JAKARTA (voa-islam.com). Presiden SBY benar-benar sangat menghormati, mengutamakan dan mengagungkan Australia. Setidak-tidaknya, hal ini dilakukan SBY dalam hal prioritas informasi. SBY mempersembahkan informasi kepada Australia, bahwa korban tertembak Densus di Pamulang adalah Dulmatin. Padahal rakyat Indonesia belum dapat informasi apapun dari Polri, soal identitas korban penembakan di Pamulang tersebut.
Tindakan Presiden SBY yang cepat-cepat mengemukakan identitas korban tembak Dulmatin di hadapan parlemen Australia dinilai melecehkan publik dalam negeri. Sebab, publik di Tanah Air belum mendapat informasi resmi dari Polri tentang kematian Dulmatin.
"Seolah-olah publik itu dilecehkan, kenapa di luar diumumkan duluan sementara di dalam masih dibuat bingung," kata pakar komunikasi politik Tjipta Lesmana, Rabu (10/3/2010).
Jika informasi yang disampaikan SBY berasal dari Kapolri, kata Tjipta, mengapa Polri juga tidak memberikan informasi cepat kepada masyarakat. Seperti diketahui, Polri baru melakukan proses identifikasi terhadap tiga jenazah yang tewas dalam penggerebekan di Pamulang, Tangerang Selatan, Selasa kemarin. Polri baru mengumumkan identitas pasti tersangka Rabu siang pukul 13.30.
"Kalau 100 persen benar, kenapa Polri tidak cepat di publik dalam negeri?" tanya dia.
Tjipta mengatakan, Australia adalah negara yang cukup membantu Indonesia, baik secara moril maupun finansial, dalam upaya pemberantasan terorisme. Hal ini yang dinilai melatarbelakangi SBY mengungkapkan cepat-cepat identitas Dulmatin ke pihak Australia.
"Australia membantu banyak, Densus kan latihan di sana dan kasih uang," kata dia.
Disesalkan, SBY Lebih Takut pada Bule!
Senada itu, sikap SBY juga disesalkan anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Effendi Choirie. Politisi yang akrab disapa Gus Choi ini sangat menyesalkan sikap Presiden SBY yang lebih dulu mengungkapkan identitas Dulmaltin ke parlemen Australia sebelum rakyatnya di dalam negeri, mengetahui kepastian tersebut.
“Hari ini, orang nomor satu di Indonesia itu lebih memilih mengumumkan kematian teroris, Dulmatin, di hadapan parlemen negeri Kangguru. Aneh memang!" ujar Gus Choi, Rabu (10/3).
Menurut Gus Choi, SBY lebih mementingkan masyarakat dunia internasional dibanding rakyatnya sendiri. Artinya, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu lebih takut pada orang bule ketimbang dengan rakyatnya yang sawo matang.
"Itulah memang SBY. Ini menandakan SBY lebih mementingkan internasional ketimbang dalam negeri. Lebih melayani kepentingan internasional ketimbang melayani rakyat Indonesia sendiri," kritik Gus Choi lewat sambungan telepon, Rabu (10/3/2009).
Gus Choi mengatakan, seharusnya informasi penting itu diumumkan dulu di dalam negeri, baru setelahnya disampaikan ke luar negeri.
"Memberi apa adanya secara terbuka kepada rakyat, baru disampaikan ke luar negeri. Dia kan presiden Indonesia, bukan presiden Australia," kata politisi PKB ini.
Gus Choi menilai, sikap SBY itu dilatarbelakangi kepentingan memperoleh dukungan internasional. Apalagi, katanya, upaya pengejaran dan pemberantasan terorisme di Indonesia juga selalu mendapat dukungan dari negeri Kangguru itu.
"Dia menyampaikan itu ingin memperoleh credit point dan dukungan internasional," tegas Gus Choi. [silum/metro, viva]
Sumber: VOA-Islam.Com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar