jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Rabu, 28 Oktober 2009

Muri beri penghargaan pada gubernur termuda


Mataram, (Espos). Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) memberi penghargaan gubernur paling muda kepada M Zainul Majdi, selaku Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Penghargaan untuk gubernur paling muda ini tercatat sebagai penghargaan yang ke-3.947,” kata Manajer MURI Paulus Pangka kepada wartawan di Mataram, Rabu (28/10), beberapa saat sebelum penyerahan rekor MURI itu.

Rekor MURI itu diserahkan kepada yang berhak menerimanya usai upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB.

Paulus mengatakan, Zainul Majdi berhak mendapat penghargaan gubernur paling muda karena saat dilantik sebagai Gubernur NTB, 17 September 2008, usianya baru 36 tahun tiga bulan 17 hari.

“Sebelumnya MURI sudah memberikan gelar serupa kepada Agusrin M Najamudin, selaku gubernur termuda karena menjabat Gubernur Bengkulu periode 2005-2010 pada usia 36 tahun lima bulan,” ujarnya.

Menurut Paulus, MURI mencatat rekor jika mengandung unsur paling, unik, dan langka, serta atas persetujuan yang bersangkutan.

Karena itu, penghargaan yang diberikan MURI kepada Gubernur NTB dengan kategori paling itu terjadi setelah yang bersangkutan merestui dicatat sebagai rekor MURI.

“Itu sebabnya penghargaan gubernur paling muda ini baru diberikan setahun setelah pelantikan gubernur, dan hari pemberian yang bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda ini juga merupakan keinginan penerima penghargaan,” ujarnya.

KH M Zainul Majdi MA atau yang dikenal sebagai Tuan Guru Bajang (TGB) juga merupakan Pemimpin Pengurus Besar (PB) Nahdlatul Wathan (NW) yang lahir di Pancor, Lombok Timur, NTB, 31 Mei 1972.

Ia terpilih sebagai Gubernur NTB periode 2008-2013, saat pemilihan kepala daerah, 7 Juli 2008, berpasangan dengan Badrul Munir, seorang birokrat.

Dalam pemilihan itu, pasangan Tuan Guru Bajang dan Badrul Munir mengalahkan kandidat yang tengah berkuasa yakni Lalu Serinata (Gubernur NTB yang juga Ketua DPD Partai Golkar NTB) dan Husni Djibril (Sekretaris DPD PDIP NTB).

Pasangan lain yang dikalahkan yakni Nanang Samodra (mantan Sekda NTB) dan Muhammad Jabir (Wakil Bupati Sumbawa), dan pasangan Zaini Arony (Sekretaris Ditjen Pendidikan Formal Informal Depdiknas) dan Nurdin Ranggabarani (Wakil Ketua DPRD Sumbawa).

Tuan Guru Bajang dan pasangannya Badrul Munir, meraih suara terbanyak dalam pemilihan gubernur yakni 847.876 suara dari total suara sah sebanyak 2.182.893 (38,84 persen).

Pasangan itu diusung Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang masing-masing memiliki enam kursi di DPRD NTB sehingga totalnya 12 kursi atau mencapai 21,81 persen dukungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar