RAMALLAH. Israel kembali memercikkan api perselisihan dengan Palestina. Negara Yahudi itu mengumumkan akan membangun 700 apartemen di Jerusalem Timur, wilayah yang diharapkan Palestina menjadi ibukota mereka di masa depan.Rencana yang diumumkan Senin (28/12) lalu itu merupakan kebijakan politik baru Israel di bawah kepemimpinan Netanyahu. Menteri Perumahan Israel memastikan bahwa ini adalah pertama kalinya Netanyahu menyetujui pembangunan permukiman Yahudi di Jerusalem Timur.
Para pejabat Palestina mengatakan, mereka tidak akan memulai pembicaraan damai selama Israel masih melangsungkan pembangunan di wilayah yang menjadi sengketa kedua pemerintahan tersebut.
"Selama masih ada tindakan seperti itu, berarti Israel tidak menginginkan pembicaraan damai," ujar negosiator Palestina, Saeb Erekat.
Namun Israel bersikeras bahwa permukiman di Jerusalem Timur tersebut bukan termasuk wilayah yang menjadi perdebatan kedua pemerintahan, akan tetapi termasuk dari ibukota Israel. Pernyataan itu diragukan oleh komunitas internasional.
Perwakilan Obama di Timur Tengah, George Mitchell, berencana mengunjungi Tepi Barat dan Israel pertengahan Januari nanti. Ia sedang mencoba menemukan formula yang tepat untuk memulai kembali pembicaraan damai Israel-Palestina.
Kepala Urusan Pers Gedung Putih, Robert Gibbs, menyatakan baik Palestina maupun Israel harus bersiap melangsungkan pembicaraan damai sesegera mungkin.
Para pemimpin Israel menolak menghentikan pembangunan di Jerusalem Timur, wilayah yang dikuasai Israel sejak perang timur tengah pada 1967. Mereka menyatakan tidak akan menyerahkan sejengkal bagian pun wilayah tersebut kepada pihak lain. (ap/nan/itz)
Sumber: Republika Newsroom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar