jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu
Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..
Selasa, 13 Januari 2009
Saat Difitnah, PKS Terus Melesat
Antara Daud Rasyid, Matta dan Hamdani
Saya adalah simpatisan PKS sejak 2002. Ketika membaca berita yang dikirim saudara Umar Hamdani, rasa kaget bergelayut dalam hati dan pikiran saya.
Saya juga pernah ikut kajian Ustad Daud Rasyid di Bekasi (2003). Ustad Daud Rasyid memang bersahaja, sederhana, tajam dan terarah dalam memberikan ulasan-ulasannya.
Saya juga pernah turut serta dalam seminar yang diisi Ustad Anis Matta. Kecerdasan beliau amat terlihat dari isi yang disampaikan saat seminar di Bogor tersebut (2006). Dan saya kenal dekat dengan asisten beliau (wakil sekjen PKS).
Rasanya ada yang aneh dari komentar yang disampaikan Umar Hamdani (yang mengaku
aktivis muda PKS). Yang saya tahu Ustad Daud Rasyid cukup konsisten terhadap jalan Islam termasuk bagaimana beliau 'bermusuhan' dengan Nurkholis Majid pada masanya(karena beda yang cukup prinsip) yang notabene Nurkholis Majid adalah pendiri Paramadina(tempat Umar Hamdani dkk ada di dalamnya).
Sementara perbedaan antara Daud Rasyid dan Anis Matta bukan merupakan perbedaan hal yang paling mendasar (aqidah).
Yang lebih aneh lagi, komentar Umar Hamdani (besutan Nurkholis Majid ‘kali ya’) bahwa kader-kader PKS di akar rumput mulai tidak taat dengan petinggi PKS, malas dan ogah dalam menjalankan kebijakan partai.
Saya tinggal di Parungpanjang (Bogor), pada 2004, tercatat kader PKS hanya 50an orang. Pada 2008 ini kader terbina PKS membengkak menjadi 500 orang (sebuah perkembangan fantastis dari telatennya pembinaan yang tidak kenal lelah).
Dari 500 kader tersebut, sebagian besar adalah anak-anak muda lulusan SMA bahkan ada yang masih duduk di bangku SMA (pemilih pemula). Yang meruntuhkan data Umar Hamdani adalah fenomena kerja-kerja kader PKS di Parungpanjang. Bagaimana anak-anak muda tersebut berjibaku membantu menempel atribut kampaye Pilkada Bogor (2008) calon dari PKS sampai pk. 02.00 pagi.
Tidak ada rasa lelah, yang tampak adalah keceriaan, semangat. Tidak tampak pula rasa malas apalagi ogah-ogahan. Mereka sama sekali tidak dibayar, bahkan dari kantong-kantong mereka dikeluarkan dana untuk berpatungan membuat lem.
Direct Selling, program unggulan dari pintu ke pintu PKS juga tetap dijalankan dengan penuh ketaatan, semangat oleh kader-kader PKS. Saya yakin, bila di Parungpanjang saja kadernya semangat, apalagi di daerah lain yang lebih menantang untuk dikelola kader-kader PKS.
Bila komentar Umar Hamdani adalah komentar ilmiah yang didukung data, maka data di atas adalah sebagian faktanya. Rasa malasnya Kader PKS saja begitu, gimana kalau rajinnya? (semoga Umar Hamdani bukan sekadar membual apalagi mengaku mantan aktivis PKS).
Kalaupun terjadi perbedaan pendapat dan cara pandang di antara petinggi PKS, itu merupakan
sesuatu yang wajar. Karena sesungguhnya yang kami taati dan ikuti bukan Ustad Daud Rasyid atau Anis Matta. Namun yang kami taati dan ikuti adalah hasil syuro.
Majelis Syuronya (99 orang) yang Insya Allah masih selalu memutuskan setiap perkara
dengan hati dan nuraninya berdasarkan kepahaman agamanya yang selalu disandarkan kepada pedoman hidup kita, Al-Quran dan As-Sunah.
Ustad Daud Rasyid kami mohon tetaplah anda kritis kepada para petinggi PKS agar mereka tetap istiqomah dan lurus dalam setiap tindakannya.
Kepada Anis Matta, teruskan ide-ide brillian Anda, kami sangat yakin seyakin-yakinnya Anda tidak akan menjerumuskan kami kader dan simpatisan di bawah.
PKS dan kadernya tetap solid, bahkan sangat solid. Tidak ada yang mampu memporakporandakan kesolidan kami kecuali datangnya ajal (kematian), karena sesungguhnya kita tidak sedang berpolitik, tetapi sedang berdakwah.
Cara-cara Umar Hamdani adalah cara-cara basi menjelang pemilu 2009, Wahai Kader PKS mari kita doakan Umar Hamdani agar benar-benar kembali ke jalan Islam dan memahami dengan benar dan utuh tentang sejatinya PKS, sebagaimana kita memahami PKS. Allahu Akbar.
Casim Abdurahim, ahnaf104@yahoo.com
http://smsplus.blogspot.com/2008/12/saat-difitnah-pks-terus-melesat.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar