jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Selasa, 27 April 2010

Perahu Nabi Nuh Ditemukan?

HONG KONG. Sebuah tim penjelajah evangelis Cina dan Turki mengatakan Senin bahwa mereka mungkin telah menemukan perahu Nabi Nuh di sebuah gunung berketinggian 4.000 meter dari permukaan laut di Turki.

Tim mengatakan mereka menemukan spesimen kayu dari struktur yang diduga merupakan perahu itu di Gunung Ararat di Turki timur. Keyakinan itu didasarkan pada umur karbon pada kayu itu sekitar 4.800 tahun lalu. Pada tahun yang sama diyakini terjadinya banjir besar yang menenggelamkan kampung halaman Nuh.

"Itu bukan 100 persen Bahtera Nuh, tapi kami pikir itu adalah 99,9 persen merujuk ke arah itu," kata Yeung Wing-cheung, pembuat film dokumenter Hong Kong yang merupakan dan anggota tim 15 bentukan Noah's Ark Ministries International.

Struktur memiliki beberapa kompartemen, beberapa dengan kayu balok, yang diyakini sebagai kandang hewan, katanya. Kelompok arkeolog evangelis juga menemukan pemukiman manusia yang didirikan di atas dataran 3.500 meter di sekitarnya, kata Yeung.

Pejabat lokal Turki lokal menyatakan akan meminta pemerintah pusat di Ankara untuk mengajukan status Warisan Dunia pada UNESCO untuk temuan ini. Dengan begitu, situs dapat dilindungi sementara penggalian arkeologi utama dilakukan.

Cerita Alkitab maupun Alquran mengatakan Allah mengirimkan banjir besar setelah melihat bagaimana korupsi dan kerusakan moral saat itu menyuruh Nuh untuk membangun bahtera dan mengisinya dengan dua ekor berlainan jenis kelamin dari setiap spesies hewan. Setelah banjir surut, bahtera itu beristirahat di gunung. Banyak yang percaya bahwa Gunung Ararat, titik tertinggi di daerah itu, adalah tempat bahtera itu berhenti.


Sumber: Republika Newsroom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar