Mendung nampak menyelimuti langit Kota Semarang, Senin (18/02) siang,
saat segenap kader PKS Kota Semarang mengiringi kepergian salah satu
ustadznya ke peristirahatan terkahir di Pemakaman Umum Sambiroto
Semarang. Bersamaan dengan itu rasa kesedihan yang mendalam begitu
dirasakan oleh para kader dakwah se-Kota Semarang. Hari ini dakwah
kehilangan salah satu ustadz yang menjadi tokoh, murobbi, dan sekaligus
inspirasi bagi para kader dakwah di Semarang.
Ustadz Dedy Wirastyo, Ustadz yang sehari-harinya mengemban amanah
sebagai Ketua Cabang Dakwah (KCD) IV Dewan Pengurus Daerah (DPD) PKS
Kota Semarang tersebut menghembuskan nafasnya yang terakhir sekitar
pukul 03.00 WIB senin dini hari, menjelang sahur. Dengan kepergian salah
satu kader dakwah yang selama ini menjadi tulang punggung dakwah di
Kota Semarang tersebut, tentu banyak yang merasa kehilangan, dari
keluarga, kerabat, sampai dengan para aktivis dakwah yang sehari hari
menjadi saksi betapa pria ramah ini sangat gigih berjuang bersama PKS.
“Kemarin kami masih saling bertemu dan saling bersalaman saat bertemu di
Musyawarah Kerja Daerah (Muskerda) PKS Kota Semarang, beliau juga duduk
disamping saya,” kenang Tri Hartanto, salah satu pengurus DPD PKS Kota
Semarang.
Suami dari Dwiyanti Handayani ini adalah ustadz yang menjadi panutan
bagi keluarga, sekaligus menjadi mas’ul dakwah di cabang Dakwah IV,
sehingga kehilangan sosok qiyadah tentu menjadi satu hal yang berat
dirasakan oleh para akktivis dakwah, terkhusus di wilayah Semarang.
“Beliau adalah sosok yang sholeh dan menjadi panutan banyak orang,” kata
Usep Badruzzaman, Sekretaris Umum DPD PKS Kota Semarang.
Kesaksian Mutarobbi
Rahmat El'azzam, salah satu mutarobbinya, saat mendengar kabar 'kepergian' ustadz Dedy, via akun twitternya bertutur:
Ustadz ramah ini murobbi saya. Beliau petingi Sriboga, 1 bulan bisa 2x ke LN. Kami selalu dapat oleh-oleh.
Ustadz Dedy ini insyaalloh meninggal dalam Husnul Khathimah, bayangkan beliau wafat pas mau sahur buat shaum sunnah tadi pagi.
Beliau rajin banget shaum sunnah. Saat ana masih liqo sama beliau, selalu beliau perhatikan kehidupan kami.
Beliau support pernikahan ana ga hanya support moral, tapi juga material. dan semua binaannya juga gitu.
Sayangnya pas ana mutasi gak sempat ngadain Liqo wada, perpisahan. So sejak akhir 2011 blum pernah ketemu. Semoga amalnya diterima.
Selamat jalan ustadz Dedy, kami semua menjadi saksi atas kesabaran, ketekunan dan ketelatenan mu didalam dakwah ini.
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ،
وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ،
وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ
الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا
مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ،
وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ
Ya Allah, Ampunilah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempat-kanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri yang lebih baik daripada istrinya, dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka.”
*pksjateng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar