jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Senin, 20 Juni 2011

TERUS MELANGKAH! Pasangan Muda PKS Siap Berlaga di Pilwalkot Yogyakarta

Pasangan muda yang diusung PKS Zuhrif Hudaya-Aulia Reza Sabatian, siap berlaga dalam Pemilihan Wali Kota Yogyakarta periode 2011-2016, yang akan digelar September 2011. Dengan semangat "The Dream Catcher" mereka siap merealisasikan mimpi-mimpi warga Jogjakarta.

Untuk mengenal sosok serta visi-misi Zuhrif Hudaya yang saat ini menjabat sekjen DPW PKS DI Yogyakarta, berikut wawancara Zuhrif Hudaya yang dimuat di koran Seputar Indonesia (SINDO):

Bagaimana anda memaknai Kota Yogyakarta?


Merujuk pada visi-misi yang telah disepakati oleh legislatif, eksekutif dan komponen masyarakat, Yogyakarta merupakan kota pendidikan berkualitas, kota pariwisata berbudaya dan kota jasa yang ramah lingkungan. Mendasarkan pada hal tersebut, kita senantiasa harus mendukung dan mendorong agar selalu lebih baik dan menjadikan Yogya sebagai kota ideal.

Maksudnya Yogya sebagai kota yang ideal?

Idealnya,Yogya tidak lagi dikomparasikan dengan kabupaten atau kota-kota lain di Indonesia. Karena itu sudah tidak pas. Yogya sudah seharusnya memiliki cita-cita yang menggambarkan kekhususan atau kekhasan sebagaimana kota-kota lain di dunia seperti Savannah di negara bagian Georgia, Amerika Serikat, yang mengedepankan nilai-nilai heritage, Penang di Malaysia dan kota-kota lainnya yang menitikberatkan budaya, pendidikan serta nilai kesejarahan. Cita-cita ideal dari Yogyakarta inilah yang harus dimiliki oleh semua komponen yang ada di kota ini.Posisi kepala daerah sangat vital dalam merengkuh, merangkul semua stakeholder untuk meraih cita cita bersama, bukan cita-cita segelintir atau sekelompok orang.

Kepemimpinan seperti apa yang dibutuhkan untuk meraih cita-cita itu?

Yogya tentu butuh leadership yang mampu menekankan dan mengajak pada nilai-nilai pendidikan berkualitas, nilai budaya adiluhung dan nilai nilai kesejarahan. Semua itu harus dijadikan pondasi yang nantinya jadi pijakan bagi kita untuk melompat. Berikutnya, kepemimpinan kedepan harus bisa menjadi suri tauladan dan motor penggerak. Memimpin Yogyakarta akan lebih mudah dibanding daerah lain karena kultur masyarakatnya sangat mudah sekali diajak ke arah yang lebih baik dengan nilai-nilai budaya, kultur kegotong-royongan dan toleransi.


Anda siap merealisasikan cita-cita itu?

Jika itu menjadi amanah, tentu tidak ada alasan bagi saya untuk tidak siap merealisasikan cita-cita itu. Selama ini, saya sudah memiliki pengalaman di pemerintahan selama delapan tahun di legislatif, jadi sedikit banyak sudah tahu dinamika pemerintahan. Legislatif itu kan bagian dari pemerintahan juga. Saya terbiasa mengelola, mendistribusikan dan berdiskusi masalah anggaran. Jika dibanding calon lain, tentu hal itu menjadi nilai lebih saya. Termasuk pengalaman saya dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan beriokrat termasuk wali kota. Apalagi saya pernah jadi pimpinan di Komisi D yang membidangi Kesra (Kesejahteraan Masyarakat), Komisi B bidang ekonomi dan keuangan serta Komisi C bidang infrastruktur. Teman-teman di birokrasi sudah paham, kenal dan mengerti tentang ide gagasan, sikap, tindak-tanduk serta perilaku saya selama ini.

Apa yang mendasari tekad Anda maju di Pilwalkot?


Apa yang menjadi keputusan teman teman (PKS) untuk mengusung saya di kepemimpinan Yogyakarta periode berikutnya dilandasi ibadah saja. Sehingga bertemu dengan siapapun, bersilaturahmi dengan para tokoh, saya anggap sebagai hal yang enjoy-enjoy saja. Karena silaturahmi ada nilai pahalanya, saya menyampaikan ide dan gagasan juga ada nilai pahalanya. Terpilih ataupun tidak terpilih itu menjadi hak masyarakat dan sudah menjadi takdir Allah. Saya hanya bisa berusaha.

Apa yang akan ditawarkan kepada masyarakat jika terpilih?

Saya kira setiap calon akan menyampaikan ke publik bahwa saya akan lebih baik, saya akan teruskan dan menyejahterakan itu pasti. Tidak mungkin calon akan menawarkan untuk menyengsarakan masyarakatnya. Tapi yang perlu dicermati warga Yogya untuk memilih adalah cara mencapai visi tersebut. Kalau saya melihat, problem biaya beban hidup masyarakat kini semakin besar karena terjadi inflasi terus menerus. Kemudian, pendapatan yang diterima stagnan dan konstan. Mereka juga berharap kenyamanan didalam hidup serta lingkungannya. Permasalahan itu, akan menjadi bidikan kami nantinya. Artinya, harus ada pemecahan masalah atas peningkatan pendapatan ataupun pengurangan beban hidup.

Semua itu akan dicarikan solusinya dengan melihat potensi keuangan yang ada di pemerintah. Kami akan mengupayakan agar keuangan daerah dapat terdistribusi secara merata kepada seluruh masyarakat, tidak terpusat pada segelintir atau sekelompok orang. Kemudian masyarakat harus merasa nyaman tinggal di lingkungannya yang rapi dan baik, karena fakta sebagian besar masyarakat Yogya tinggal di perkampungan.

Dari sisi pembangunan fisik apa yang perlu dilakukan?

Sisi fisik ada dua pendekatan. Pertama adalah perbaikan infrastruktur perkampungan dan berikutnya penambahan bangunan yang sifatnya ungkitan. Untuk pembangunan infrastruktur perkampungan dilakukan melalui anggaran berbasis wilayah. Sedangkan guna mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi akan ada pengalokasian anggaran untuk pembangunan yang sifatnya ungkitan.


Pembangunan melalui program ungkitan ini diperlukan agar pertumbuhan ekonomi dapat dirasakan masyarakat yakni terciptanya lapangan pekerjaan dan peningkatan kesejahteraan.

Sumber: DPC PKS Piyungan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar