Sementara jumlah bayi lahir mati sebanyak 141 kasus dari 15.985 kelahiran dan jumlah kematian bayi sebanyak 203 kasus dari 15.844 kelahiran hidup. Angka kematian Balita tak besar, yakni 11 kasusu dari 15.985 kelahiran.Boyolali (Espos). Angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Boyolali saat ini masih tinggi. Dari data yang terkumpul hingga tahun 2009, tercatat angka kematian ibu (AKI) sebanyak 19 kasus dari 15.844 kelahiran atau 119,91/100.000 kelahiran hidup.
Demikian diungkapkan Bupati Boyolali, pada cara Monitoring dan Evaluasi Implementasi Pelaksanaan Kecamatan Sayanng Ibu dan Bayi serta Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi di Pendopo Pemkab setempat, Jumat (23/10).
Ia memaparkan dari 19 kasus kematian ibu, kematian pada masa nifas paling besar yakni 15 kasus. Jika ditilik dari kelompok umur, delapan kasus terjadi pada kelompok umur di atas 35 tahun.
“Jika ditinjau dari tingkat pendidikan, 11 kasus di antaranya terjadi pada ibu dengan tingkat pendidikan SD,” tuturnya.
Penyebab tingginya angka kematian ibu, sambung dia, lebih banyak karena faktor non medis. Diakui Bupati, angka kematian ibu dan bayi berhubungan erat dengan angka kemiskinan. Oleh karenanya, penanganan persoalan kemiskinan secara komprehensif menjadi prioritas pelaksanaan pembangunan Kabupaten Boyolali.
Faktor non medis penyebab tingginya angka kematian ibu, bayi dan balita di antaranya kasus anemia pada ibu hamil dan berat bayi lahir rendah yang mengakibatkan bayi mudah terkena infeksi dan gizi buruk.
Dalam kesempatan itu Bupati menekankan pentingnya gerakan saying ibu dan bayi dalam upaya menekan angka kematian ibu dan bayi. Gerakan sayang ibu dan bayi adalah gerakan yang dilakukan masyarakat bersama pemerintah untuk meningkatkan perbaikan kualitas hidup perempuan dalam berbagai kegiatan.
Sumber: http://www.solopos.com/2009/boyolali/angka-kematian-ibu-dan-bayi-di-boyolali-masih-tinggi-6724
Tidak ada komentar:
Posting Komentar