jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Kamis, 11 Maret 2010

Tifatul Minta DPR Berhenti Campuri Century

INILAH.COM, Jakarta. Menkominfo Tifatul Sembiring meminta semua pihak khususnya para elit politik di DPR, untuk menahan diri dan istirahat sejenak dari perdebatan panjang masalah Bank Century.

"Legislatif sudah merampungkan tugasnya, sekarang bola di yudikatif, jadi eksekutif dan legislatif tidak ikut campur dulu, sama-sama menghormati ranah masing-masing," kata Tifatul di Jakarta, Senin (8/3).

Menurutnya, semua komponen bangsa berhak menyampaikan aspirasinya secara bebas dan terbuka di era demokrasi saat ini. Ia mengimbau semua pihak agar tidak menimbulkan suasana provokatif, karena masyarakat umum sudah mulai kelelahan menyaksikan suasana debat dan kericuhan setiap hari di forum Pansus DPR-RI, maupun sejumlah aksi demonstrasi yang diliput oleh berbagai media massa secara langsung.

Ia berpesan secara khusus kepada sebagian besar para mahasiswa yang selama ini sangat kritis dalam mencermati masalah Bank Century, yakni agar tetap bersikap siaga dan mengawasi tindak lanjut penanganan Bank Century tapi dihimbau agar menghindari tindakan yang anarkis dan konfrontatif.

Proses kasus Bank Century, kata dia, kini sudah berada di ranah hukum (yudikatif). "Oleh sebab itu biarlah tafsir hukum yang bekerja. Sebab jika tafsir politik bisa bermacam-macam, tiap orang bisa beda," ujar Tifatul.

Mantan Presiden PKS ini berpendapat, hal ini penting disampaikan, karena bila masih berada ranah politik maka hanya akan menimbulkan multi persepsi yang berkepanjangan. Di samping itu, imbauan yang ia sampaikan juga didasarkan pada esensi pidato Presiden Republik Indonesia pada 4 Maret 2010 yang menurut dia, sangat komprehensif dalam menjelaskan sikap pemerintah.

"Presiden tidak pernah sama sekali meremehkan hasil-hasil Sidang Paripurna DPR-RI, dan bahkan menghargainya, sehingga tolong jangan ditambahi dengan embel-embel yang provokatif," ungkapnya.

Bahkan sebagai salah satu wujud apresiasinya, sambungnya, Presiden sama sekali tidak menunjukkan menyerang pihak manapun. Tetapi justru mengajak semua pihak untuk kembali fokus pada kewajiban masing-masing institusi, melanjutkan program peningkatan kesejahteraan rakyat dan bidang ekonomi.

"Jadi teman-teman koalisi juga kami serukan untuk cooling down dulu, berpikir tenang dan tidak emosional, karena kita butuh statemen-statemen publik yang menyejukkan. Kita butuh komunikasi dan konsolidasi yang lebih baik dan tertata ke depan. Harus segera dilakukan sekarang, Jangan ditunda-tunda sampai sudah ada masalah, lalu muncul pertengkaran baru," pungkasnya. [*/mut]


Sumber: Inilah.Com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar