Suap impor daging sapi yang menjerat
LHI,walaupun sebenarnya kasus ini belum benar-benar terbukti.Emang sih
ada uang yang disita yang KATANYA uang itu untuk menyuap LHI.bisakah
dalil KATANYA bisa jadi alat bukti untuk memvonis seseorang
bersalah??tentu kita belum lupa dengan kasus serupa yang menjerat
pimpinan KPK bibit-candra yang KATANYA mau disuap ama si AW,mari lihat
perlakuan antara kedua kasus tersebut:
1. Kasus bibit-candra
dimulai dari tertangkap tangannya ari muladi (kacung AW) yang KATANYA
Mau menyuap bibit-candra,apa reaksi masyarakat??tentu marah dan
menjelek-jelekkan pihak kepolisian,tapi perlakuan berbeda terhadap kasus
LHI mengapa??karena KPK itu malaikat yang tak pernah salah.
2. Saat bibit-candra sudah jadi tersangka (belum
ditahan) mereka bebas melakukan roadshow jumpa pers dimana-mana tapi
perlakuan berbeda saat LHI jadi tersangka,saat jumpa pers dgn kader saja dilarang dan waktunya di cut.
3. Saat
bibit-candra ditahan polisi masyarakat ramai2 demo dan menghina korps
kepolisian karena menahan “MALAIKAT” yang tak mungkin salah,perlakuan
berbeda ketika LHI ditahan banyak kacung2 parpol langsung menghakimi
yang bersangkutan adalah koruptor
4.akhirnya bibit-candra bebas
karena diponering dan SP3 tanpa persidangan dgn alasan yang bersangkutan
tidak menerima suap dan yg tertangkap tangan bukan mereka,apa bedanya
dgn LHI toh hanya pengakuan AF saja akan menyuap belum tentu LHI mau
menerima.
Itulah analisa saya untuk sekedar mengingatkan kita agar tidak
langsung memvonis seseorang bersalah sebelum ada proses hukum yg
berlaku.saya yakin suara-suara yang menghina dan mencaci LHI adalah
orang awam yang tidak mengerti hukum dan politik yang santun.
Oleh : Sutaryo Pujakesuma
jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu
Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar