuanya begitu. Transaksinya adalah transaksi pendapat dan keputusan politik,” tandas anggota DPR dari PPP itu.
Kompromisme itulah yang dikecam mahasiswa karena berarti parpol-parpol itu inkonsisten dan nampak sekali dikendalikan oleh para bos partai. Akibatnya, parpol-parpol tak mandiri dan tercekik kepentingan bos-bos yang mendominasi partai.
“Ini buruk bagi demokrasi,” kata M Subhi Ibrahim MA, Direktur PSIK Universitas Paramadina.
Sejak awal, para pengamat politik dan aktivis memperingatkan partai-partai politik di parlemen agar tidak melakukan politik dagang sapi (deal) karena mereka bakal jadi sasaran protes mahasiswa maupun masyarakat.
“Inkonsistensi setiap parpol di parlemen dalam kasus Century akan membuat geram dan kecewa publik. Selain itu, krisis legitimasi akan mengancam parpol-parpol yang ‘deal’ dalam soal Century itu,” kata A Chozin Amrullah, Ketua Umum PB-HMI MPO Selasa (2/3) pagi. (inilah/rif)
Sumber: Solopos Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar