jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Senin, 18 Februari 2013

Mensos Penuhi Janji Buatkan Rumah Untuk Mak Yati

Mak Yati, pemulung yang menabung selama tiga tahun untuk berkurban dua ekor kambing saat Idul Adha, mendapatkan balasan yang berlipat. Kementerian Sosial membuatkan rumah untuk Mak Yati di Pasuruan, Jatim.

Rumah tersebut berada di kampung halaman Mak Yati di Purwosari, Pasuruan. Rumah bercat putih dan hijau ini ini memiliki luas tanah 100 meter persegi, dengan luas bangunan 45 meter persegi.

"Bapak dan Ibu saya tak tahu harus bagimana membalasnya, banyak terimakasih untuk pemberian Bapak semoga diberi panjang umur,"
kata Mak Yati yang mengenakan jilbab abu-abu dan kemeja lengan panjang warna merah di kantor Kementerian Sosial, Jl Salemba Raya, Jakarta, Senin (18/2/2013). Mak Yati bisa melihat rumah barunya itu lewat slide yang ditunjukkan.

Rencanaya Mak Yati dan suaminya akan diberangkatkan ke kampung halamannya oleh Kementerian Sosial dengan menggunakan kereta dari Gambir pada pukul 17.00 WIB. Selain rumah, Mak Yati juga diberi uang bertahan hidup selama 3 bulan sebesar Rp 2,8 juta dan diberi modal usaha.

Mak Yati mengaku kapok datang ke Jakarta. Setelah di kampung dia akan mejadi petani. "Percuma kalau balik ke Jakarta, tidak ada kemajuan. Saya mau bertanam jagung," katanya.

Menteri Sosial Salim Segaf Al Djufri memberi apresiasi kepada Mak Yati karena meski hidup kekurangan tetap bertekat memberikan kontribusi untuk orang lain dengan menyembelih kambing kurban.

"Yang miskin saja mau memberikan kontribusi ke orang lain, sebenarnya kasihan tapi juga banga. Kita mempunyai sekian banyak orang miskin tapi jiwanya kaya," pujinya.

Mak Yati dan suaminya berkurban dua kambing pada Idul Adha 26 Oktober 2012 lalu. Keduanya mengumpulkan dana untuk membeli kambing sejak tiga tahun silam dari hasil mengumpulkan botol bekas dan barang lainnya. Kisah keduanya membuat haru para pengurus masjid dan menarik simpati Mensos.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar