Sukoharjo (Espos). Sejumlah pedagang memilih mengacuhkan imbauan dari tim gabungan untuk tidak lagi menjual makanan yang mengandung zat pewarna berbahaya atau makanan yang tidak mencantumkan izin dari BPOM.Sebaliknya, para pedagang tetap nekat menjual makanan-makanan tersebut ke konsumen dengan alasan yang mereka jual tersebut disukai masyarakat. Keuntungan yang lumayan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan para pedagang itu mengambil sikap demikian. Seperti yang dikatakan salah satu pedagang terasi, Suratmi.
Meski tim gabungan telah menginformasikan kepada wanita itu bahwa terasi yang ia jual diduga mengandung rhodamin dan selanjutnya tidak boleh dijual, Suratmi tetap nekat menjualnya. “Sebelumnya saya memang tidak tahu kalau terasi yang saya jual ini mengandung rhodamin. Tapi begitu bapak-bapak dari Pemda (Pemkab) tadi mengatakan kalau terasi ini berbahaya, ya saya baru tahu,” jelasnya ketika ditanya wartawan, Senin (21/12).
Meski sudah tahu, Suratmi mengaku, akan tetap menjual terasi yang ia dapatkan dari Pasar Legi itu kepada konsumen. “Bapak-bapak dari Pemkab tadi memang mengatakan tidak boleh dijual lagi. Tapi saya tidak mau soalnya pembeli suka terasi ini. Kalau yang dijual terasi cokelat cerah seperti anjuran bapak-bapak Pemda, barang dagangan saya nanti tidak laku,” tandasnya.
Hal senada juga disampaikan pedagang lain, Lilis. Penjual makanan kemasan untuk anak-anak ini mengaku, akan tetap menjual dagangannya meski telah dilarang tim gabungan dengan alasan laris.
“Makanan kecil yang saya jual ini adalah produksi rumahan. Jadi ya tidak berbahaya. Toh dua pekan sekali akan diambil lagi oleh penyalurnya kalau belum habis,” ujar dia. Dengan adanya pengantaran dan pengambilan dagangan secara rutin tersebut, Lilis menambahkan, pihaknya menjamin kualitas makanan yang ia jual tetap terjaga dan tidak akan kedaluarsa sehingga membahayakan konsumen.
Sumber: www.solopos.com/sukoharjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar