jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Senin, 08 Maret 2010

Menebak Babak Akhir Century

Satu episode skandal Century telah lewat. Secara politik, skandal Century telah divonis salah. Terbukti dengan 325 suara wakil rakyat di parlemen yang menyatakan bailout Bank Century bermasalah. Tak tanggung-tanggung, suara mayoritas wakil rakyat itu juga menyebut beberapa nama yang harus bertanggung jawab dalam skandal Bank Century, yang salah satunya Wapres Boediono (mantan Gubernur BI) dan Menkeu Sri Mulyani.

Ke-325 suara wakil rakyat itu juga mengalahkan suara yang juga mengklaim wakil rakyat, dalam hal ini parlemen pro-pemerintah dengan jumlah suara 212 yang bersikap bailout Bank Century tidak bermasalah. Bagaimana pun suara parlemen sudah diketok dan bunyinya bailout Bank Century bermasalah.

Secara politik memang keputusan sudah terucap. Tapi itu belum babak akhir kasus Century. Karena jawaban politik dari kubu yang kuat juga terucap. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan warna lain dalam episode skandal Century selanjutnya. Dalam pidatonya, SBY berfatwa, kebijakan bailout dibenarkan. Bahkan dua nama yang disebut tadi, dianggap sebagai putra terbaik bangsa, penyelamat ekonomi dari ancaman krisis.

Dua episode ini kembali membingungkan opini masyarakat. Siapa sebenarnya yang salah. Suara parlemen yang berdasarkan berbagai tahapan penting atau suara presiden yang kembali menegaskan fatwanya sebagai peringatan bahwa sistem pemerintahan negeri ini adalah presidensial bukan parlementer.

Kini babak ketiga sudah dimulai. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah mulai memproses skandal Century. Setidaknya 60 orang saksi sudah diperiksa. Hasil sementara sebagaimana ekspose(gelar perkara) Jumat (5/3) pekan lalu menyatakan, skandal Century mengarah ke dugaan korupsi. Jika hal ini diproses lebih lanjut, bisa jadi, akan menjadi lawan opini presiden yang komitmen pasang badan untuk anak buahnya bahwa kebijakan bailout tidak ada masalah.

Sekarang saatnya menunggu babak akhir skandal Century. Suara mana yang benar. Apa pun hasil babak akhir nanti, suara-suara rintihan nasabah Century akan mencatatnya. Sekaligus hasil babak akhir Century menjadi pelajaran mahal bagi sistem perbankan kita yang karut marut ini. (***)


Sumber: Harian Joglosemar Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar