jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Selasa, 13 Januari 2009

Survei Puskaptis: PKS 14,21%


Jakarta. Survei politik mutakhir yang dilakukan Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) menempatkan PDI Perjuangan sebagai pemenang Pemilu 2009 dengan dukungan 24,30% responden. Kemenangan ini disusul Partai Demokrat (19,44%), PKS (14,21%), dan Partai Golkar (11,96%).

Direktur Eksekutif Puskaptis Husin Yazid di Jakarta, Selasa (9/12/2008) mengatakan, dalam survei itu responden yang merahasiakan pilihannya sebanyak 21,87% dan yang menyatakan golongan putih (golput) hanya 0,37%.

Adapun alasan responden memilih partai pada pemilu mendatang adalah 36,84% karena melihat kapasitas calon anggota legislatif (caleg), 30,83% karena visi dan misi partai dan caleg, 30,23% karena figur atau karisma caleg, dan 2,11% karena alasan lain.

Survei yang berlangsung pada 24 November hingga 4 Desember 2008 itu dilakukan untuk mengetahui persepsi dan perilaku pemilih terhadap pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2009.

Husin mengatakan, survei itu menunjukkan bahwa 22,64% rakyat membutuhkan perubahan dan pembaruan di bidang ekonomi (kebutuhan pokok murah dan mudah didapat). Sementara rakyat yang membutuhkan perubahan dan pembaruan di bidang lapangan kerja sebesar 21,52%, kesejahteraan 21,17%, pendidikan 14,38%, kesehatan 14,37%, pertanian 2,52%, sosial 1,94%, dan hukum 1,46%.

“Dalam waktu yang tersisa menjelang Pemilu 2009, perbaikan bidang tersebut tidak bergantung pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla lagi, tetapi pada siapa yang menjadi presiden mendatang,” kata ekonom Dr Fadil Hasan yang menjadi pembahas pada pengumuman hasil survei Puskaptis itu.

“Persaingan calon presiden mendatang sangat ketat ditandai dengan kejar-mengejar popularitas,” kata pengamat politik Dr Alfan Alfian menambahkan.

Survei itu dilakukan melalui teknik wawancara langsung (face to face) dengan sampel acak bertingkat (stratified random sampling) kepada 1.355 responden di 33 provinsi, 139 kabupaten/kota, 278 kecamatan, 556 kelurahan/desa, 2.729 RW, dan 29.765 RT serta margin error 3-5 persen dan tingkat keyakinan sebesar 95%. [Inilah.com/bj2]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar