jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Selasa, 27 April 2010

Demi Bertemu Tokoh Idola, Riyadi Rela Jalan Kaki 35 Km dengan Bertelanjang Dada

Biasanya, orang kalau sudah punya nazar akan melakukan apa pun, termasuk tindakan yang mungkin di mata awam aneh. Hal itu pula yang dilakukan Riyadi (35), warga Kampung Sendangrejo RT 2/III Desa Pundungrejo, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo.

Pria bertampang kurus itu rela berjalan kaki sepanjang 35 kilometer dengan keadaan telanjang dada dan bersandal jepit. Tubuhnya dipenuhi lukisan yang bertuliskan Wardoyo-Haryanto dan dengan logo PDIP di tubuhnya.

Maklum saja, lelaki asal Tawangsari itu sejak lama mengagumi tokoh pasangan Cabup dan Cawabup Wardoyo-Haryanto sehingga rela melakukan apa saja asalkan bisa bertemu dengan tokoh idolanya tersebut.

Terik matahari di siang hari tidak menyurutkan niatnya, termasuk tatapan mata orang-orang di sepanjang perjalanan yang menyiratkan tanda tanya. Riyadi tidak menghiraukan prasangka orang lain pada dirinya. Dia tetap berjalan dengan tangan kirinya memegang bendera kebesaran PDIP dan tangan kanannya memegang sebatang rokok.

Lelaki itu berangkat dari Tawangsari pukul 10.20 WIB dengan tubuh penuh tulisan Wardoyo-Haryanto (War-To). Tanpa kecuali, kepalanya juga dicat warna merah, yang identik dengan warna PDIP. Selama perjalanan, lelaki ini dikawal sekitar 10 sepeda motor yang membuntutinya dari belakang.

Setibanya di Jembatan Bacem, Kecamatan Grogol, Sukoharjo tubuh kurus Riyadi terlihat sudah mulai lemas karena panas matahari telah menguras tenaga dan keringatnya. Hanya pandangannya yang masih menunjukkan semangat. Meski demikian, rokok nyaris tak pernah ketinggalan.

Riyadi baru tiba di kediaman Wardoyo Wijaya pukul 14.30 WIB tepatnya di Jalan Merapi. Anehnya, saat Riyadi tiba di rumah tokoh idolanya tersebut, selang beberapa menit hujan turun secara tiba-tiba dan membasahi seluruh tubuh Riyadi.

Bangga

Sekretaris DPC PDIP Syarief Hidayatulah langsung mendatangi Riyadi dan menyambutnya dengan ramah. Selang beberapa menit tokoh yang selama ini menjadi idolanya datang menghampiri dan seolah Riyadi.

“Ini seperti mimpi, saya bisa langsung ketemu pemimpin yang selama ini saya idolakan,” kata Riyadi dengan nafas masih terengah-engah.

Sementara itu, Wardoyo Wijaya mengaku sangat bangga dengan apa yang telah ditunjukkan Riyadi. Hal itu menurut dia, dapat memotivasi saya untuk dapat membuat perubahan besar di Sukoharjo di lima tahun ke depan. (Muhammad Ismail)


Sumber: Harian Joglosemar Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar