Oleh : Arif Atul Mahmudah Dullah
Kompasiana.com. Terimakasih kepada Anis Matta , karena kata konspirasi
yang anda ucapkan telah (seharusnya) membangkitkan satu Kesadaran Baru
bagi kita sebagai sebuah bangsa. Kesadara Baru, bahwa sebagai bangsa
yang sedang tumbuh, akan ada “orang lain” yang memandang ini sebagai
ancaman bagi “mereka”. Terlebih lagi, bangsa ini diperkirakan akan
menjadi kekuatan baru di dunia.
Jadi, kata Konspirasi adalah Ide Besar tentang kesadaran akan musuh.
Dan kesadaran ini adalah kesadaran yang mutlak harus ada pada setiap
anak bangsa. Tidak boleh tidak. Sebab bangsa yang tidak pernah
mendefenisikan musuhnya secara jelas, minimal akan menghadapi dua
masalah besar.
Pertama, ia tidak akan menyadari bahwa dirinya sedang “dikerjai” oleh
musuh. Tapi ia merasa bahwa hidupnya berjalan normal saja, tanpa ada
apa-apa yang terjadi. Kedua, ia akan sibuk dengan urusan-urusan internal
pribadinya, lalu merasa seolah-olah masalah-masalah itu ad masalah yang
terlampau besar. Lalu, sebagai bangsa, akhirnya lupa bahwa kita harus
terus menciptakan pertumbuhan demi “mencegat” ketertinggalan kita dari
bangsa lain.
Sebelum Soekarno memunculkan ide tentang revolusi melawan penjajah,
bangsa ini hidup santai, tanpa sadar bahwa mereka sedang dijajah. Tapi
kesadaran akan musuh yang dihembuskan oleh Soekarno, tiba-tiba
membangunan mereka, bahwa sebagai bangsa, kita bisa berdiri di atas kita
sendiri, dan tidak boleh dijajah oleh siapapun di atas tanah air kita
ini. Lalu lihatlah, energi persatuan dari kesadaran akan musuh, telah
mengantarkan bangsa ini pada kemerdekaannya.
Jadi jika Anis Matta disebut “Soekarno Muda”, maka dalam tema
konspirasi ini, ia telah “mewakili” Soekarno. Ia menghentak kesadaran
akan musuh itu kepada kita semua, sebagai sebuah bangsa.
Selamat berjuang pak Anis Matta. Saya tidak sabar menunggu-nunggu,
sebagaimana yang pernah anda “janjikan”, bahwa Konspirasi ini akan Anda
jelaskan di HUT RI mendatang. Sekali lagi, saya tidak tetarik untuk
mendengar tentang Konspirasi kepada PKS, tapi bawalah tema ini pada kita
semua sebagai bangsa. Agar bangsa ini, kembali berbaris rapi dan indah
untuk menyongsong kehidupan yang lebih baik dan bermartabat dimata dunia
Salam cinta dari saya untukmu pak Anis Matta. “Himpunkanlah lagi,
daun-daun yang berserakan ini”. Begitulah kalimat yg pernah anda tulis
dalam sebuah buku Anda yang pernah saya baca beberapa tahun lalu...
Sumber: PKS Makassar
jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu
Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar