VIVAnews. Luthfi Hasan Ishaaq, pengganti Tifatul Sembiring di Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih enggan berkomentar prioritas programnya menjadi Presiden PKS. Tifatul kini sudah menjabat Menteri Komunikasi dan Informatika."Saya malah belum menyiapkan apa-apa. Yang pasti PKS itu kan sudah punya rumusan program. Saya siap melanjutkan apa yang telah dirumuskan itu," kata Luthfi melalui sambungan telepon kepada wartawan, Minggu, 25 Oktober 2009.
Luthfi masih enggan menyebut diri presiden PKS sampai benar-benar dilantik dan serah terima jabatan. "Ya, insya Allah, Selasa," ujar peraih gelar Master bidang Islamic Studies dari Universitas Punjab, Pakistan itu.
Kekagetan Luthfi ditunjuk sebagai pejabat sementara presiden partai bisa dimaklumi. Sebab, di PKS, presiden partai bukanlah orang nomor satu atau pemimpin tertinggi.
Menurut Wakil Sekretaris Jenderal PKS Fahri Hamzah, sistem kepartaian yang dianut mendekati sistem parlementer. "PKS itu kan parlementer. Yang dipilih rutin itu majlis syuro," ujar dia.
Setelah terpilih, Ketua Majelis Syura membentuk kabinet. Ketua Majelis Syura menunjuk presiden partai, sekjen, dan bendahara kemudian ditetapkan melalui musyawarah majelis syura.
"Teknisnya, sebagaimana hak presiden pilih dubes kemudian di-sounding ke DPR kan," ujar Fahri.
Pergantian Tifatul kepada Luthfi diputuskan oleh enam orang yang ada di Pengurus Tingkat Pusat (DPTP). Mereka adalah Ketua Majelis Syura Hilmi Aminudhin, Presiden PKS Tifatul Sembiring, Ketua Majelis Pertimbangan Partai Suharna Surapranata, Ketua Dewan Syariah DR. Surahman Hidayat, MA., Sekretaris Jenderal Anis Matta, dan Bendahara Mahfud Abdurrahman.
Sumber: politik.vivanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar