jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Selasa, 29 Desember 2009

Sang Pencerah, Obsesi Hanung tentang Ahmad Dahlan


JAKARTA. Tanyakanlah pada Hanung Bramantyo, obsesi apa yang sejak lama belum ia wujudkan sampai sekarang? Jika Anda berkesempatan bersua, maka sutradara kondang asal Yogyakarta ini bakal memberinya sebuah jawaban, obsesi membuat film Ahmad Dahlan!
"Saya memang sudah sejak lama menginginkan untuk bisa membuat (film) tentang tokoh pergerakan pendiri Muhammadiyah. Karena banyak hal yang bisa didapat dari beliau buat generasi muda saat ini," kata Hanung ketika ditemui Republika di Jakarta, Senin (28/12).

Hanung bersama dengan rumah produksi Multivision Plus saat ini tengah dalam proses untuk meretas obsesi lama mengangkat film biopic tentang Ahmad Dahlan. Suami dari Zaskia Mecca ini telah menyematkan sebuah judul untuk kisah mengenai Ahmad Dahlan, Sang Pencerah!

Untuk mewujudkan filmnya, alumnus Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini mengaku, bukanlah perkara mudah. Setidaknya dalam penggarapan proses skenario, Hanung masih harus bolak-balik mengubahnya. "Sampai sekarang sudah masuk draft keenam. Ternyata skenarionya masih jauh dari kesempurnaan," kata Hanung yang terjun langsung menggarap naskah skenario.

Perubahan-perubahan yang dilakukan itu didapat dari hasil bedah skenario dengan sejumlah tokoh Muhammadiyah maupun mahasiswa pascasarjana yang tengah mengambil tesis soal Kauman dan Ahmad Dahlan.

Hanung mengaku, dibandingkan dengan menggarap Ayat Ayat Cinta (AAC), tingkat keruwetan bedah skenarionya tidak terllau rumit. "Kalau dulu waktu buat AAC kita sampai 1 kali draft, bahkan sempat mengganti skenarionya. Tapi kalau sekarang (Sang Pencerah) mudah-mudahan tidak sesulit seperti AAC," ujarnya.

Dalam skenario film Sang Pencerah ini, Hanung membagi perjalanan hidup Ahmad Dahlan itu ke dalam dua babakan. Babakan pertama ketika Ahmad Dahlan baru pulang dari Makkah. Pada fase ini muncul konflik, seperti ketika Ahmad Dahlan berusaha menggeser arah kiblat di Masjid Kauman.

Babakan berikutnya terjadi keika ahmad Dahlan berusaha mendirikan Muahmmadiyah pada rentang waktu 1912. "Secara keseluruhan cerita dari film ini berlatar pada sejarah yang terjadi pada masa antara 1896 hingga 1912," kata sutradara kelahiran Yogyakarta, 1 Oktober 1975 ini menegaskan.

Hanung mengaku, untuk naskah skenario telah diberikan tenggat waktu hingga 15 Januari mendatang. Sedangkan film ini diharapkan sudah dapat tayang sekitar Juli tahun depan. "Kita akan mengambil momentum 1 Abad Muhammadiyah," ujarnya.

Untuk pemerannya, Hanung mengaku sudah mengantungi sejumlah nama. Di antaranya ada Lukman Sardi yang akan memerankan tokoh Ahmad Dahlan remaja. Lukman dipilih karena memiliki rahang yang hampir sama dengan Ahmad Dahlan. Lalu untuk Ahmad Dahlan kecil dipilih Emir Mahira, sosok cilik yang melejit pamornya lewat film Garuda Di Dadaku.

Selain itu lagi Hanung akan memboyong Ihsan Idol, hingga aktor senior Ikranagara yang akan memerankan ayah dari Ahmad Dahlan. "Yang pasti saya akan mencoba menghadirkan 20 aktor dan aktris bintang senior seperti Alex Komang, Slamet Rahardjo, Jajang C Noer atau Cristine Hakim. Harapan saya film ini bisa menjadi sebuah karya yang memikat secara cerita tetapi juga menarik untuk ditonton," ujar Sutradara Terbaik versi Festival Film Indonesia 2005 dan 2007 ini. (akab/rin)


Sumber: Republika Newsroom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar