Meski proses hitung cepat Pilkada Sumatera Utara (Sumut) masih
dilakukan hingga artikel ini dipublish, namun -dengan kisaran suara
masuk sebesar 91 persen- dipastikan bahwa pasangan nomer urut 5,
Gatot-Tengku Erry, akan mengunci kemenangan atas lawan-lawan politiknya.
Kemenangan (sementara) pasangan Gatot-Tengku (Ganteng), dengan raihan
sekitar 33 persen, yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
semakin menegaskan tidak adanya efek gonjang-ganjing korupsi yang tengah
membelit para elite PKS.
Sebelumnya, pada gelaran Pilkada Jawa Barat (Jabar), pasangan yang
diusung oleh PKS, yakni Aher-Dedy, juga meraih kemenangan yang sama. Ini
menjadi cerminan bahwa sentimen negatif terhadap PKS di tingkat
nasional tidak berimbas hingga ke tingkat daerah-daerah.
Hasil berbeda kembali dialami oleh calon yang diusung oleh Demokrat,
dengan kemiripan yang nyaris sama persis. Pada Pilkada Jabar, pasangan
Dede Yusuf-Lex Laksamana, yang menurut hasil survei berada di posisi
kedua, justru harus puas meraih posisi ketiga, di bawah pasangan
Rieke-Teten yang diusung oleh PDIP.
Pada Pilkada Sumut, menurut survei LSI terakhir, pasangan yang
diusung Demokrat diprediksi akan menjadi kuda hitam dengan elektabilitas
yang terus meningkat, dan berada pada posisi ketiga mengungguli
pasangan yang diusung oleh PDIP.
Fakta versi hitung cepat sementara, pasangan Amri-RE Nainggolan
justru dipecundangi oleh pasangan dari PDIP, Efendi-Jumiran, dan bahkan
-sementara- harus tercecer di posisi keempat.
Jika sentimen negatif dari dampak korupsi para elite nasional seakan
tak berlaku bagi PKS, hal yang sebaliknya dialami oleh Demokrat.
Tercatat pasca penetapan Anas Urbaningrum sebagai tersangka oleh KPK,
pasangan Demokrat telah dua kali secara berturut-turut dipecundangi di
dua daerah yang berbeda.
Khusus untuk Pilkada Sumut, wilayah ini oleh banyak pengamat
dipandang cukup mewakili peta politik secara nasional. Berbeda dengan
wilayah Jawa Barat yang homogen, Sumut cenderung heterogen. Dihuni oleh
ragam etnis, suku dan agama. Peta ke-Bhinekaan Indonesia diwakili dengan
baik oleh daerah Sumut. Sehingga wajar bila hasil di Pilkada Sumut
sering dijadikan bahan masukkan serta analisa berbagai partai politik di
Indonesia.
Berkaca dari dua hasil Pilkada, Jabar dan Sumut, maka sewajarnya bila
partai Demokrat harus hati-hati dalam mengarungi lautan Pileg 2014.
Hasil kurang memuaskan di kedua Pilkada memberikan gambaran bahwa ada
efek “tsunami” dahsyat dari kasus korupsi yang tengah menerpa Demokrat.
Bukan tak mungkin, jika tak segera dibenahi, Demokrat akan mengalami kekalahan telak di tingkat nasional pada Pileg 2014.
Sebaliknya, hasil positif dari dua Pilkada yang diraih oleh PKS cukup
memberi bukti bahwa PKS masih layak ditempatkan sebagai “kuda hitam” di
Pileg 2014 mendatang.
Hasil di dua Pilkada terakhir bisa dijadikan sebagai momentum awal
bagi kebangkitan PKS, yang akan dengan cepat direspon oleh para kader
PKS di daerah dari raihan positif pada gelaran dua Pilkada terakhir.
Akankah PKS menemukan kembali momentum kebangkitannya hingga ke
tingkat nasional, dan akankah “tsunami” yang menimpa para kader Demokrat
berimbas hingga ke tingkat nasional? Jawabannya perlu kita simak
satu-dua Pilkada, yakni di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Meski
hasil akhir baru lah akan terbuka lebar pada Pileg 2014.
Selamat untuk Sumatera Utara.
Selamat menikmati hidangan.
Ditulis sebagai tanggapan atas hasil Pilkada Sumut 2013-2017.
Sumber: Kompasiana.com
jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu
Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar