cuma sayangnya, banyak sekali komentar yang tendendius disampaikan tanpa melihat akar masalah yang rumit dibalik itu semua
untuk itu, kami mencoba menguraikan satu sudut pandang lain yang kiranya dapat jadi suatu masukan bagi masyarakat untuk dapat memahami masalah besar di baliknya
karena jgn sampai kita salah arah dalam menyikapinya! soal masalah suap LHI kita serahkan pada proses hukum yg ada, tapi jgn sampai justru kita membuka tangan2 negara kapitalis, khusunya USA kembali mengoyak2 kedaulatan ekonomi/menjajah kita dibalik isu pembukaan kran impor bagi produk2 mereka
Rakyat harus pahami, ada niat baik dari pemerintah khususnya PKS untuk melepas penjajahan ekonomi yang terjadi sekarang ini!
Apa kita merdeka secara ekonomi......?
Tambang emas 95% dikuasai Freeport dan Newmont, tambang mineral lain 75% dikuasai asing, Batubara 75% dikuasai asing, Minyak 85% dikuasai asing, sebanyak 48% dikuasai Chevron. Perkebunan 75% dikuasai asing, perbankkan 60-70% dikuasai asing.
APBN dibiayai dengan utang LN, SUN, obligasi sebagian besar dibeli asing.
Real estate, property dibangun dengan kredit konsumsi. Masyarakat belanja dengan kartu kredit. Semua utang! pengerukan perlahan-lahan melalui perbankkan asing langsung dan dana asing dalam perbankan nasional.
Tolong kiranya rakyat dapat melihat pada nyatanya kita terjajah, dan harus ada usaha untuk merdeka
pada fatanya saat skr ini justru program menuju swasembada negara kita sedang diserang oleh negara2 kapitalis khusunya USA.
beberapa tahun lalu kekawatiran2 terhadap masalah2 yg terkait dgn hal ini sdh dilontarkan banyak pihak, Heinrich Böll Stiftung dan BUND para negara2 maju harus melakukan perubahan politik pertanian mereka.
“Subsidi untuk produksi daging secara intensif harus dihapus”
politik pertanian yang demikian seringkali berimplikasi pada tekanan2 politik negara maju itu pada negara2
yg terkait dgn industri peternakan seperti Brasil, Argentina, Paraguay, Kamboja atau Ethiopia, yg terpaksa mendorong penduduknya untuk menanam kedelai sebagai penunjang industri peternakan negara maju itu.
dan jika menolak menerima ancaman politik. selain diancam, hak-hak politiknya dibatasi.
apalagi skr “Pemerintahan Obama berkomitmen melindungi hak-hak petani padi, petani, peternak, dan prosesor untuk bersaing di lapangan”
ada suatu subsidi yg sangat besar dr pemerintah negara2 tsb pada peternak! jgn aneh kalo di beberapa negara itu daging sapi harganya dibawah sayuran! wow
mari kita tinjau masalah2 yg timbul sebelumnya :
jgn sepelekan soal daging, sengketa awal ini terjadi karenanya
Amerika Serikat mengancam membawa Indonesia ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) jika tidak juga mencabut kebijakan pembatasan pada produk hortikultura dan daging impor.
Perwakilan Dagang Amerika Serikat Ron Kirk memberikan batas waktu kepada Indonesia selama 60 hari untuk menanggapi gugatan tersebut. Jika tidak, Amerika Serikat akan meminta panel sengketa perdagangan untuk membawanya ke tingkat WTO.
Sengketa dagang ini berawal dari eksportir Australia yang berjuang untuk melakukan reekspor (mengembalikan) 100 kontainer daging beku. Daging milik perusahaan eksportir yang berbasis di Perth (Australia) Allegro Meats tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta selama enam bulan, karena masalah kekacauan dokumen Bea dan Cukai. Ada pula yang menyebutkan hak itu disebabkan masalah kuota impor. Sebanyak 23 kontainer terpaksa direekspor dan membuat kerugian US$ 1 juta dari biaya pelabuhan dan jatuhnya harga.
SEBELUM LEBIH JAUH, bisa dilihat disini kearoganan mrk pada kedaulatan kita, sederhana saja, mengapa
harus diekspor daging tersebut tanpa melihat peraturan yang sedang berlaku di INDONESIA ?
Atau justru mereka otak yang berdiri di belakang mafia impor kita selama ini?
Lupakah kita ketika harga daging anjlok gara2 daging mereka, hingga para peternak kita merugi dulu?
“Pemerintahan Obama berkomitmen melindungi hak-hak petani padi, petani, peternak, dan prosesor untuk bersaing di lapangan. Kami akan terus membuat kejelasan pada mitra dagang kami bahwa kami akan berjuang mendukung setiap pekerjaan yang terdampak akibat hambatan luar negeri yang tidak adil,” tutur Kirk.
Eksportir buah Australia, David Minnis, juga menyatakan kekecewaannya terhadap kebijakan impor yang baru oleh Indonesia. Ketua Asosiasi Eksportir Hortikultura Australia mendukung langkah Amerika Serikat untuk membawa masalah ini ke WTO.
“Pendaftaran dan perizinan importir meninggalkan banyak pertanyaan. Masalah penetapan kuota, ketentuan di mana hanya barang-barang tertentu dapat datang dari Pelabuhan tertentu di Indonesia. Saya rasa itu semua bertentangan dengan aturan WTO,” ujar David Minnis.
Pemilik Allegro Meats, Geoff Banteng, juga menyambut positif langkah Amerika Serikat yang membawa kasus ini ke WTO. “Kami menerima, seperti yang diketahui, izin impor yang sah ditandatangani oleh Direktur Jenderal Perdagangan dan dicap,” ujarnya.
yakin pasti ada aturan-aturan lain di dunia yang menghentikan usaha orang lain seperti itu. “Ini seperti tanah gangster,” katanya. Eksportir hortikultura mengatakan Cina telah membanjiri pasar Indonesia dengan buah dan sayuran yang murah dengan jumlah sekitar 500 juta ton.
Anggur Australia akan menjadi produk eskpor ke Indonesia pada Februari mendatang, yang pertama sejak pemberlakuan pembatasan impor hortikultura. “Dua bulan setelah peraturan berlaku, tidak memiliki dampak langsung pada perdagangan, tapi tetap menjadi perhatian,” ujarnya. Namun, upaya membawa ini ke WTO akan memakan waktu lama. Ia berharap ada pemecahan masalah yang lebih baik dan lebih cepat.
DISINILAH SAYA INGIN RAKYAT MELIHAT MASALAH YG SEBENARNYA, apakah pantas dan wajar usa melakukan tsb sdg dng kata2 mengancam?
menghadapi ancaman ini tidak seperti dulu yg sering tdk percaya diri jika berhadapan pada usa kali ini pemerntah kita justru berkeras akan menghadapi ancaman tersebut dgn segala prosedur yang ada
tumben percaya diri, malah pemerintah kita melontarkan alasan2 yang tampaknya sangat memojokkan usa utk berharap banyak pada proses di wto yg dikatakan usa sblmnya
pada intinya protes usa tsb yg katakan Duta Perdagangan Amerika Ron Kirk mengeluhkan proses ekspor ke Indonesia menjadi berbelit-belit setelah muncul aturan pembatasan impor. Dia merasa kebijakan Indonesia ini bertentangan dengan tujuan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, yang ingin melindungi hak-hak petani di AS.
justru dpt dimentahkan oleh pemerintah kita dgn membeberkan fakta2 yg nyata! dan kelihatannya usa tdk percaya diri tuntutan mrk akan berhasil di wto dan menginginkan dapat dipecahkan oleh mekanisme bilateral.
adapun alasan2 tsb”
pada faktanya justru as yang menjadi penyebab masalah ini, banyak negara lain juga sudah mempermasalahkan/
karena apa? kembali pada awal bahasan Amerika terlalu besar memberikan subsidi pertanian/peternakan mrk
Negeri Paman Sam itu lebih sering melanggar aturan dagang internasional dengan memberi subsidi berlebihan pada petani mereka.
,,,,,,,,,? usa pun terdiam tanpa kata sdikitpun
mengapa usa spt nya brusaha ada penyelesaian bilateral? knp tdk percaya diri menunggu wto dgn alasan
akan terlalu lama! BUKANKAH prosesnya demikian sejak dulu?
bukankah dalam kasus cengkeh ke sigaret kita juga perlu 2 tahun membereskannya? knp takut prosedur?
ikutilah aturan mas….
Indonesia yang susah payah memasukan buah manggis ke Australia. tidak logis jika harus menempuh
waktu 6 tahun hanya untuk memasukan produk manggis ke Australia. “Untuk manggis masuk ke Australia
itu saja 6 tahun Indonesia bisa masuk dengan segala rantangan yang tidak rasionil.
“Sesuai ketentuan WTO, setiap negara memang berhak melakukan itu dan indonesia msh dlm tkt yg wajar!” justru usa yg akan bermaslah di WTO nantinya!
“Ini kan mengatur, peternak kita ini peternak miskin. Perlindungan itu JELAS dibolehkan,”bandingkan dgn peternak mrk semakin membuat Amerika goyah”
Repotnya lagi KAMI lihat, banyak pemberitaan yang berkomentar tidak paham mengenai distorsi harga produk impor yang disebabkan subsidi ekspor pemerintah negara produsen dengan naif dan gampangan menyebut petani Indonesia tidak kompetitif dan kalah efisien.
“Dampaknya untuk petani/pternak kan jelas. Harga produk pertanian/ternak yang kalah dari harga impor menyebabkan pertanian/ternak tidak lagi menarik karena biaya produksi tidak seimbang dengan harga yang diterima petani.
Kalau sudah begitu, petani ya tidak mau tanam/ternak karena risikonya rugi…. ingatkan dulu saat harga daging anjlok dan peternak kita merugi.
lihatlah kecurangan AS. Sambil berkampanye lewat WTO yang melarang negara-negara berkembang memberikan subsidi kepada
sektor pertanian/pternakan, AS terus mengucurkan dana subsidi ke sektor pertanian/peternakannya. Otomatis,
daya saing komoditas pertanian/peternakan AS pun sangat kuat. Bisa melibas komoditas pertanian negara lain.
tanyakan pada usa bukankah subsidi mrk yg sangat besar tsb yg justru dilaporkan berkali2 negara lain pada wto?
harusnya pemerintah kita bisa menuntut balik mereka yang mempunyai subsidi jauh lebih besar dibandingkan kita,” #maafkansaja
pemerintah Indonesia harus bersikap tegas terhadap perdagangan curang yang dilakukan AS terkait komoditas ekspor yang
banyak diperlakukan tidak adil oleh AS. Bila perlu, pemerintah Indonesia bisa melakukan boikot kepada komoditas asal AS.
Alasannya, banyaknya komoditas ekspor yang dijegal oleh Amerika Serikat bakal mengakibatkan ekspor Indonesia tidak berkembang.
apakah krn AS kalap karena sulit melepaskan diri dari krisis ekonomi. Akibatnya, mereka mencoba mengatur perekonomian dunia dgn tuduhan2 yg balik menghantam mrk? stop demi kedaulatan kita LAWAN!!!!!
lihat usaha2 USA menjegak produk kita
Crude Palm Oil (CPO) yang dijegal hanya utk lindungi kedele mrk……
yg lucunya ada kroninya jegal dgn alasan mengganggu kesehatan mencoba fitnah! krn mrasa difitnah kitapun minta bukti
hasil penelitian mrk yg membuktikan cpo itu mengganggu kesehatan!…. mrk malu, gak bisa kasih bukti
tengok komoditas Indonesia yang dihadang masuk AS antara lain, pulp & paper, CPO, rokok kretek, tekstil dan yang terbaru adalah udang hasil budidaya.
Setiap tahun, AS memang mengalami defisit dalam perdagangan dengan Indonesia. Namun jumlahnya tidak besar. Sementara AS mengeruk kekayan Indonesia dalam jumlah besar.#jangan fitnah jgn serakah
untuk itu perlu pengertian rakyat yg mendalam dalam menyikapi semua masalah ini jangan sampai salah
sebagai tambahan ada sedikit masukan buat pembaca tentang bahaya gerakan negara2 kapitalis tsb pada kita:
HATI2 ADA MISI PENJAJAHAN DIBALIK PERDAGANGAN BEBAS
sdikit saya ajak pembaca melihat sejarah beberapa tahun sebelumnya
Bagaimana SKENARIO BESAR dengan subsidi yang diberikan negara-negara produsen gula sehingga membuat gula itu murah di pasar internasional dan membuat pasar Indonesia masih memberi untung buat yang berniat memasukkan gula ke Indonesia?
“Gula impor harganya murah karena disubsidi habis-habisan ekspornya oleh negara produsen, India dan Thailand.
Saya sudah pernah ke Thailand dan melihat sendiri bagaimana Pemerintah Thailand memproteksi industri gula mereka.
DI dalam negeri konsumen disuruh membeli gula dengan harga mahal, tetapi untuk ekspor disubsidi sehingga harganya murah.
Untuk produksi, petani dikasih subsidi kredit. Itu sebabnya juga ekonomi Thailand cepat pulih,
sementara di Indonesia pemerintah kelihatannya tidak BERANI melakukan kebijakan salah ini, tapi umum dilakukan negara lain utk lindungi petaninya walau salah.
salah satu alasan yang dikemukakan pemerintah ada ketakutan memberi subsidi terkait perdagangan internasional, makanya jgn pula disaat pemerintah dgn PKS nya mulai berubah kita malah ikut menyerang dengan alasan yg salah.
ketika Indonesia meminta bantuan IMF setelah Indonesia terkena krisis moneter tahun 1997 ( ingat pak harto spt berat hati saat tanda tangani perjanjian sdgkan si petinggi IMF dgn sombongnya dengan tangan di dada)
, salah satu syarat yang diajukan IMF adalah penghapusan semua subsidi yang berhubungan dengan pertanian dengan alasan subsidi mendistorsi pasar
serta tidak sejalan dengan WTO. Nyatanya, praktik subsidi pertanian inilah yang menjadi bahan perdebatan antara negara kaya Amerika Serikat dan Uni Eropa (UE) melawan negara-negara berkembang yang tergabung dalam Kelompok-21 yang dimotori Cina, India, dan Brasil.
Amerika Serikat dan negara-negara anggota UE menyubsidi secara langsung petani mereka sejumlah 300 miliar dollar AS (lebih dari Rp 2.400 triliun) per tahun dalam bentuk bantuan tunai untuk setiap produksi yang mereka hasilkan maupun untuk subsidi ekspor. Dengan subsidi tersebut, harga produk pertanian seperti biji-bijian, buah-buahan, sayuran, DAGING, dan susu, menjadi sangat murah.
Tidak mengherankan bila apel Washington asal Amerika di Indonesia harganya bisa hanya sekitar Rp 13.000, lebih murah dari apel batu asal Malang, Jawa Timur. Hal yang sama juga terjadi pada kedelai, jagung dan produk-produk pertanian/PETERNAKAN lainnya.Dampaknya, petani di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, tak mampu bersaing.
“Harga jagung impor Rp 600 sekilo, sementara harga produk lokal harus Rp 900 baru petani bisa untung. Itu pun belum tentu semua petani bisa mendapat harga tersebut karena ada kalanya jagung petani itu tongkolnya tidak berisi penuh, karena terlambat memupuk seperti sekarang sebab pupuk urea tidak ada di pasar,”
anehnya lagi apa krn sdh dibayar para kapitalis itu , banyak pemberitaan yang tidak paham mengenai distorsi harga produk impor yang disebabkan subsidi ekspor pemerintah negara produsen dengan naif dan gampangan menyebut petani Indonesia tidak kompetitif dan kalah efisien.sungguh kasihan petani/peternak
“Dampaknya menyakitkan sekali Harga produk pertanian/ternak yang kalah dari harga impor menyebabkan pertanian tidak lagi menarik karena biaya produksi tidak seimbang dengan harga yang diterima petani. Kalau sudah begitu, petani/pternak ya tidak mau tanam/ternak karena risikonya rugi.
Mereka, terutama anak-anak petani yang umurnya 20-an tahun, lalu memilih menjuali tanah-tanah pertanian mereka, yang luasnya setengah atau seperempat hektar. Uangnya lalu dipakai modal untuk bekerja di Jakarta atau jadi TKI dan TKW.
pada intinya jangan lupakan sejarah!!!
Ketika para kapitalis tersebut INGIN menjajah kita lagi lewat perekonomian dgn pasar bebasnya apalagi dengan cara fitnah dan segala macam alasan yg dibuatnya, satukan tekad LAWAN MEREKA!!!
Siapa kaki tangan kapitalis2 di negeri kitai? ya, para importir2 itu. hati2 dengan keinginan mereka yang
gerah dengan sikap PKS mengurangi impor daging tersebut.
Sikapilah dengan bijak, jangan sampai salah menilai
Terima Kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar